Fifty-One

116K 6.1K 237
                                    

Sifatmu seperti bunglon, berubah ubah sesuai keadaan dan situasi. Sulit ku pahami, apa yang kamu rasakan sebenarnya.
Membuatku bingung harus,
pergi atau tetap bertahan.

Airin Putri Fernandes.

*****
Matahari dengan cepatnya menenggelamkan dirinya,kali ini senja tidak menghiasi langit, hanya langit yang mendung gelap gulita.


Semua segera pulang kerumahnya masing masing, berbeda dengan Arga yang masih berlari mencari Airin, di setiap kelas, Gudang.

"Airin lo dimana sih?"Gumam Arga menghentikan langkahnya didepan kamar mandi perempuan.

Keberuntungan, ada dua cewe yang baru keluar, Arga segera menghentikan keduanya.

"Ada cewe lagi didalem."Tanya Arga dengan wajah datar andalannya.

Sedangkan Arga bertanya tepat kepada Adik kelas.

Kedua adik kelas itu terdiam menahan nafas.

"Ka... Kakak ta.... Ta tanya sama kita."Ucap Salah satunya yang sadar dengan cepat.

"Ya."

"Emm gak ada kak, udah sepi."Sahutnya malu malu dengan pipi merona.

Arga menghela nafas dan pergi begitu saja.

"AAA DEMI APA, DIA TANYA SAMA GUE."Teriak Adik kelas itu, sedang teman yang satunya masih menahan nafas.

"Woii nafas, Anjirr."

Arga menaiki tangga satu persatu, membuka setiap kelas, sampai dia melihat seorang cowo sendirian yang berdiri didepan kamar mandi cewe, berdiri membelakangi tempatnya berdiri sekarang.

Koridor atas sangat sepi.

Arga memincingkan matanya perlahan mendekati cowo itu.

"Ada orang didalam?"Ucap Cowo itu.

"Gara?"Panggil Arga tak yakin.

Dan ternyata cowo itu menoleh."Arga."

"Lo ngapain disini."Ujar Arga sinis.

"Gue yang bertanggungjawab samma acara ini, jadi gue lagi ngecek seluruh sekolah."Sahut Gara.

"La trus lo ngapain kesini, bukannya waktunya lo ngerayain kemenangan lo?"Tanya Gara.

Arga menggeleng.

Ditengah perbincangan keduanya didalam kamar mandi, Airin sudah menguras Air matanya, lemas satu kata yang mewakili Airin sekarang.

Bahkan untuk berbicara saja rasanya lemas.

"Shhhh,kepala gue."Cicit Airin pelan, Kepalanya benar benar serasa ingin pecah,sudah dijambak ditambah dia menangis  menambah pening kepalanya.

"Tolongin gue,hiksss."Airin berucap tanpa suara, dia memegang kepalanya, dan masih terduduk.

Airin mendengar suara dari luar, dia mengenali suara itu.

"Ar...... "

Airin menarik nafasnya mengumpulkan tenaganya.

"Argaa."

"Woii ada orang didalemm."Heboh Gara.

Sedangkan Arga membeku ditempatnya, tubuhnya serasa tersihir mendengan suara itu memanggil namanya, jantungnya berpacau dua kali lebih cepat.

Gara sudah berusaha mendobrak pintu kamar mandi.

"Siapa yang ngunci sih."Dumel Gara.

"AIRIN NGEJAUH DARI PINTU."Tegas Arga.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang