Sixty-Four

129K 6.8K 240
                                    

Sekolah tetap seperti biasa, Arga berangkat pagi pagi menuju kelas Airin,menunggu didepan kelas sampai semua masuk. Tak ada tanda tanda Airin datang.

Dia melihat Dira berjalan sendirian, Arga hendak bertanya tapi dengan cepat Dira masuk dan menutup pintu kelasnya.

"Gue harus cari informasi."Gumam Arga dia mengacak ngacak rambutnya.

Arga berjalan ke rooftop dia menenangkan dirinya sebentar.

"Ga."

Arga menoleh kala namanya dipanggil.

Wajahnya mengeras, tatapannya seperti ingin membunuh. Demi apa pun jika jika didepannya laki laki, dia akan membunuhnya saat ini juga.

"Aku minta maaf.'

Ara berdecih."Cih, setelah renana lo berhasil,lo minta maaf!"

Glaris menangis."Gue bener bener sayang sama lo."

"Tapi yang gue lihat lo itu obsesi!"

"Ga..... "

Arga meninggalakn Glaris begitu saja, niatnya ingin menenangkan diri malah terusik.

Langkahnya ditengah koridor terhenti melihat kedua orang tua Airin yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah

"Kenapa?"Bingung Arga.

Arga hendak menghampiri orang tua Airin, tapi Angga datang terlebih dahulu.

"Sebenarnya maksud lo apasih?!"

"Ck gak bakal paham!"Ketus Arga.

"Tapi gue bingung, lo tuh sebenernya sayang gak sih sama Airin, lo suruh Airin menjauh, tapi lo nyuruh gue buat jaga dia, dan lo kemana? Dan sekarang dia pergi lo nyariin."

"Gue tau perasaan Airin, dia bingung, mau cari tau tentang lo, sifat dingin lo menutupi semua buat dia susah."

"Sekarang lo jelasin deh sama gue."

"Minggir!"

Arga mengehela nafas kesal melihat orang tua Airin yang sudah pergi.

"Shit!"

"Cobalah buat terbuka."Ujar Angga dan meninggalkan Arga.

Arga terdiam dia bingung Mencari Airin, rumah Airin pun tertutup rapat.

Dari jauh Genta menatap sendu Arga."Sorry Bro."

"Genta, Airin milih penerbangan nanti jam 11 malam."Ucap Diram

"Serius bukannya besok?"Kaget Genta.

"Airin minta dimajuin."ucap Dira.

*****
Pukul 10 malam dengan cuaca mendung.

"Kamu yakin sayang?"Tanya Diana.

"Iya Mah. Mamah tenang aja."Ujar Airin.

"Airinnn ihhh kok cepet banget."Dira menghambur kepelukan sahabatnya.

"Hiksss.... Gue gak bisa lepas lo."Tangis Dira.

Airin ikut menangis."Jangan bikin gue berat, Dir."

Airin menatap Genta."Jaga Dira, Ta."

Genta mengangguk.

Disisi lain, Arga terus menghubungi Airin, juga mencari informasi, dia bahkan lupa dengan Makan dan istirahat.

Dia mencari Angga, Dira dan Genta, tapi tiga orang berpengaruh itu tidak ada dirumahnya.

"ARGHHHH."Arga frustasi dia menatap langit malam yang mendung, dia baru saja dari Rumah Genta, tapi nihil orangnya tidak ada juga tidak bisa dihubungi.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang