Hanami di Sumida - 18. The New Kei was Born

1K 147 13
                                    

Mengusir bayangan sepuluh tahun lalu, aku memilih untuk membuka ponsel. Memeriksa beberapa email baru dari kantor di Indo yang masih bisa dibalas besok. Selain itu tidak ada notifikasi pesan singkat yang penting. Hanya ada notifikasi aplikasi sosmed yang sudah lama tidak aktif.

Aku meringis masam. Semakin lama, aku semakin jarang terlihat di dunia maya. Hanya kadang selintas lewat saja. Itu juga jika aku benar-benar sedang tidak punya kegiatan yang harus dikerjakan. Lama-lama aku bosan memperhatikan lini masa teman-teman yang memajang foto berdua dengan pasangannya, atau sedang traveling bersama keluarga, atau mengunggah foto anaknya yang baru lahir. Sebenarnya bosan atau iri? Aku tidak tahu.

Iseng-iseng kubuka notifikasi yang menandaiku. Oh, Khawla, batinku. Unggahan Khawla sedang liburan di Jepang langsung memenuhi lini masa. Aku hanya bisa geleng kepala melihat aksinya--selayak sosialita--sedang menenteng belanjaan di Ginza, Omotesando, dan juga Laforet. Ada juga gaya centilnya saat makan ramen di Asakusa. Ternyata ia berani juga menggunggah foto yang menampilkan wajah ketakutan--yang jelek banget, sumpah!--saat meluncur dengan papan sled di Gala Yuzawa. Meski begitu aku memuji dalam hati penampilan anggun Khawla yang tampak ayu dalam balutan kimono di depan rumah bergaya Edo saat mengunjungi Nikko Edomura Tochigi.

Beberapa ada yang menandaiku, radiansyahnagata, dan binar_ramadania secara bersamaan. Menampilkan momen saat Khawla bersamaku, Nagata, dan Binar di Ueno Park, barbeque di rooftop apartemen saat malam tahun baru, dan sedang kedinginan menunggu shinkanshen datang sebelum berangkat ke Nikko. Foto unggahannya jelas mendapat banyak tanda jempol dan komen dari teman-temannya.

Travel 'till you drop. #bff #rainbowbridge #tokyo #odaiba #holiday, tulis Khawla di foto yang menandai binar_ramadania. Foto yang menampilkan wajah kelelahan Khawla dan Binar di depan Rainbow Bridge di Odaiba.

Aku lihat binar_ramadania juga menyematkan tanda jempol pada foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lihat binar_ramadania juga menyematkan tanda jempol pada foto itu. Dia bahkan memberikan komentar, "Glad to have you here, La." Lalu menambahkan tiga tanda emotikon hati berwarna merah.

Ah, Binar. Jariku mulai menelusuri profilnya yang tidak terkunci. Menampilkan profile picture hitam putih gadis itu dari belakang sedang memakai payung di waktu hujan.

Oh, jadi namanya Binar Usa Ramadania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh, jadi namanya Binar Usa Ramadania. Aku membaca keterangan di profil Binar. Just ordinary girl who love rain and writing. Aku tertawa kecil, menambahkan dalam hati, and food definitely.

Kejadian di kedai sashimi waktu itu seketika berkelebat. Mungkin jika Binar bukan sahabat Khawla, mungkin jika kami hanya berdua saja, mungkin jika Binar tidak berhijab, mungkin jika Binar tidak semuda itu, dan seratus macam alasan "mungkin jika" yang menghalangiku untuk mencium gadis dengan bibir menggemaskan itu masih menari-nari di benakku, sampai sekarang.

Aku tersenyum lebar. Peristiwa itu membuat wajah Binar berubah warna seperti kepiting rebus dan sikapnya menjadi canggung. Walaupun seiring dengan waktu, kecanggungan Binar perlahan-lahan menguap. Mungkin karena aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, ditambah pula Khawla dan Nagata dengan bijak bersikap biasa saja. Tidak meledek maupun membahasnya sama sekali sampai Khawla pulang ke Indonesia.

Aku memencet tombol agar kami terhubung di aplikasi ini. Jika kuperhatikan Binar cukup aktif mengunggah foto. Kalau dibandingkan dengan milikku mungkin hanya sepertiga unggahannya. Walaupun tak ada satupun pose swafoto Binar yang menampilkan profil setengah badan dengan mulut dimanyunkan seperti gadis seusianya. Kebanyakan adalah posenya saat berada di suatu tempat, foto makanan yang sedang dicoba, atau saat dia bersama dengan teman-temannya.

Tak butuh waktu lama bagi Binar untuk merespons. Dia sedang daring rupanya. Kami kini saling terhubung.

"Ramadania," sapaku melalui pesan langsung yang tersedia di aplikasi. "Belum tidur?"

"Belum," balasnya cepat. Dan singkat.

"Lagi ngapain?" tanyaku. Kalau Nagata tahu pasti ia ingin muntah. Sungguh, aku merasa seperti bocah ingusan yang baru berkenalan dengan gadis incarannya. Mungkin ini maksud Nagata yang pernah bilang the new Kei was born waktu itu. Hal-hal baru di luar kebiasaanku.

Aku menunggu. Melihat tanda Binar sedang mengetik. Lalu berhenti. Tanda mengetik muncul lagi. Lalu berhenti. Lama.

Aku tak sabar. Kutelpon sajalah, pikirku cepat. Wait! Jari tanganku seketika berhenti memencet tombol ponsel. Sepertinya aku belum pernah minta nomor ponselnya. Aku meringis menertawakan kebodohanku. Dasar tolol!

"Ramadania, nomor ponsel kamu berapa?" Mau tak mau aku harus bertanya lagi.

Binar tak juga membalas. Aku menjadi gemas. Sambil menunggu, kutelusuri lagi foto koleksinya. Unggahannya makin banyak saat dia sudah pindah ke Tokyo. Kebanyakan menampilkan Binar saat berada di kampus bersama teman-teman barunya.

Wajahnya terlihat ceria, dan muda. Perubahan lumayan signifikan terlihat dari bobot badannya yang jelas menyusut dibandingkan dengan foto-fotonya sebelum menerima beasiswa. Beberapa ada foto Binar saat liburan bersama Khawla kemarin. Tak ada satupun foto saat Binar bermain salju di Gala Yuzawa. Aku ingat saat itu dia lupa membawa ponsel. Dan aku juga ingat kalau sudah berjanji untuk memberinya foto hasil jepretan kameraku.

"Ini ada beberapa foto kamu di Gala Yuzawa. Masih perlu, nggak?" ketikku lagi. Memancing respons Binar.

Lama Binar baru membalas. Saat aku sudah mulai bosan menunggu jawabannya dan ingin tidur saja. "Maaf, barusan ada telepon masuk. Ini nomorku, Mas." Binar memberikan nomor ponselnya.

Aku tak mau membuang waktu lama. Segera kupencet nomor yang diberikan Binar. Langsung diangkat sejak deringan pertama.

"Ramadania?" sapaku gugup. "Belum tidur?"

Ah, the new Kei was born.

__________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________

Dih, Kei, yaa ... kek abege deh! (Nagata berkata sembari muntah)

Salam kikuk,
A
31.03.2019
__________________________

Hanami di Sumida [ COMPLETED ] - Seri: Love Will Find a Way (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang