Sixty-Six

168K 7.7K 1.6K
                                    

Keesokan harinya, puku 5 subuh, Ruangan UGD masih Tertutup, lampu masih menyala.

Fernan dan Diana duduk menanti dengan perasaan tak tenang.

"Pahh, kenapa belum keluar."Panik Diana.

"Dokter sedang berusaha."

Arga datang bersama Genta juga Dira, dan disusul Verel,Zarel.

"Om,Tante, gimana?"Tanya Dira.

Fernan Menggeleng.

Arga menatap ruangan didepannya.

Gadisnya sedang berjuang dengan hidupnya.

Arga mengusap wajahnya kasar.

Verel dan Zarel juga Genta menepuk pundak sahabatnya.

"Sabar bro."

Beberapa jam Kemudia, Dokter keluar.

Semua segera berdiri.

"Dokkk gimana Putri saya?"Tanya Fernan.

Dokter itu melepas jasnya dan menghela nafas.

Semua yang ada disitu menatap wajah dokter dengan jantung berdegup kencang.

"Jawab dok!"Kesal Arga.

Verel menahan Arga yang emosi.

"Maaf pak, kami sudah berusaha sebaik mungkin, sekarang hanya doa yang bisa kita lakukan."Ucap Sang Dokter.

"Dikarenakan ada luka dalam, juga pendarahan pada kepalanya."Ucap Sang Dokter.

Diana menggeleng."Dokter jangan boong, Saya akan bayar berapapun asal anak saya kembali!"

Fernan menenangkan istrinya membawanya menjauh.

"Arghhhhh, Shit!"Umpat Arga.

"Saya gak mau tau,Airin Harus sadar."Ucap Arga menggebu.

Verel dan Zarel membawa Arga menjauh, sedangkan Genta memeluk Dira yang menangis.

"Gue yakin Airin bakal sadar."Ucap Zarel.

"Airin gak akan pergi, gue mau jelasin semua!"Arga melampiaskan emosinya dengan memukul tembok rumah sakit.

"Kami akan memindahkan Pasien ke ruangan ICU."Ucap Sang Dokter.

"Jika ingin menemui pasien harap bergantian."Ucap Dokter lagi.

"Nak, kamu yang duluan masuk."Ucap Diana.

Wajah Arga hampa, dia memakai pakaian khusus dan masuk kedalam.

Membuka pintu perlahan,Tatapannya menatap gadis yang terbujur dengan berbagai alat medis.

Hening, hanya terdengar suara EKG.

Arga berdiri disamping tempat tidur Airin.

Lidahnya kelu.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang