Aku mencintainya
Tidak peduli apa statusnya
Tapi aku juga sadar siapa diriku
Aku hanya pria miskin
Tapi hatiku memilihnya-Plan-
Mean Phiravich seorang pria dewasa yang berumur 33 tahun tapi ia juga seorang duda beranak satu. Ia baru saja ditinggal istrinya satu tahun yang lalu. Istrinya meninggal akibat pendarahan karena melahirkan putri mereka.
Gadis kecil itu diberi nama Juana Phiravich. Juana gadis yang cantik sama seperti ibunya Neena Phiravich. Tapi sayang usia pernikahan Mean dan Neena tidaklah bertahan lama karena Neena sudah keburu pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Dua tahun, hanya dua tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga mereka lalu sang istri sudah pergi meninggalkan Mean dan putrinya.
Mean sadar ia tidak mungkin terus bersedih dan menangisi istrinya itu. Ia masih mempunyai ibu dan putrinya yang harus ia jaga. Ia pun berusaha mengikhlaskan kepergian istrinya dengan berat hati.
Karena Mean takut untuk menyentuh putrinya yang teramat masih kecil atau rentan itu akhirnya ia pun meminta bantuan sang ibu untuk membantunya untuk mengurus putrinya itu.
Selama lima tahun Irene lah yang merawat cucunya, sedangkan Mean ia sibuk bekerja di kantor. Sesekali ia selalu meluangkan waktunya untuk bolak balik kantor dan rumah untuk menemui sang buah hati. Tapi ketika ibunya jatuh sakit Mean terpaksa harus menyewa baby sister untuk mengurus sang putri tersayangnya itu.
Mean sudah coba untuk menyewa beberapa orang untuk mengurus putrinya itu tapi tidak ada yang cocok. Putrinya itu selalu saja menangis dan mau tidak mau ia harus meluangkan waktunya untuk mengurus sang putri.
Seperti hari ini, Juana terus saja menangis sedari tadi. Ia tidak membiarkan ayahnya untuk pergi ke kantor. Sedangkan ibunya masih lemah di kamar belum bisa terlalu banyak bergerak.
Semenjak ditinggal oleh ayahnya beberapa tahun yang lalu dialah yang mengurus perusahaan ayahnya itu.
"Hiks ... hiks ..." tangis Juana.
Mean pusing. Putrinya terus saja menangis sedangkan ia harus segera ke kantor karena ia akan ada meeting satu jam lagi.
"Sayang diamlah," ujar Mean memeluk putrinya itu.
"Tuan biarkan saya yang mengurus Non Juana, tuan berangkat saja ke kantor," ucap maid yang bernama bi Ijah.
"Hiks ... hiks ..." tangis Juana. "Tidak mau! Ana mau sama papa!" ucap Juana. Ia langsung memeluk leher ayahnya dengan sangat erat.
"Tapi papa harus ke kantor sayang," ucap Mean sambil mengelus punggung putrinya itu.
"Tidak boleh! Hiks ... hiks ..."
"Gadis cantik tidak boleh menangis," ucap bi Ijah menenangkan putri tuannya itu.
"Bibi, apakah bibi bisa membantuku mencari seseorang yang bisa mengurus putriku?"
"Saya tidak tahu harus mencari ke mana, tuan. Tapi saya punya seorang keponakan yang baru saja datang dari kampung,"
"Bawalah dia ke sini bi,"
"Tapi tuan,"
"Tapi apa, bi? Aku betul-betul membutuhkan seseorang untuk membantuku mengurus putriku. Berapapun dia minta akan ku kasih asal dia mampu membuat putriku nyaman."
"Saya takut tuan tidak suka," ucap bi Ijah lemah.
"Bi, aku membutuhkan orang. Yang menentukan suka dan tidak suka itu putriku bukan diriku. Aku hanya butuh orang yang mampu mengurus putriku itu saja bi."
"Baiklah tuan. Besok aku akan membawanya datang ia sedang berada di rumahku. Ia juga membutuhkan pekerjaan untuk membantu biaya sekolah kedua adiknya yang ada di kampung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Short StoryKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction