Balik lagii, ini kelanjutan dari Part : 1 yaa .....
Owch yaa setiker mocnya maaf masih di pakai, soalnya part:1 aku ada pakai jadi pinjem untuk kali ini ajha yaa🙏🙏🙏
Sorry for typo, don't forget to vote and comment
________________
Part : 2
D-4
"Sayang, sampai kapan kau akan tidur?"
Suara Mean terdengar bagai alunan musik klasik untuk Plan. Bukannya bangun, Plan malah semakin merapatkan dirinya ke selimut.
"Bangun, pemalas."
Plan yang ditarik Mean akhirnya duduk di ranjang mereka. "Ada apa, Mean? ini masih pagi sekali."
"Ayo bangun. Kita akan ke Kanchanaburi hari ini. Kita akan menginap di sana. Bukankah kau bilang kau sangat merindukan kampung halamanmu?" tanya Mean.
Plan melebarkan matanya. "Kanchanaburi? Sekarang? Kita akan ke Kanchanaburi sekarang?" tanya Plan terkejut.
"Ya. Makanya cepat bangun. Aku dengar besok ada festival di desa tempat nenekmu tinggal. Aku mau mengajakmu ke sana selama dua hari satu malam. Mau?"
Plan mengangguk girang tapi kemudian raut wajahnya sedih.
"Ada apa?" tanya Mean.
"Hanya teringat nenek. Dulu nenek sangat suka menyuruhku pulang ke Kanchanaburi saat festival lampion berlangsung. Tidak terasa sudah bertahun-tahun nenek meninggalkan dunia ini. Aku merasa sedih sekarang."
Mean mendudukkan dirinya di sebelah Plan. "Tidak perlu sedih, sayang. Setiap pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan. Sama seperti nenek dan dirimu. Nenek sudah tidak ada di dunia ini lagi, tidak baik jika kau sedih seperti itu. Jika kau sedih maka nenek akan ikut sedih di atas sana."
Ucapan Mean bagaikan pukulan keras di dada Plan. Kekasihnya itu benar, setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Sama seperti dirinya dan Mean, dirinya dan neneknya. Mereka bertemu dan kemudian mereka berpisah. Hanya saja jauh di dalam hati Plan, dirinya masih tidak bisa menerima kenyataan jika Mean pergi karena dirinya. Hal itu yang membuatnya perpisahan mereka terasa menyedihkan.
"Jika aku merindukan nenek, apa yang harus kulakukan?" tanya Plan. Sebenarnya ini pertanyaan yang diajukan untuk Mean. Jika .... Plan merindukan Mean, apa yang harus Plan lakukan?
Mean melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Plan. "Jika kau merindukan nenek, maka kau bisa mengunjungi rumah nenek. Kau bisa mengunjungi makam nenek. Dan satu hal yang harus kau ingat, nenek selalu berada bersamamu. Di sini," tunjuk Mean di dada kiri Plan. "Nenek selalu berada dekat denganmu. Kau tidak bisa melihatnya tapi kau bisa merasakan nenek di sini."
Setelah Plan cukup tenang, Mean menepuk-nepuk pucuk kepala Plan. "Bersiaplah, kita akan berangkat dalam 1 jam."
.
.Perjalanan ke Kanchanaburi terasa menyenangkan. Mean dan Plan memutuskan untuk menggunakan kereta api. Mean malas menyetir sampai ke Kanchanaburi. Mereka berdua menghabiskan waktu dengan menonton film di ponsel, membaca novel dan sesekali berciuman mesra.
Sesampainya di Kanchanaburi, Mean dan Plan langsung mencari bus yang bisa mengantar mereka ke desa tempat nenek Plan tinggal. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang hampir 3 jam, mereka sampai di desa kecil tempat nenek Plan tinggal.
"Wahh .... tidak ada yang berubah dari desa ini, hanya sedikit lebih ramai dari dulu."
"Benarkah?" Plan mengangguk. "Ngomong-ngomong, sayang. Apa kau masih ingat dimana rumah nenekmu?" tanya Mean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Короткий рассказKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction