Prolog

4.4K 236 10
                                    

"Ga!"

Suaraku seharusnya cukup untuk membuatnya berpaling. Namun, Nagata masih juga tak bereaksi. Mau tak mau aku ikut menelusuri arah pandangannya.

Ternyata ia terpaku pada gadis cantik yang duduk sendirian di seberang meja kami. Cangkir kopi dan piring kecil yang sudah kosong tergeletak di depannya. Ia serius memperhatikan ponsel di tangan. Tak acuh pada suasana cafe yang ramai siang ini.

 Tak acuh pada suasana cafe yang ramai siang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu berambut ikal sebahu. Garis wajahnya lancip dengan hidung kecil yang mancung. Walaupun sebenarnya bibirnya terlalu tipis menurutku. Aku lebih suka gadis berbibir tebal. Lebih enak dipandang, dan digigit pastinya.

Celana pendeknya memperlihatkan betis dan separuh paha putih mulus nan jenjang. Blus sleveless kotak-kotak warna fuschia menampakkan lengan langsing yang juga semulus pahanya.

Aku menelan ludah. Membayangkan jika seandainya tanganku ikut menari-nari di bagian kakinya yang terpapar bebas. Merambat naik sampai ke pangkalnya.

"Siapa, Ga?"

Sial! Suaraku berubah serak.

Nagata menggeleng. "Nggak pernah lihat." Ia kemudian memandangku dengan penuh arti. "Berani nggak, lo Kei?"

"Ngapain?" Aku mengembuskan asap putih pelan-pelan. Menikmati batang beracun yang tinggal satu isapan.

"Kenalanlah! Emang mau ngapain?"

"Oh." Bibirku terangkat sebelah. "Lo mulai ngeremehin Master Kei, Ga?"

Nagata mencebik. "Taruhan, ya?"

"Boleh," sambarku cepat. Aku membuang puntung ke asbak di depanku. "Apa?"

"Gue traktir seminggu berturut-turut di sini kalo hari ini lo berhasil nganterin dia pulang."

"Oke." Keningku segera berkerut, "Lo sendiri ntar naik apa?"

Nagata mengedipkan sebelah mata. "Gampanglah itu!"

"Deal!"

Nagata tertawa pelan. Aku segera menyugar rambut ikalku agar tampak sedikit rapi. Sayang badanku sedikit bau asap rokok. Namun aku yakin, pesona Master Kei masih bisa meluluhkan hati gadis cantik di seberang meja.

Kehadiranku yang berdiri di sisi tak juga disadari olehnya. Gadis itu masih asyik memainkan ponsel di tangan.

Aku berdeham pendek. "Hai."

Benar seperti dugaanku, gadis itu langsung mengangkat kepalanya. "Ya?"

"Namaku Kei." Gadis itu mengerutkan keningnya.

Aku segera melanjutkan. "Maaf aku tidak bermaksud lancang. Aku sedang bertaruh dengan teman yang duduk di belakangku."

Mataku melirik ke arah Nagata. "Ia akan mentraktirku selama seminggu jika aku berhasil mengantarmu pulang hari ini."

Gadis itu tersenyum.

Aku memberinya isyarat untuk menutup mulut. "Mohon bantuannya. Nanti kalau aku berhasil memenangkan taruhan, ganti aku yang akan mentraktirmu di sini."

Gadis itu tertawa kecil. "Hai, Kei," balasnya ramah. "Aku Shirin."

Tangan Shirin terulur mengajak berjabat tangan. "Jadi, aku harus bersandiwara apa lagi supaya kamu bisa memenangkan taruhan?"

 "Jadi, aku harus bersandiwara apa lagi supaya kamu bisa memenangkan taruhan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________
Bismillah

A
16.03.2019
____________________________________

Hanami di Sumida [ COMPLETED ] - Seri: Love Will Find a Way (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang