Brandal Sekolah

2K 156 66
                                    

Sorry for typo don't forget to vote and comment.

Sorry kalau ceritanya masih gaje
🙏🙏
Tapi sebelum kalian baca siapkan mata yang kuat karena ceritanya super duper panjang😊😊

**Happy Reading**

Terlihat 3 pemuda tampan sedang berada di lapangan basket, pasalnya mereka baru saja selesai bermain basket. Mereka terlihat begitu kepanasan dan kehausan, bagaimana tidak? Terik matahari hari itu begitu panas.

"Hey, kamu?" teriak dua pria tampan itu secara bersamaan.

Pria yang dipanggil itu pun cuma menurut saja, menundukkan kepalanya sambil berjalan ke arah sumber suara. "Maaf, apa tadi phi memanggilku?" tanya pria yang merasa dipanggil itu.

"Ck. Bukankah tadi kamu sudah dengar?" bentak pria satunya lagi. Karena pria yang satu ini sedari tadi hanya diam saja tidak ikut kedua sahabatnya yang berteriak.

"Maaf phi ... aku kira tadi phi tidak memanggilku?" mohon orang yang bernama tag Plan itu.

Yaa orang yang dipanggil tadi adalah Plan Rathavit.

"Emangnya ada orang lain yang berada disini?" ketus pria tadi.

Plan pun melihat sekeliling dan benar tidak ada orang di sana hanya dirinya seorang. "Hehe, maaf phi." Cengirnya.

"Aku haus," katanya lagi.

Pria yang dipanggil ini pun cuma mengernyitkan alisnya bingung.

"Hei, aku haus!" bentaknya lagi.

Plan kaget dan langsung terlonjak dari tempatnya.

"Apa hubungannya denganku?!" tanya Plan dengan suara kesal karena ia masih memegang dadanya dengan tangannya.

"Yak. Apa kau budek, hahhh ...? Aku bilang aku haus, apa kau tak mendengarku!" suara pria itu sedikit meninggi.

"Aku dengar, jadi tidak usah teriak-teriak!" ujar Plan tapi ada nada kesal di setiap ucapannya.

"Nah kalau kamu dengar, kenapa kamu bertanya lagi?" kini salah satu dari kedua pria tampan itu yang bicara.

"Terus mau kalian apa?" ujar Plan dengan nada kesal.

"Belikan aku minuman," kata pria dingin itu.

"K-kenapa? Kenapa harus aku?" tanya Plan tidak percaya.

"Aku tidak mau tau! Pokoknya kamu harus membelikan kami minuman. Atau kamu mau ak--?"

Belum sempat Plan protes Mean sudah melanjutkan kata-katanya.
"Aku mau kamu membelikan kami minuman ini, ini dan ini," katanya sambil menghitung jarinya satu persatu.

Plan cuma membulatkan matanya tak percaya.

"Apa? Aku tidak mau!" kata Plan sambil berjalan melangkahkan kakinya bermaksud meninggalkan orang yang di depannya itu.

Tapi dengan sigap tangan kekar itu mencekal lengan Plan.

"Lepaskan!" kata Plan dengan nada jengkel.

"Ikut denganku!" bentak pria dingin itu.

Sedangkan kedua temannya itu hanya mengikuti dari belakang tanpa mau mengeluarkan kata sepatah pun.

Mereka akhirnya sampai di sebuah Supermarket, di situ Mean memilih minuman yang dia mau. Dan menyuruh kedua temannya untuk mengambilnya juga. Setelah selesai mengambil apa yang mereka mau akhirnya Mean dan teman-temannya pun pergi dan menyuruh Plan untuk membayar minuman itu di kasir.

Belum sempat Plan protes, pemilik kasir itu sudah menagihnya dan dengan terpaksa Plan pun membayarnya dengan beberapa lembar bath sambil tak henti-hentinya bibirnya berkomat kamit. "Sial apa aku hari ini," gumamnya.

Oneshoot (Meanplan_Tincan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang