FL.36

506 14 5
                                    

"Kamu aja yang ga liat kalau lampu lalu lintas warna hijau, jadi bukan sepenuhnya salah saya dong" terdengar suara Deo yang sangat marah. "kamu itu laki-laki atau banci sih,,, aku luka-luka kaya gini tuh gara-gara kamu, bukannya minta maaf, dasar cowok brengsek!!!!" terdengar suara wanita yang berteriak dan langsung menarik rambut Deo, sampai beberapa polisi memisahkan keduanya.

"Deo Sevit Azhar,,,!!!" terikan Key membuat Deo membulatkan matanya. Dengan kesal Key menghampiri Deo dan langsung memukulnya. "Lo ngapain dia!!! Lo nebar benih sembarangan lagi?? Muka lo doang ye polos, aslinya brengsek" Key memarahi Deo dengan bahasa Indonesia, jadi tidak ada Yang mengerti kecuali Davian yang memang mempelajari bahasa Indonesia. Deo langsung berlari dan bersembunyi di belakang Davian. "Dav, tolongin dong" pinta Deo yang terus memegangi kemeja belakang Davian.

"Morning Mr.Axton" sapaan perempuan itu membuat mereka yang sedang berkelahi memandang kearah suara. "Ah,, ternyata dokter Zea. Apa anda terluka karna ulahnya?" tanya Davian dengan sangat lembut dan senyuman yang ramah. Deo sampai membulatkan matanya melihat wanita itu tersenyum kearah Davian. "Tidak luka parah, hanya luka ringan. Apa pria menyebalkan itu teman anda?" tanya Zea dengan sangat sangat ramah.

"Dia saudara dari istri saya, mewakili dia, saya minta maaf" Deo memandangi Zea dari atas sampai bawah. "Bukannya yang salah kamu ya, kan kamu yang asal nyebrang tanpa melihat lampu lalu lintas" Zea menahan nafas sambil mengepalkan tangannya kuat, menahan kesal terhadap Deo. "Bukannya saya bermaksud songong atau apapun yang di fikirkan laki-laki itu. Tapi anda bisa melihat CCTV nya, saya permisi dulu Mr.Axton".

Zea berjalan begitu saja setelah berbicara dengan Davian, bahkan dia tidak melirik sedikitpun ke Deo. "Benar yang di bilang Dokter Zea, kalau saudara anda yang bersalah dan sepertinya dia mengemudi dalam keadaan mabuk". Raut wajah Davian kembali datar, sebenarnya dia marah, tapi mau gimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. "Jadi aku yang salah?" ujar Deo dengan nada polosnya.

"Mr.Horan, tolong urus sisanya. Kita akan membawa Deo pulang dan bakar mobilnya dan kirim vidio buktinya ke saya segera. Key, bawa dia pulang" Davian berjalan terlebih dulu meninggalkan Key dan Deo yang terkejut di buatnya. "Mobil, bakar, mobil gue mau di bakar" Key menggelengkan kepalanya dan menarik Deo agar masuk kedalam mobil.

Selama perjalananpun Davian terus saja diam, yang terdengar hanya permohonan maaf Deo agar mobil yang diberikan Davian tidak di bakar. Sebenarnya dia bisa membeli mobil itu dengan uangnya, tapi dia juga harus siap untuk di keluarkan dari kartu keluarga oleh Dera. Dera melarang keras anaknya untuk membeli mobil baru.

Sesampai di Mansion, Davian langsung menuju ruang keluarga dan duduk di salah satu sofa yang berada di sana. "Bik Dey, tolong buatkan air untuk kita bertiga, duduk" dengan wajah yang takut, Deo duduk dengan jarak yang cukup jauh dari Davian. "Kenapa auranya jadi serem gitu sih Davian?" bisiknya terhadap Key dan tidak lama air yang Davian pesanpun datang.

"Jangan pernah main-main dengan Zea, kalau kamu ingin main-main dengan wanita, carilah jalang di club malam dan jangan mendekati Zea" Key dan Deo terkejut mendengar ucapan Davian yang sedang memperingati Deo. "Lagi juga aku ga akan mau deket sama wanita bar-bar itu" saut Deo dengan sangat acuh, bahkan dia tidak sadar mendapatkan tatapan menusuk dari Davian. "Jaga ucapan kamu" saat menyadari betapa dinginnya ucapan Davian, Deo langsung menundukkan kepalanya.

"Daddynya baby, kamu marah banget ya sama Deo?" tanya Dirla saat dia melihat kemarahan di wajah suaminya. Tapi senyum Davian langsung mengembang saat dia melihat kearah Dirla. "Gimana acara champingnya?" tanya Davian sambil mengusal lembut rambut Dirla. "Beres, Cleo dan Sean sedang menyiapkan bahan untuk kita barbeque nanti malam".

Mata Key membulat saat mendengar ucapan Dirla. "Dimana mereka?" tanya Key dan Dirla menjawab dengan menunjuk kearah taman belakang mansion Davian. Keypun langsung berlari kearah yang di tunjuk Dirla. "Dav, sorry tentang tadi" ujar Deo dengan nada yang takut. "Minta maaf lah ke Zea, karna kamu sudah melukai dan menuduhnya. Ah,, jangan menyetir saat mabuk" setelah mencium kening Dirla, Davian langsung berjalan menaiki tangga.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang