FL.21

716 18 5
                                    

Karna merasa haus, Keapun keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Saat dia menuruni tangga dia berpapasan dengan Key. Kea tidak memandang Key sama sekali, dia terus saja jalan seperti tidak berpapasan dengan siapapun. "Apa seperti itu sikap adik ke kakaknya?".

Kea menghentikan langkahnya dan berbalik badan ke Key. "Seharusnya itu kata-kata yang aku kasih kamu. Kamu terus nyakitin kak Dirla, Apa seperti itu sikap adik ke kakaknya?" Key tidak menjawab perkataan Kea, Keapun merasa kalauKey tidak akan menjawab perkataannya. Kea memberikan tatapan sinisnya dan melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.

"Bukan aku yang nyakitin Dirla, tapi Davian. Davian itu akar dari semua masalah ini" ucap Key dengan kesal dan berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Niko masih sembunya di balik dinding pembatas dan mendengar semua yang di bicarakan Key dan Kea.

➰➰➰

"Morning" sapa Nesya dengan raut wajah yang ceria, terlihat Dirla dan Davian sedang sedikit bercengkrama tentang perusahaan mereka. "Apa yang kamu rasain Dav?" tanya Nesya sambil memeriksa selang infus Davian.

"Im ok Nes" Nesya mengangguk dan melihat Davian dan Dirla bergantian. "Aku rasa begitu, kamu boleh pulang sekarang. Tapi maaf banget ga bisa nganterin kamu, aku masih ada jadwal operasi". Dirla memegang pundak Nesya dan tersenyum kearahnya. "Lakuin tugas kamu, kita bisa pulang sendiri kok. Sana pergi, kamu pasti lagi di tungguin pasien".

"Oke, bayy semua" sebelum pergi Nesya menyempatkan diri mencium pipi kakaknya. "Aku bantu kamu ganti baju" dengan telaten Dirla membantu menggantikan pakaian Davian. Tapi saat Davian ingin membuka celananya, Dirla langsung membalikkan badan membelakangi Davian.

"Udah selesai, ayo kita pulang" Dirlapun membantu Davian berjalan, mereka menjadi pusat mata di rumah sakit. Lantaran mereka baru saja melihat perawis utama Arkan Group dan Axton inc berjalan di koridor rumah sakit.

➰➰➰

Kea menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarganya, tak sepenuhnya Kea yang membuat sarapan pagi, tapi dia hanya membantu koki untuk membuatkan sarapan. "Selamat pagi pangeran-pangeran tampan ku, ayo kita sarapan sekarang" dengan girang Kea menghampiri Rahezal dan menarik tangan pria itu untuk duduk di kursi.

"Wahh,,,, ini kak Kea yang masak?" tanya Niko dengan takjub, karna menu sarapan kali ini makanan berat yang bukan berasal dari Negaranya. "Bukan, Chef Cody yang buat, aku cuma bantu nyicipin hehehe" Niko langsung memberikan muka masamnya ke arah Kea.

"Dirla kemana? Kok dari kemarin aku ga liat dia, Davian juga" tanya Rahezal yang baru sadar kalo mereka tidak berada di rumah. "Mereka lagi sibuk sama meeting" jawab Niko sambil mengambil beberapa makanan di meja makan.

Rahezal langsung mengeluarkan telfonnya untuk menelfon Dirla, tapi tiba-tiba terdengar suara ponsel Dirla di rumah ini. Rahezalpun berdiri untuk mencari kearah sumber suara. "Rahezal makan dulu,," teriak Kea yang sedang mengambilkan makanan untuk Rahezal.

Rahezal terus menelusuru arah suara tersebut sampai dia berhenti di ruang tamu, dia melihat Dirla sedang membantu Davian berjalan. "Apa yang terjadi?" tanya Rahezal dengan tatapan menginterogasi. Dirla yang melihat kehadiran kakaknya langsung menjauh dari tubuh Davian.

"Sean, tolong anter Davian ke kamar, aku ada urusan sama Mr.Hernando" Seanpun langsung membantu Davian ke kamarnya sedangkan Rahezal menarik tangan Dirla menuju kamarnya juga.

"Jadi, apa yang mau kamu jelasi ke kakak? Tangan kamu kenapa sayang?" saat melihat tangan Dirla di balut perban Rahezal sangat khawatir.

Dirla memeluk tubuh kakaknya erat, dia menumpahkan semua keluh kesah yang ada di dirinya. Menumpahkan semua hal yang selama ini dia sembunyikan dari semua orang. Rahezal memeluk balik tubuh Dirla, dia tau apa yang menimpa adik kesayangannya itu. Dia memang baru bertemu, tapi dia sangat mengenal Dirla.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang