Masih dalam cerita yang sama. Maiding dan Anziyan. Tapi ini kelanjutan keduanya.Plan tengah makan sendirian di kantin. Mean tidak bisa menemani karena ada urusan. Plan pergi dari kantin itu. Ia kini tengah duduk di kelasnya. Tiba-tiba ada seorang gadis yang mencarinya dan menyuruhnya ke suatu tempat.
Plan pun pergi ke tempat yang gadis itu katakan. Saat sampai di sana, ada seorang perempuan yang menunggunya. Ia kenal perempuan itu. Itu adalah kakak perempuan Mean. Karena beberapa hari yang lalu kakaknya Mean datang ke rumah Mean dan saat itu Plan tengah berada di sana. Itu saat malam natal dan Mean dan Plan menghabiskan malam mereka di sana. Dan paginya sang kakak datang dan melihat Mean dan Plan tengah tidur berdua di sofa milik mereka sambil bercumbu mesra.
Kakaknya Mean terlihat marah. Plan dengan cepat memperbaiki pakaiannya. Mean terlihat tidak peduli dengan sang kakak karena mereka memang tidak akur. Sang kakak lebih sering mengatur hidupnya dan suka mengawasinya dan Mean tidak suka itu.
"Berapa yang kau mau agar kau mau meninggalkan adikku?" tanya Jinjing kakaknya Mean.
"Apa maksud phi?" tanya Plan tidak percaya.
"Tidak usah sok polos. Aku tahu orang seperti kalian mendekati adikku karena uang. Ya, 'kan?"
"Aku tulus mencintai Mean. Bukan karena uang. Aku tahu dia memang kaya tapi aku tidak mau uangnya,"
"Pria seperti kamu itu aku sudah kenal betul bagaimana sifat kalian. Jadi tidak usah berpura-pura padaku. Cepat katakan kau mau berapa?"
Plan berkaca-kaca. Sungguh ia tidak seperti yang kakak Mean katakan. Ia memang tulus mencintai Mean.
Hari ini Mean dan Plan berada di sebuah kadang kuda. Mereka sedang melihat-lihat kuda mana yang akan mereka pilih lalu mereka naiki.
Plan sengaja memilih kuda karena ia ingin menghilangkan sejenak pikirannya yang kalut yang disebabkan oleh kakaknya Mean.
Setelah selesai memilih kuda, mereka keluar sambil memegang tali kuda di tangan mereka. Dan di samping mereka ada pak pelatih yang akan memberikan instruksi kepada mereka.
Oh, rupanya Mean cuma bermain kuda sebentar karena ia takut melihat sang kekasih sampai jatuh dari atas kuda.
Plan masih pemula berbeda dengan dirinya yang selalu diajarkan dari kecil oleh keluarganya untuk menaiki kuda. Mean bahkan sering berlomba bersama sang kakek dulu tapi semenjak dia masuk kuliah dia jarang bermain kuda bersama sang kakek.
Mean takut melihat Plan sampai jatuh karena itulah dia lebih memilih untuk memegang tali sang kuda dan membiarkan Plan di atas kuda.
Mereka berjalan beriringan sambil bercerita. Dan saat sudah sampai di kandang mereka pun berhenti dan pulang.
Saat ini Plan sedang berada di kantin dan dia baru saja menerima sms dari Mean. Ia buru-buru menyelesaikan makannya dan segera berlari dari tempat itu.
Plan sampai di rumah Mean. Tadi Mean menyuruhnya datang ke rumahnya karena ada hal penting yang ingin dia tunjukkan kepada Plan.
Plan terus saja memanggil Mean tapi tidak ada suara. Plan masuk di kamar Mean dan pintu itu ditutup dari dalam oleh seseorang.
"Phi," suara Plan saat melihat siapa orang yang berada di kamar itu dan sekarang orang itu tengah mendorongnya ke atas ranjang.
"Aku menyukaimu. Karena itulah aku tidak suka melihatmu bersama adikku. Jadilah kekasihku," Jinjing menaiki tubuh Plan dan duduk di atasnya sambil membuka beberapa kancing baju Plan.
"Phi, apa yang kau lakukan?" tanya Plan panik.
"Tentu saja bercinta sayang," senyum Jinjing dengan smirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Historia CortaKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction