Uhmm ... jadi menurut aku ini cerita paling aneh dan random dari aku.
I don't know why I write this :'(
Tapi aku harap kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik.Don't forget to vote and comments
.
.
.Aku ...
Hanya seseorang
Yang terlalu mencintainya
Yang terlalu menyayanginya
Hingga tak mampu merangkai kata di hadapannya
-Mean-Mean POV
Lagi. Hari ini aku lagi lagi melihatnya -Plan- duduk sendirian di pojok kelas dengan novel setebal kamus di atas meja. Hanya dengan memperhatikannya bisa membuat sebuah senyuman terlukis di wajahku. Mungkin terdengar bodoh, tapi aku ... aku jatuh cinta pada pria penyendiri itu. Cintaku padanya sangat besar hingga aku tidak mampu mengungkapkannya dan malah memperhatikannya dalam diam.
"Mean, sedang apa?"
Aku tersentak saat suara seorang wanita mengalun di telingaku. Aku langsung mengalihkan pandanganku dan melihat ke arah orang yang sudah mengganggu aktivitas 'mari menonton Plan'. Aku menghela nafas kasar saat melihat Ree. Wanita itu langsung duduk di sebelahku yang kosong dan mengalungkan tangannya di lenganku.
"Aku lapar, apa kau sudah makan, Mean?"
Aku melepaskan tangan Ree dan menatapnya tajam. "Berhenti bergelayut di lenganku.
Orang lain akan salah paham," ucapku tegas padanya.Ree itu gadis yang mengejar-ngejarku selama hampir 5 tahun terhitung dari masa sekolah. Ree benar-benar gigih hingga mengejarku sampai ke universitas ini, dan yah ... dia menggunakan koneksi untuk bisa masuk ke universitas ini. Jika mengandalkan otaknya, maka jangan harap dia bisa diterima di sini. Bukannya sombong, tapi universitas ini hanya menerima mahasiswa dengan kapasitas otak yang luar biasa.
"Siapa yang akan salah paham? Lagipula kau kan memang kekasihku."
Lagi. Ree lagi-lagi mengucapkan hal menjijikkan seperti itu dengan lantang, membuat orang-orang yang berada di kelas melirik kami. Aku tidak peduli pada yang lain, tapi aku peduli pada tanggapan Plan pada kami. Aku tidak ingin Plan salah paham, meskipun aku yakin dia tidak peduli sama sekali akan masalahku dengan Ree. Aku melirik ke arah Plan dan pria itu masih tetap membaca dengan tenang, tidak terusik dengan kebisingan di sekitarnya.
"Mean! Aku lapar. Ayo makan. Ibumu tadi meminta kita untuk makan bersama."
"Berhenti menghubungi ibuku dan memanfaatkan ibuku, Ree! Aku tidak pernah menyukaimu dan kau tau sendiri kalau aku tidak akan pernah menuruti keinginan orang tuaku untuk makan berdua denganmu! Kau benar-benar menjijikkan," ucapku kasar pada Ree.
Aku sudah tidak tahan padanya. Sungguh.
Ternyata teriakanku cukup keras, membuat orang-orang yang berada di kelas menatap kami. Aku bisa melihat dengan ekor mataku jika Plan juga ikut melirik ke arah kami. Aku mengacak rambutku kesal dan segera meninggalkan kelas. Mungkin akan lebih baik kalau aku bolos saja hari ini.
Mean POV End
.
.Plan POV
"Mean, sedang apa?"
Fokusku teralihkan saat mendengar suara Ree, gadis yang selama 2 tahun ini selalu masuk ke kelas kami dan membuat keributan. Sebenarnya aku tau apa yang membuatnya selalu datang kemari. Tentu saja alasannya adalah Mean Phiravich. Pria itu adalah pangeran di universitas ini, dia mempunyai banyak penggemar dan dicintai banyak wanita. Dan ... aku pun juga. Mencintainya dan mengaguminya seperti kebanyakan orang.
Tapi meskipun aku mencintainya, aku cukup tau diri untuk tidak mengharapkan lebih darinya. Aku ini bukan siapa-siapa jika dibandingkan Mean. Aku hanya seorang pria miskin yang yatim piatu yang bahkan tidak pernah mengetahui siapa orang tuaku. Aku tidak sebanding dengan Mean yang kaya raya dan juga aku tidak sebanding dengan Ree.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Short StoryKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction