FL.32

543 26 18
                                    

~pencet dulu yuk gengs bintangnya, jangan lupa vote~

Dirla bangun karna matahari yang menerobos masuk melewati celah jendelanya yang sedikit terbuka dan diapun memutuskan mandi setelah itu turun untuk sarapan dan bergegas ke kantor, dia harus menyelesaikan semua masalah agar cepat pulang ke London. "Morning Mrs.Dirla, saya sudah menyiapkan bubur dan susu hamil" Dirla mengerutkan keningnya dan mulai duduk di salah satu kursi di ruang makan.

"Dimana Sean, kenapa dia tidak kelihatan dari semalam?". Dirla memakan buburnya dan menatap sekeliling ruangan. "Adik anda belum pulang dari kemarin Mrs.Dirla" Jawab suster itu. Dirla sedikit khawatir, lantaran Sean tidak memberi kabar sama sekali. Sampai suara langkah kaki membuat Dirla melihat kearah suara.

"Adik anda baru saja datang Mrs.Axton" ujar suster, Sean sedikit terkejut mendengar ucapan suster itu. "Ah,,, saya bukan,," belum sempat Sean melanjutkan ucapannya, Dirla sudah lebih dulu memotong ucapan Sean. "Kamu dari mana aja Sean? Kamu baru pulang dan kenapa ada manager Yamada?".

"Saya sudah menyelesaikan semua masalah yang ada di kantor dan sisanya akan di handel oleh manager, jadi anda bisa langsung pulang ke London sekarang. Oya, anda juga harus menandatangani beberapa dokumen" Sean memberikan beberapa map ke Dirla, Dirla tidak membuka map itu dan malah menaruhnya di meja makan. "Kita sarapan bersama, Tolong siapkan makanan untuk adik saya dan Mr.Yamada, saya tidak menerima penolakan".

Mereka sarapan dengan keadaan hening, diam-dian Dirla mengamati wajah Sean yang sangat kelelahan, ada lingkaran hitam di sekitar matanya, rambutnya yang acak-acakkan memperlihatkan kalau dia bergadang semalaman. Setelah sarapan selesai Dirla memboyong mereka berdua kearah ruang tamu. Dirla membuka dokumen itu dan membacanya dengan sangat teliti setelah itu dia menandatangani berkas-berkas itu. "Manager Yamada, saya serahkan semua sama anda".

"Baik Mrs.Axton, saya permisi dulu harus kembali ke kantor" Manager Yamada pamit untuk kembali ke kantor, tersisa Dirla dan Sean di ruangan itu. "Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi Sean". Dirla menyenderkan tubuhnya dan menatap Sean lurus.

"Saya menyelesaikan semua sisa pekerjaan anda yang tidak bisa di tangangi oleh manager perusahaan. Saya ingin anda pulang ke London Mrs.Dirla, anda tidak boleh jauh dari Mr.Axton. dan saya merasa gagal telah melindungi anda" Sean menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap Dirla, apa lagi saat dia mengingat kejadian Dirla merintih kesakitan. Namun dia merasakan pelukan seseorang di tubuhnya.

"Terimakasih Sean, kamu selalu berusaha melindungi aku. Iya, kita pulang ke London, kita temani Davian sampai dia sadar dan aku akan bilang ke dia, kalau dia punya adik yang selalu menjagaku kapanpun" Ada perasaan senang di hati Sean, tanpa sadar dia menitihkan air matanya di pelukan Dirla.

Dirla melepaskan pelukannya dan menatap Sean. "Gimana kabar keluarga kamu?" tanya Dirla, seutas senyumpun mengembang di wajah Sean. "Mamahku belum bisa menerima kehadiran aku, tapi tak apa. Melihat senyumnya udah cukup buat aku bahagia. Oiya, aku udah beli oleh-oleh buat semua keluarga kamu di London dan dua jam lagi kita pulang. Bersiaplah".

"Oke, aku siap-siap dulu ya" Dirla langsung berjalan kearah kamarnya dan membereskan semua barang-barangnya. Sedangkan Sean sedang menunggu Dirla di ruang tamu sambil mengirim pesan ke neneknya dan memberitahu kalau dia pulang hari ini.

"Sean, bisa anter aku ke beberapa tempat wisata di Jepang sebelum kita pulang ke London?" tanya Dirla, tapi dengan cepat Sean menggelengkan kepalanya. "Saya tidak mau mengambil resiko kalau kandungan anda mengalami kram dan kita tidak bisa kembali ke London". Dirla menunduk kesal mendengar ucapan Sean, tapi dia juga sadar kalau selama ini dia terlalu kelelahan.

Sean merasa tidak enak melihat raut wajah Dirla. "Oke, kita ke beberapa tempat tapi yang ga akan buat anda kelelahan. Bagaimana?" tanya Sean. Terlihat jelas perubahan raut wajah Dirla, dia kembali tersenyum seperti awal dan itu membuat Sean juga merasa senang. "Kalo gitu, ayo kita berangkat sekarang". Sean berjalan terlebih dulu masuk kedalam mobil di ikuti Dirla dari belakang.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang