Binar tak bisa berkata-kata dan matanya membulat sempurna.
"Entah apa yang sudah kamu lakukan padaku." Aku ingin menumpahkan semua yang kurasakan di dalam hati.
"Semakin hari aku merasa jika kamu satu-satunya wanita yang bisa membuatku menjadi Keivaro Arkatama yang lebih baik dari kemarin. Kehadiranmu membawa kebahagiaan dalam hidupku. Kamu juga menularkan banyak cinta untukku. You ..." Aku masih menangkap pendar mata yang berbinar di balik lensa bingkai hitam. Seperti berlian yang diterpa sinar, "make me feel very alive and loved."
Debaran jantungku tak juga melambat. Aku menarik napas panjang, lalu melepaskannya pelan-pelan. Mencoba meredakannya sekuat tenaga. Hei, jelas aku tak mau terkena serangan jantung sebelum sempat merasakan manisnya bibir Binar. Jadi aku harus mengatur napas agar kembali berdetak normal.
"Mas--" Kata-kata Binar berhenti di udara. Wajahnya melukiskan berjuta ekspresi yang berkali lipat daripada saat melihat pemandangan kota dari Tembo Deck di Tokyo Skytree. Super enthralling!
"So ..." aku ingin memastikan atas semua pengakuan yang beruntun kutembakkan, "do I get same feeling ?" tanyaku tegas. "Or, am I only dreaming?"
"No, you're not!"
Binar spontan menyanggah. Ia menatapku malu-malu. "Aku juga menyukai Mas Varo."
Aku mengernyitkan kening. "Hanya suka?"
Binar buru-buru meralat. "Lebih dari suka."
Wajahnya bersemu. Aku semakin gemas.
"Namanya?" kejarku.
Aku sangat menikmati wajah semburat merahnya. Cuping hidung Binar mengembang kempis dengan cepat.
Binar makin tersipu. Ia tahu aku sedang menggodanya.
"Cinta."
Binar melepaskan napas tertahan. Aku serta merta ingin memeluk gadis di depanku yang tertunduk malu. Sayang, janji untuk memuliakan Binar semakin menancap erat di dadaku.
"Sejak kapan?"
Binar terdiam.
"Ayolah, Nar! Aku sudah berterus terang. Sekarang giliranmu."
Binar mengangkat wajahnya. Ia kembali menarik napas panjang. Wajahnya makin memerah. Aku sungguh menikmati saat seperti ini. Membuat Binar tak bisa lagi menyembunyikan isi hatinya.
"Aku sudah menyukai Mas Varo sejak kita duduk bersebelahan di pesawat menuju Tokyo satu tahun yang lalu." Bibir Binar menipis. Lesung di pipinya kembali muncul. Aku menatap tahi lalat samar di garis bibirnya.
"Tak salah kalau Khawla waktu itu bersikeras menyuruhku mengakui jika Mas Varo adalah tipe cowok idamanku. Karena kenyataannya memang seperti itu. Mas Varo memang tampak sedikit cuek, tapi setelah mengenal lebih jauh ternyata sangat perhatian," puji Binar. "Sering melontarkan candaan meski dengan wajah tetap serius, juga terlihat sangat dewasa."
Binar menggigit bibir atasnya. Ia tampak jengah karena masih kupandangi lekat-lekat. "Aku merasa seperti dilindungi."
Bibirku terangkat sebelah. Yes!
"Lama-lama aku menyadari jika rasa simpati itu telah berubah menjadi cinta. Semakin menggunung saat kita merayakan hanami di Sumida Park beberapa bulan lalu, tapi aku memilih untuk terus menutupi perasaanku."
Binar tersenyum masam.
"Aku nggak mungkin seagresif itu lalu bilang terus terang kalau aku menyukaimu, Mas. Mau ditaruh di mana mukaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanami di Sumida [ COMPLETED ] - Seri: Love Will Find a Way (1)
RomanceHighest rank #1 Metropop 06.04.2019 - 11.04.2019 Kei tak lagi berusaha untuk melawan takdir. Ia menjalani hari-hari seperti yang sudah digariskan untuknya. Tak lagi mempertanyakan mengapa segala sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada dirinya...