Hanami di Sumida - 6. Apartment

1.5K 142 6
                                    

Meet Nagata, girls!
____________________________________

"Nagata pasti sudah pulang," pikirku saat membuka pintu apartemen yang tidak terkunci. Sudah tiga hari dia tugas ke Sapporo. Seringkali aku menemukan apartemen dalam keadaan kosong saat pulang kerja karena Nagata tugas keluar kota.

Lampu di area genkan(1) otomatis menyala saat aku menutup pintu. Aku segera menguncinya lalu menyimpan sepatuku dalam getabako(2) di sebelah kanan genkan. Berada dalam satu lemari dengan rak-rak yang juga menyimpan plastik kantong sampah, cairan pembersih, sapu, kemoceng sintetis, lap, dan alat-alat kebersihan lainnya yang berserakan di dalamnya. Kulihat sepatu pantopel Nagata sudah teronggok di dalam getabako.

"Kei?!" suara Nagata setengah berteriak dari dalam kamarnya yang terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kei?!" suara Nagata setengah berteriak dari dalam kamarnya yang terbuka.

Aku berdeham menjawabnya. Lampu genkan langsung mati saat aku masuk ke dalam ruang duduk yang menyatu dengan pantry.

Aku meletakkan satchel cokelat di atas meja kecil di ruang duduk lalu menghempaskan badan di sofa bed untuk melepas kaus kaki, coat, dasi dan jas hitamku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meletakkan satchel cokelat di atas meja kecil di ruang duduk lalu menghempaskan badan di sofa bed untuk melepas kaus kaki, coat, dasi dan jas hitamku. Kugulung kemeja putih garis dongker sampai ke siku, lalu bangkit untuk menjerang air panas di kompor.

Tak lama Nagata keluar dari kamarnya dengan rambut masih basah. "Jadi meeting, Kei?"

"Yups." Tanganku sibuk memasukkan kantung kertas bertali ke dalam dua buah mug. Malam-malam begini aku tidak bisa minum kopi. Bisa-bisa malah terjaga sampai pagi. Padahal aku butuh tidur setelah berhari-hari pulang larut. Teh hijau akan membuatku sedikit rileks dan tidur nyenyak setelah mandi dan makan malam nanti.

"Tumben meeting sampe malam. Ada masalah?"

Aku menggeleng. "Beberapa hari yang lalu laporan tim di Indonesia untuk lokasi pabrik baru udah keluar. Sepertinya akan mempengaruhi pekerjaan konstruksi tahap awal. Jadi gue bikin adjusment. Hari ini meeting dengan Nakamura-san sebelum dibawa ke rapat dengan BOD. Harus hari ini banget karena minggu depan sudah masuk libur akhir tahun."

"Trus, beres?"

Aku mengangguk. "Udah. Lanjut."

Dengan Nagata aku bisa bercerita apa saja. Bisa dibilang aku sudah bersahabat dengannya sejak orok, karena rumah di Jakarta berada dalam satu komplek. Kami berdua sekolah di sekolah yang sama dari sekolah dasar sampai SMA. Nagata kemudian kuliah di Jakarta sedangkan aku di Jogja. Kendati begitu kami masih sering bertemu, meskipun kemudian kami berdua setelah lulus kuliah bekerja di perusahaan yang berbeda di Jakarta. Aku mulai jarang bertemu dengan Nagata sejak dia pindah kerja di Tokyo tiga tahun yang lalu.

Hanami di Sumida [ COMPLETED ] - Seri: Love Will Find a Way (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang