Di dalam sebuah restoran itu, di tengah-tengah hiruk pikuknya ramenya orang-orang yang sedang berlalu lalang, dua orang pria sedang merebutkan sebuah minuman.
Tadi, kedua pria ini secara bersamaan datang dan memesan minuman Bubble Tea. Dan kebetulan yang tersisa sisa tinggal satu gelas.
Si mungil ngotot tidak mau mengalah kepada si tampan. Bagi si mungil, minuman Bubble Tea adalah minuman favoritnya. Mendiang ayahnya setiap pulang dari kantor selalu memberikannya minuman tersebut. Ia selalu membelinya di tempat yang sama. Restoran Wish yang dikelola oleh phi New.
Karena itulah, si mungil itu ngotot tidak mau mengalah kepada si tampan. Karena menurut si mungil, minuman itu begitu bersejarah buatnya dan dia tidak akan mengalah untuk siapapun karena minuman itu juga adalah yang terakhir.
Begitupun si tampan. Dia tidak akan mengalah kepada pria mungil yang ada di depannya itu. Bagi si tampan, ini adalah kesempatan emasnya untuk mendapatkan gadis impiannya. Karena kalau dia tidak mendapatkan minuman ini, maka si gadis akan menolaknya. Karena itulah, si tampan ini ngotot juga tidak mau mengalah.
Kini, mereka berdua sama-sama memegang gelas minuman itu. Mereka saling tarik-menarik sambil mengatakan, 'Punyaku. Punyaku'. Kiri, kanan. Kiri, dan kanan. Begitu terus sebaliknya.
Selama hampir satu jam, mereka melakukan itu. Tidak ada kata lelah bagi mereka berdua.
Ponsel di kantong si mungil bergetar membuatnya harus menyerahkan minuman Bubble Tea nya kepada si tampan itu.
Si mungil atau biasa dipanggil Plan Rathavit ini segera bergegas meninggalkan restoran itu. Tujuannya cuma satu, rumah sakit. Tadi, sahabatnya Perth menelponnya dan mengatakan kalau ibunya masuk rumah sakit. Dia pingsan.
Si tampan alias Mean Phiravich ini mengernyit karena pria yang sempat merebutkan minuman dengannya itu tiba-tiba mengalah dan pergi dengan raut cemas di wajahnya.
Namun, Mean kembali tersenyum karena dia berhasil mendapatkan minuman yang dia inginkan. Masa bodoh dengan pria itu. Itu bukan urusannya. Yang terpenting dia sudah mendapatkan yang diinginkan gadis pujaannya itu. Bubble Tea.
Saat Mean sampai di tempat si gadis, Mean harus menelan pil pahit karena si gadis pujaan tengah berciuman dengan seorang pria yang bernama Jos Wayer.
Jos adalah sepupu Mean. Mean yang mencintai gadis itu, tapi gadis itu malah berciuman dengan sepupunya.
"Neena, apa maksud dari semua ini?" tanya Mean tidak percaya.
"Bukankah kau sudah lihat Mean. Apa yang kami lakukan," ujar Neena dengan sombongnya.
"Ini, aku berhasil memenuhi permintaanmu. Jadi tepati janjimu," ujar Mean.
Mean terpaksa berebut minuman itu dengan Plan karena Neena menjanjikannya akan menjadi Mean pacarnya kalau Mean berhasil membawakannya minuman Bubble Tea itu. Padahal itu hanyalah akal Neena agar tidak mengganggunya saat bercumbu dengan Jos.
Mean memang bodoh. Neena sudah sering menolaknya tapi Mean tetap saja masih mengejarnya. Bagi Mean, Neena adalah gadis tercantik dan tersexy yang pernah dia kenal. Jadi Mean harus mendapatkannya.
"Apa kau tidak lihat jam Mean. Kau telat satu jam lebih. Jadi perjanjian batal!" Neena menarik tangan Jos dan meninggalkan Mean sendirian di sana dengan amarah yang memuncak.
Menurut Mean, semua ini gara-gara pria itu. Kalau saja dia tidak bertemu atau berurusan dengannya tadi, mungkin sekarang dia dan Neena sudah jadian.
"Siapapun namamu, aku membencimu!" ujar Mean memukul tembok. Ia begitu marah kepada Plan karena semua salah Plan.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Meanplan_Tincan)
Short StoryKumpulan oneshoot #meanplan❤ #tincan ❤ #2wish💙💚 Mengandung 🔞+ jadi yang di bawah umur harap jauh-jauh. Tapi kalau nekat baca dosa di tanggung sendiri. Meanplan fanfiction