Thirty Five

120K 7.4K 317
                                    

Jam sudah menunjukan tengah malam, seluruh kelompok masih berpencar.

Arga, Genta dan Dira terus berkeliling tanpa sadar ada yang kurang.

"Kita temuin yang lain aja."

Mereka berkumpul dengan kelompok dan mengumpulkan kain putih yang mereka dapat.

"Okee, kayaknya ini kain kita, paling banyak deh."Ucap Ira.

"Yaudah kita ke pos."Usul Arga.

"Kuy lah."

Mereka ke pos bersama sama dan mengumpulkan kain putih pada Pak Heri.

"Oke, ini banyak sekali, Bagus Bagus."Ucap Pak Heri.

"Sekarang kalian kembali ke tenda."

"Airin kita lanjut tidur yah, masih jam setengah satu."Ucap Dira.

"....."

Tak ada sahutan, semua saling pandang.

Arga mendadak kaku, jantung tiba tiba berdegub tak karuan.

"AIRINN."Teriak Dira Heboh.

"AIRINN DIMANA?!"tangis Dira hampir pecah.

"Kan Airin sama Kalian."Sahut Boby.

"Dir, Airin dari tadi disamping lo kan."Tanya Arga penuh penekanan, tatapannya sungguh menakutkan.

"I.... Iya, tapi tadii kan kita cari kain gu...Gue pikir dia disamping gue."Sahut Dira.

"Ga, tenang dulu."Ucap Genta.

"GIMANA GUE BISA TENAG, CEWE GUE HILANG DI DALEM."Teriak Arga tak terkendali.

Arga mengacak rambutnya.

"ARGHHH, BANGSATT."Umpat Arga, berlari kembali masuk ke Hutan.

"Argaa, woii."Teriak Genta.

Dira hendak ikut tapi dicegah genta.

"Lo disini, kalo lo ikut cari, dan lo hilang, gue gak mau itu terjadi."

"Tapii, Airinnnn... hikss gue bodoh bangett."Tangis Dira.

Genta memeluk Dira."Kita bakal temuin Airin."

"Anak anak yang ada disini, kita cari tapi jangan kasih tau dulu info ini sama yang lain."Ucap Pak Heri.

"Takutnya semua malah pada pencar dan gak terkndali."Lanjutnya.

"Jangan khawatir saya penanggungjawabnya, kita cari Airin."Ucap Pak Heri.

"Baiklah."

****
Arga terus mencari Airin ditengah Hutan, dia sudah mengelilingi hutan, Tanpa tau arah.

"AIRINN."Teriak Arga.

Jantung Arga berdegup kencang, dia sangat khawatir dengan Airin.

"Lo masih marah sama gue,kecewa sama gue?, tapi jangan hukum gue dengan cara ini."

Airin memejamkan matanya, dia rasanya sudah tidak kuat,pengangan tangannya pada tanaman jalar sudah mulai mengendur.

Tangan Airin memerah,Celana Airin dibagian lutut robek dan darah di lututnya tidak mau berhenti.

Pipi Airin pun tergores ranting,badannya terasa remuk akibat bergesekan dengan batuan tajam.

"Gue udah gak kuat."Ringis Airin.

"Hikss....hiksss mama tolongin Airin."

"Argaa."Gumam Airin.

Airin berusaha mempertahankan kesadarannya.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang