New York City 2010Terlihat dua bocah berumur delapan dan sepuluh tahun sedang saling mengejar. Bocah yang paling kecil itu, terus saja mengejar bocah yang berumur sepuluh tahun tersebut. Sedari tadi, bocah kecil itu terus saja melempari bocah berumur sepuluh tahun tersebut dengan salju.
"Yakkk ... Plan, hentikan!" teriak Mean.
Plan menggeleng. "Siapa suruh tidak mau menemaniku membuat Snowman!" sungutnya.
Ya, kedua bocah tersebut adalah Mean Phiravich dan Plan Rathavit. Mereka adalah tetangga rumah. Karena itulah, setiap hari mereka selalu bersama. Sedari tadi, Plan terus saja memaksa Mean untuk menemaninya membuat Snowman. Tapi, berhubung Mean tidak menyukai salju, ia pun tidak mau menemani Plan.
Karena tidak bisa mengejar Mean, akhirnya Plan pun menangis. "Huweee ..." tangis Plan.
Spontan, Mean langsung berhenti. Ia pun berbalik dan menghampiri Plan. "Dasar cengeng!"
"Mommy ... Mean jahat!" teriak Plan memanggil, ibunya.
"Yak! Kenapa memanggil mommy!" kesel Mean sambil membekap mulut Plan. Kedua keluarga itu pun langsung keluar.
"Kamu kenapa sayang?" suara nyonya Rathavit dari arah pintu.
"Tidak ada apa-apa kok, mommy ..." ujar Mean kepada Ibunya, Plan.
"B-bohong m-mommy! M-mean
j-jahat!" suara Plan terbata-bata, karena Mean masih membekap mulutnya."Astaga Mean! Apa yang kamu lakukan?" teriak nyonya Phiravich dari belakang punggung ibunya, Plan. Dan ia pun langsung berdecak pinggang di depan nyonya Rathavit.
Kedua keluarga itu sedang berkumpul di rumah orang tua Plan. Mereka sedang membahas mengenai apa yang mereka lakukan pas natal tiba.
Mean segera melepaskan bekapan tangannya dari mulut Plan. Otomatis Plan langsung berlari ke arah nyonya Phiravich, bukan ke arah ibunya.
"Mommy ... Mean jahat," adu Plan kepada nyonya Phiravich.
"Bohong, Mommy!" teriak Mean ke arah nyonya Rathavit. Mean pun langsung memeluk pinggang ibunya, Plan. "Tadi Plan menangis mommy, dan dia memanggil mommy. Karena itulah aku menutup mulut cemprengnya," jelas Mean sambil menunduk.
"Dia ... tidak mau bermain dengan ku mommy!" adu sekaligus tunjuk Plan ke arah Mean dengan tangannya.
"Ck. Anak ini!" kesel Mean.
"Sudah-sudah. Mean sebaiknya kamu bermain dengan Plan. Kalau tidak mommy jewer kupingmu," gertak nyonya Phiravich.
"Mommy ...!" kesel Mean.
"Horeee ..." girang Plan.
Kenapa Mean dan Plan memanggil kedua wanita tersebut dengan sebutan Mommy? Itu karena kedua keluarga itu bersahabat dari dulu. Kedua keluarga tersebut menganggap anak dari temannya tersebut sebagai putra kandung mereka. Bahkan kedua bocah itu sesekali menginap di rumah masing-masing.
Kedua wanita itu hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil sesekali tersenyum melihat tingkah kedua putra mereka.
Plan menarik tangan Mean untuk menemaninya membuat Snowman di depan pekarangan rumah mereka. Sedangkan Mean, dengan terpaksa mengikuti langkah Plan, karena ia tidak mau telinganya di jewer oleh ibunya karena membantah apa yang diucapkan ibunya. Lalu kedua wanita tersebut, meninggalkan anak-anak mereka di luar untuk bermain sesuka hati mereka.
"Mean ... ayo cepat jalan!" ujar Plan sambil menarik tangan Mean.
"...."
"Mean ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Short StoryKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction