My Best Friend My love❤

9.2K 247 10
                                    

Ini cerita mengenai boyxboy dan boyslove yg homophobic jauh-jauh rii lapak gue.

Ini cerita Oneshoot pertama gue, typo di mana-mana, alur cerita acak-acakan, maklum masih abal-abal.

**Happy Reading**

"Kita ngapain ke sini, Tin?" tanya can.

"Rahasia!" jawab Tin.

"Sejak kapan kamu main rahasia-rahasiaan dengan ku bodoh!" kesel Can.

"Dasar bawel!" ujar Mean sambil menarik tangan Can.

Sedangkan Can hanya cemberut mendengar apa yang yang dikatakan oleh Tin.

"Aigooo, kamu memang seperti perempuan saja, Cantaloupe. Tidak pernah berubah." Omel Tin kepada Can.

"Ck. Aku ini laki-laki bukan perempuan bodoh!" kesal Can tidak terima dipanggil perempuan.

"Mana ada laki-laki cantik dan imut seperti dirimu?" ejek Tin.

"Aku itu, tampan! Bukan cantik! Sekali lagi kamu mengatakan cantik, ku bokem wajahmu biar kamu tambah jelek!" kesal Can kepada Tin.

"Aku itu, dari orok memang sudah tampan! Kamu aja yang buta, tidak pernah melihat ketampanan ku." Keukeuh Tin yang bangga akan wajah tampannya.

"Apanya yang tampan," sinis Can tidak terima.

"Aku itu memang tampan Cantaloupe!"

"Ishh, Tin." Pekik Can tidak terima dipanggil Cantaloupe.

Entah kenapa menyebut nama kecil Can yaitu Cantaloupe. Menjadi sebuah hobi buat Tin untuk menjahili Can. Karena memang Can paling tidak suka nama kecilnya itu disebut-sebut.

"Tin sebenarnya kita ngapain disini?"

"Nanti juga kamu tau Can,"

Mereka pun sampai di tempat tujuan mereka yaitu taman kota Bangkok. Sesampainya mereka di sana mereka langsung duduk berdampingan di kursi taman tersebut. Tiba-tiba hening seketika.

"Can ..." panggil Tin.

"Hmm."

"Bagaimana perasaanmu ketika bersama denganku?" tanya Tin.

Deg!

Seketika Can terdiam mendengar pertanyaan dari Tin.

"Perasaan apa maksudmu, Tin?"
tanya Can pura-pura tidak tahu.

"Apa yang kau rasakan ketika bersama denganku?" tanya Tin lagi dengan cepat.

"Yang jelas aku nyaman ketika bersama denganmu Tin. Kamu selalu ada di saat aku lagi butuh. Ke mana-mana kita selalu bersama, kamu selalu kasih apapun yang aku minta. Dan terima kasih untuk itu semua, aku bersyukur mempunyai sahabat yang pengertian seperti kamu, Tin." Terang Can.

"Can ..." panggil Tin.

"Hmm."

Tin memegang tangan Can. Tin merasa gugup. Entah kenapa Tin selalu merasa gugup ketika bersama Can. Tapi Tin tidak pernah merasa segugup ini, ketika dekat dengan Can. Apa mungkin ini karena menyangkut perasaan cintanya sama Can.
"Bagaimana kalau perasaanku lebih dari seorang sahabat, Can."

"A-apa maksudmu, tin?" tanya Can dengan suara agak sedikit bergetar.

"Can, aku menyukaimu. Jadilah pacarku, na ... na ...!" rengek Tin sambil memegang tangan Can.

Can sebenarnya sangat senang. Tapi rasa takutnya itu selalu mengalahkan rasa sayang dan rasa cintanya kepada Tin.

Can menepis tangan Tin lalu Can pun berdiri kemudian berlari meninggalkan Tin. Bukannya Can tidak menyukai Tin. Can juga sangat menyukai Tin, sama seperti Tin menyukai Can. Tapi Can menepis perasaan cintanya pada Tin karena Can tidak mau persahabatannya sama Tin yang telah dibangun selama Belasan tahun itu rusak karena rasa cintanya sama Tin.

Oneshoot (Meanplan_Tincan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang