Hanami di Sumida - 38. Media Sosial

973 136 108
                                    

Oey, harpitnas ya hari ini....
Buat yang masih aktifitas di kantor, sekolah, atau kampus hari ini, tetep semangat ya!
Capcus ....

~~~~♡~~~~

Nagata sudah sampai di apartemen duluan. Dia sedang makan di sofa bed sambil menonton televisi ketika aku memasuki apartemen. Setelah mandi aku bergabung dengannya di ruang duduk.

"Udah makan, Kei?" tanya Nagata. Piring bekas makannya diletakkan di atas meja. Tangannya sibuk memencet remot mencari program televisi yang disukai.

"Udah, tadi di Atre. Lagi pengen quiche dan green tea latte-nya warung kopi sejuta umat yang ada di situ."

Nagata terkekeh. "Emang kenyang?"

"Hmmm...." Aku bergumam. "Nanti kalau lapar bikin mi instan pake telor aja. Masih ada persediaan kayaknya."

"Lo jarang keliatan makan, Kei. Jadi kurusan gitu. Lagi diet?" sindir Nagata. Wajahnya tetap serius, tapi aku tahu dalam hati ia ingin tertawa meledekku.

Aku mengangkat bahu tak mau terpancing sindiran Nagata. "Lagi ngirit."

"Ciee ... ngirit buat apa? Tabungan kawin, ya?" ledeknya lagi. Aku tersenyum masam.

"Kawin mah kawin aja. Tinggal buka baju," balasku kalem. "Yang perlu tabungan itu nikahan, Ga."

"Wadududuuuu.... Udah kawin emang, Kei? Gimana rasanya?" ledek Nagata lagi.

Aku langsung melotot menatap Nagata yang tersenyum lebar. "Woy! Sembarangan!"

Nagata tergelak. "Khawla bilang, lo sampai udah beli barang segala buat seserahan, ya? Duh, kalah set gue."

"Sumpah! Adik lo tuh selain hiperbola juga nggak bisa diajak maen rahasia-rahasiaan!" sungutku kesal.

Khawla pasti sudah cerita pada Nagata saat aku beli printilan barang pribadi buat Binar minggu lalu. "Gue cuma ngurusin sahabat dia, Ga. Gue dan Binar nggak ada apa-apa. Etdah! Jadi pada heboh, ya?!"

"Ya, hebohlah." Nagata masih tertawa geli. "Sampai-sampai seorang Kei yang jarang online, tiba-tiba posting gambar cewek."

Ledekan Nagata langsung mengingatkan pada unggahan di akun medsosku beberapa hari lalu.

"Two posts at a row. Same girl, same background. Different caption." Dua jari Nagata tegas teracung membentuk huruf v.

Aku meringis.

Nagata masih lanjut mengoceh, "Binar kan itu? Huuuh, bilangnya Tokyo girl." Nagata terkekeh. "Jogja girl, kaleee!"

Dahiku berkerut. "Kelihatan banget kalau itu Binar, ya, Ga?"

"Gue punya mata, Kei," sambar Nagata cepat. "Ya, pasti kelihatanlah! Mana postingan lo juga banyak dikomenin, tuh! Muncul melulu di time line gue."

Aku langsung masuk ke dalam kamar mencari ponsel di dalam saku coat yang tersampir di kursi kamar. Sudah kubilang kalau aku jarang membuka aplikasi media sosial. Bahkan hampir lupa kalau beberapa hari lalu sudah mengunggah foto. Saat itu aku memang sedikit kesal karena merasa bakal tidak bisa bertemu Binar lagi. Jadi kemungkinan aku sedang impulsif, lalu tanpa pikir panjang langsung mengunggah momen cantik yang baru kutangkap.

Aku kembali duduk di sofa bed sambil membuka aplikasi yang dimaksud Nagata. Sementara kunyuk itu sedang mencuci piring dan gelas bekas dipakainya.

"Giliran gue nggak keluar kota, pacar lo nggak main kemari lagi, Kei. Rugi gue nggak sering nyicipin makanan rumahan bikinannya," celoteh Nagata di sela-sela kucuran air keran.

"Binar bukan pacar gue, woooy!" semprotku cepat. "Kami cuma dekat aja."

"Belum mungkin, Kei." Nagata menoleh, wajahnya tersenyum penuh arti. "Jangan bilang bukan. Lo nggak tahu rahasia alam."

Aku hanya bisa meringis tanpa berniat membahasnya. Aku mulai membuka laman akun medsosku. Banyak notifikasi dari unggahan yang aku kirim. Ada komentar-komentar gokil dari Khawla yang menandai akun Binar dan Nagata.

Apa-apaan sih Khawla, runtukku dalam hati. Norak banget. Nagata juga beberapa kali berbalas komentar dengan Khawla. Meski komentar Nagata terlihat lebih kalem, tapi tetap terkesan provokatif. Mengundang komentar temen-teman yang lain untuk bertanya. Bener-bener kunyuk bersaudara. Pembuat rusuh postingan orang.

"Dulu ama Shirin juga bilangnya nggak pacaran. Tapi begitu ditinggal, patah hati juga kan, lo?" Nagata mengingatkanku.

Aku langsung mengelak. Meski mataku masih menatap layar ponsel. "Kagak!"

Nagata kembali mengempaskan badannya ke sofa bed menemaniku. "Alah! Nggak ngaku aja, lo!"

Aku tak membalas ocehan Nagata. Perhatianku hanya tertuju pada dua foto yang kuunggah. Banyak yang memberikan tanda suka. Ada yang menambahkan komentar konyol, dari yang iseng bertanya siapa yang ada dalam foto unggahanku, sampai yang kepo nanyain undangan nikahan. Lebih parahnya lagi ada yang mengira aku sudah menikah tanpa mengundang mereka. Benar-benar heboh. Biasanya paling banter teman-temanku memberikan tanda suka, atau memberikan komentar standar pada unggahanku yang sangat jarang. Tidak sampai bertanya aneh-aneh seperti sekarang.

Mataku melebar. Tak menyangka jika sudah membuat kegaduhan atas unggahanku sendiri. Binar sendiri tidak memberikan komentar apa-apa. Meski Khawla menandainya, ia tidak membalas. Binar hanya memberikan tanda suka pada kedua gambar yang aku unggah.

Aku  membuka profil Binar. Gambar profil akunnya sekarang sudah berganti dengan foto saat ia sedang menoleh ke belakang. Aku tersenyum senang karena gadis itu menyukai foto yang aku kirim meski terlihat sedikit mengeditnya. Latar belakang foto profilnya lebih buram, dan nuansanya diganti dengan efek sephia.

"Ramadania, udah tidur?" aku mengirim pesan pribadi di akun medsos yang sedang kubuka meski tak tampak ia sedang daring. Aku menunggu sampai beberapa saat lalu menutup aplikasi karena tak juga ada balasan.

Aku  mencoba mengiriminya pesan singkat lewat aplikasi lain. Tidak ada jawaban juga. Pesanku juga hanya menunjukkan tanda centang satu. Belum diterima, pikirku heran. Tumben.

"Gue tidur dulu deh, Ga." Aku segera beranjak meninggalkan sofa bed. Mungkin Binar kecapekan dan langsung tidur begitu sampai dorm, dalam hati aku menghibur diri.

Nagata menatapku heran. "Widih! Nggak takut diketawain kasur jam segini udah mau tidur?"

Aku mengambil bantal yang terjatuh dari sofa bed lalu menyambit Nagata pelan. "Kasurnya kangen ama gue!"

"Mau ngelamun jorok, ya, Kei?" terka Nagata sambil menangkap bantal yang kulemparkan dengan tangkas.

Pintu kamar langsung kubanting, diiringi gelak tawa Nagata.

Pintu kamar langsung kubanting, diiringi gelak tawa Nagata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________
Uluh uluh ... yang lagi kangen, sampe uring-uringan gitu ....

Salam kangen,
A
18.04.2019
__________________________

Hanami di Sumida [ COMPLETED ] - Seri: Love Will Find a Way (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang