FL.41

302 13 13
                                    

Dua bulan sudah berlalu setelah kejadian itu, Deopun semakin gencar mendekati Zea dan beruntungnya Zea tidak menolak dan ingin membuka sedikit hatinya untuk Deo, walau seluruh hatinya di penuhi Arvind. Tapi setidaknya bagi Zea, dia bisa membuat anaknya Kavin tersenyum bahagia saat di dekatnya. Sedangkan Nesya dan Jesen sedang di sibukkan untuk hari pernikahannya yang tinggal di hitung hari, tepatnya Lusa. Mereka berdua akan menikah lusa.

"Nesya,,, kamu jangan makan banyak-banyak nanti gaunnya ga muat" Omel Raila, dia dan suaminya baru saja tiba dari Turki pukul satu dini hari. Mereka melakukan perjalanan keliling dunia seperti yang mereka rencanakan dan mereka juga menunda momongan. "Sedikit doang kok, aku laper banget kak Rai. Nohh,,, suami kakak juga ikutan ngambil pizzanya" ujar Nesya sambil menunjuk suami Raila yang sedang melahap Pizza yang ada di tangannya.

"Cho Dae Kwang,,, Yeobo, neomu manhi meogji mala, daeum dale uliga deungban hal geosida. = sayang, jangan makan terlalu banyak, bulan depan kita harus mendaki" teriak Raila, Raila dan suaminya harus menjaga pola makan karna mereka bulan depan ingin mendaki di salah satu gunung di Indonesia. Dae Kwang menaruh kembali makanan yang ada di tangannya dan berjalan menghampiri Raila dan memeluk wanita itu dari belakang. "ne yeobo. Saranghae" di kecup pipi Raila sebelum dia menjauh dari Raila dan Nesya.

"Kak, kalian kalo lagi di disini jangan ngomong make bahasa Korea kek, akunya kan ga ngerti" ujar Nesya yang terus melanjutkan makannya. "biarkan, biar kalian Kepo" jawab Raila sambil merampas makanan Nesya. Sedangkan Kea sedang bermanja dengan Rahezal di ruang tamu, Rahezal sedang bermain psp dengan Niko dan Kea tiduran di pangkuannya dengan sesekali merecoki tunangannya bermain.

"Sayang, udah dong maennya masa akunya di cuekin" rengek Kea sambil menarik hidung Rahezal yang mancung sedangkan yang "punya masih serius bermain. Dengan kesal Kea bangun dari tidurnya dan duduk di atas pangkuan Rahezal yang menghadap ke wajah Rahezal seperti orang hendak berpelukan. "Ah,,, kamu sih, aku kalah kan" kesal Rahezal, karna konsentrasinya buyar dengan tingkah Kea.

"KaK inget umur kenapa" ledek Niko yang melihat sikap ambekannya Kea. Rahezal yang sadar kalau Kea sedang ngambekpun menatap wajah Kea yang sedang duduk diatas pangkuannya. "Maaf ya sayang. Kan jarang-jarang aku main bareng Niko, ah,,, sepertinya kamu kurusan ya kok aku ga ngerasa berat ada kamu di pangkuan aku" Rahezal mencoba membuat Kea kembali tersenyum lagi, dia menyadari kalau sikap Kea itu masih di bilang kekanakan. "Yaudah lanjutin mainnya, tapi aku akan seperti ini sampai kamu selesai main" Keapun memeluk tubuh Rahezal dan Rahezal mulai tanding ps lagi dengan Niko.

Sedangkan Davian dan Dirla sedang berbincang dengan keluarganya yang lain mengenai kehamilannya. Mereka semua tidak sabar menanti kehadiran buah hati Dirla, bahkan Dae Kwang suami dari Raila sempat iri dengan Davian yang dapat mengusap lembut perut buncit istrinya. "Setelah pulang mendaki dari Indonesia, aku akan meminta Raila untuk memprogram kehamilannya, aku ingin seperti Davian yang dapat memperlakukan wanita hamil seperti sedang merawat guci yang harganya miliaran. Sangat hati-hati dan aku suka melihatnya" ujar Dae Kwang dengan perasaan menyesal karna dari dulu dia  menunda untuk mendapatkan seorang anak.

"Bagus, Bicarakan lebih awal dengan Raila ya. Kita semua selalu mendoakan yang terbaik buat keluarga ini. Lagi pula traveling dengan anak lebih menyenangkan" ujar Ken, perkataan Ken berhasil menyentuh hati Dae Kwang agar mempercepat Raila memiliki anak. "Perut kamu makin membesar, kalau ingin sesuatu bilang aku ya" bisik Davian dan Dirlapun mengangguk setuju.

"Hmm,,, Dae kwang, kalau baby boy udah lahir, mau kan kamu beliin baju tradisional khas Korea, apa ya namanya??" Dirla memasang wajah memohon dan berfikir nama baju tradisional Korea.  "Kamu mah ada-ada aja sih sayang" celetuk Davian sambil mengusap perut Dirla. "Hanbok, aku akan membelikan yang banyak buat baby boy, ada lagi yang kamu mau? Atau mau aku buatin makanan Korea?". Dirla dengan senyum langsung mengangguk mengiyakan ucapan Dae Kwang, memang sudah lama dia ingin sekali memakan makanan khas Korea. "Oke,,, aku akan masak dengan cepat" Dae Kwangpun langsung meluncur ke dapur untuk masakkan makanan untuk Dirla.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang