Sorry for typo, don't forget to vote and comment.Aku pun ragu dengan cerita ku ini apakah nyambung apa tidaknya. Jadi maaf kalau tidak berkenan🙏🙏😊😊😊
_______________
Terlihat seorang anak kecil yang sedang meringis kesakitan. Ia sedang diganggu oleh kawan-kawannya. Bocah berumur 10 tahun tahun itu, terus saja menangis sedari tadi. Bahkan teman-temannya terus saja mengganggunya padahal ia tidak berbuat apa-apa.
Plan Rathavit. Dia adalah bocah culun dan cupu menurut teman-temannya itu. Tadinya ia sedang duduk manis sambil membaca buku sendirian di taman sekolah, tetapi kawanan itu tiba-tiba datang mengganggunya. Bukan cuma sekarang ia diganggu, tetapi setiap hari. Bahkan, setiap hari pula ia harus menangis.
Entah kenapa, kawanan murid tersebut seakan tidak suka kepadanya. Apakah karena ia cupu? Atau karena ia culun?
Hey, bukan keinginan Plan untuk seperti itu. Sebenarnya ia bukanlah cupu ataupun culun, ia hanya hobi membaca buku sendirian tanpa ingin diganggu. Bahkan kalau ia merapikan penampilannya, anak gadis pasti kalah akan kecantikannya, tapi sayang ia adalah anak laki-laki. Ia hanya tidak ingin membuang-buang waktunya hanya untuk waktu yang sia-sia. Lebih baik waktunya ia gunakan untuk belajar dan belajar karena dengan begitu ia akan membuat kedua orang tuanya bangga terhadapnya. Daripada harus terlihat sok keren tapi otak nihil, begitulah menurut Plan Rathavit.
"Hay, cupu!" panggil murid tersebut.
Plan pun berhenti dari aktivitas, membacanya! Dan ia hendak pergi dari tempat itu tetapi, ketika ia hendak mahu jalan, ia malah didorong dari belakang. Plan langsung tersungkur di tempatnya, bahkan tangannya pun lecet. Tapi ia tidak menangis, ia terlalu sering mengeluarkan air matanya selama ini.
Plan pun mengusap tangannya dan hendak mengambil buku-bukunya yang berserakan. Tapi belum sempat ia mengambil bukunya, ia didorong lagi oleh murid-murid tersebut. Bahkan, kaca matanya pun langsung terjatuh dan detik itu juga kaca matanya langsung diambil oleh bocah-bocah tersebut.
Bocah-bocah itu langsung tertawa melihat temannya, kesakitan.
"Seharusnya kamu tidak berada di sini!" ujar bocah nakal tersebut.
"Ayo kawan, kita pergi dari sini." Ajak bocah yang bernama lengkap Mean Phiravich tersebut.
Ya, bocah-bocah yang suka mengganggu Plan itu adalah Mean dan teman-temannya. Mereka berempat yaitu Mean, Perth, Title dan juga Mark, selalu saja mengganggu Plan setiap hari.
Lalu mereka pun meninggalkan Plan yang sedang memungut bukunya. Plan meremas kuat bukunya.
Sebenarnya Plan sangat mengidolakan seorang Mean. Karena itulah ia tidak pernah melawan ataupun mengadukan apa yang telah dilakukan oleh Mean dan teman-temannya terhadapnya.
Semenjak kejadian itu, Plan tidak pernah masuk lagi ke sekolahnya, bahkan keempat bocah itu terlihat kesepian karena tidak melihat Plan dan tidak ada lagi yang mereka ganggu.
Mean sengaja mengganggu Plan, karena yang ia lihat setiap hari anak itu selalu saja berkutat dengan buku-bukunya di taman tanpa mau berbaur dengan yang lainnya. Ia tau caranya salah, tapi dengan begitu ia berharap bocah itu mau melihatnya.
Akhirnya ide untuk mengganggunya pun muncul, itu hanya sebagai alasan Mean supaya Plan mau melihatnya. Sebenarnya, bukanlah Mean yang suka mengganggu Plan tapi Perth. Ya ... Perth lah yang suka menjahili Plan sedangkan Mean lebih ke Plan, melihatnya dalam diam tapi karena diajak oleh teman-temannya, mau tidak mau Mean pun ikut andil dalam mengganggu Plan.
Tapi semenjak kepergian Plan hati Mean kosong, ia tidak pernah melihat Plan lagi dan itu membuatnya sesak. Ia bahkan sering duduk di taman tempat Plan biasa membaca buku. Hey... ia kehilangan sosok chubby yang suka membawa buku itu, itupun karena ulahnya dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Short StoryKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction