FL.46

347 14 1
                                    

Beberapa keluarga besar Ken Cs sudah kembali Ke Indonesia. Twin Z, Lula dan Niko juga sudah kembali kuliah di negara mereka masing-masing. Bukannya mereka mau melepas masalah ini, tapi mereka juga punya tanggung jawab yang harus mereka jalani. Kini Davian sudah rapih untuk berangkat bekerja, tapi beberapa kali dia mengurungkan niatnya karna dia ingin menjaga istri dan anaknya, seperti saat ini, dia sedang mengajak bicara Darrel yang berada di gendongan Dirla. "Daddy ga jadi ke kantor deh,  nemenin kamu aja ya disini".

"Dav, cepat ke kantor. CEO tuh harus menjadi contoh yang baik bagi karyawan" pinta Dirla, lantaran Davian paling tidak ingin jauh dari keduanya. "Kamu gapapa aku tinggal ke kantor? Ah,,, semenjak Darrel lahir aku jadi males ke kantor, bawaannya pengen di deket kalian aja. Disini aja ya akunya, Kan aku bisa bantuin kamu ngurusin Darrel" Davian mulai menggelayut di lengan Dirla dan Dirla hanya menggelengkan kepalanya. "Oke-oke, aku berangkat dulu ya dua orang yang paling berharga di hidup Davian, Bey baby boy, daddy kerja dulu ya" Davianpun mengecup kening Darrel, setelah itu bergantian mengecup kening dan bibir Dirla.

"Hubungi aku kalau butuh sesuatu ya, penjagaan ekstra di bawah, kamu tenang aja. Kalau mau kemana-mana kasih tau Hendrik, bay sayangku". Dan kali ini Davian benar-benar menghilang di balik pintu. Ada perasaan sedih dalam hatinya melihat dia pergi.

                ➰➰➰

Dirla pov

Ini udah waktunya, meskipun sulit dan berat, tapi untuk kebahagiaan mereka semua aku harus melakukan ini. Aku belum sama sekali melihat keadaan Kea, lantaran bunda melarangku untuk menemuinya. Ku gendong Darrel dan mengambil tas keperluan Darrel lalu bersiap untuk turun ke bawah. "Hendrik, tolong masukin bagasi ya. Ini baju keperluan Kea. Kasian dia ga di bawain pakaian ganti" sedikit berbohong tak apa, aku akan melakukannya.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit aku meminta Hendrik untuk berhenti sebentar kesebuah restaurant. "Hendrik, ajak semua bodyguard untuk sarapan bareng. Jarang-jarang loh kita kaya gini kan?" Hendrik sedikit menatapku dengan tatapan kecurigaannya, tapi aku tampis dengan senyuman. "Buang fikiran negatifmu Hen, aku hanya tidak suka makan sendirian" Hendrikpun mengangguk dan mulai memanggil semua pengawal yang menjagaku dan Darrel, kira-kira ada dua puluh orang.

"Terimakasih Mrs.Axton, ternyata benar kata Sean kalau anda sangat baik" aku tersipu mendengar perkataan Hendrik, Sean memang paling bisa memujiku di depan anak buahnya dan dia juga sudah seperti adik untukku. "Ah,,, ayo di makan makanannya" mereka semuapun mulai memakan makananya, tapi kalian harus tau, di balik aku meneraktir mereka, aku punya rencana sendiri untukku dan Darrel. Perlahan mereka semua mulai kehilangan kesadaran mereka.

"Maaf Hendrik, aku nitip keluargaku ya. Tolong jaga Davian dan berikan kertas ini" ucapku sebelum Hendrik kehilangan kesadaran. Saat mereka semua sudah pingsan, aku langsung berlari sambil membawa Darrel menuju mobil. Ada perasaan tidak rela, takut dan cemas dalam diriku, aku tidak ingin jauh dari mereka, aku tidak ingin jauh dari Davian, tapi aku juga tidak ingin melihat keluargaku menderita.

Aku langsung menjalankan mobil menuju bandara, sebelumnya aku sudah mengkontak klienku yang juga salah satu pemilik saham terbesar di bandara untuk memanipulasi keberangkatanku ke beberapa Negara, tidak lupa aku meminta kolega ku untuk meretas semua cctv yang aku lewati agar kepergianku tidak tertangkap camera cctv manapun. Sesampai di bandara dan sudah memasuki pesawat aku menyempatkan diri untuk menelfon Davian, setidaknya aku harus mendengar suaranya, suara yang akan aku rindukan. "Hallo sayang, kamu tau ga, baru beberapa jam aku di kantor, aku udah kangen banget sama kamu dan Darrel. Aku ingin pulang dan menemui kalian, tapi sekertarisku yang bawel itu memohon agar aku menghadiri rapat. Bisa tolong aku keluar dari sini".

Aku menangis dalam diam mendengar suaranya. "Hmm,,, jangan jadi bos yang tak bertanggung jawab Dav. Dav, jangan lupa makan oke, jangan tidur terlalu malam karna tugas kantor. Kamu harus merhatiin kesehatan kamu. Sayang, aku sangat sayang sama kamu dan Darrel" ku gigit bibir bawahku untuk menahan isakkan tangis yang akan keluar. Aku tak bisa untuk ga bertemu dengannya. "Kamu kenapa sayang? Kamu dimana? Are u ok? Atau terjadi sesuatu sama kalian, aku akan menghubungi Sean untuk memeriksa keadaan kalian".

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang