FL.6

1.9K 63 10
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa vote ya. Dan komen setelah membacanya.

Sejak pagi Dirla dan Keynan menjadi topik hangat di kantor. Karna sikap Keynan yang sangat posesif kepada Dirla. Kalau mereka yang tidak tau, mungkin mereka kira, Keynan itu pacarnya Dirla. Seperti saat ini, mereka sedang makan siang di kantin kantor bersama Keynan dan Cleo.

"Ayodong queen, kamu itu harus makan yang banyak". Keynan terus menyuapi Dirla, sebenarnya Dirla sedikit risih, tapi dia tau sifat adiknya ini, dia paling tidak suka yang namanya di tolak.

"Key, kakak tuh udah kenyang banget" tolak Dirla dengan tatapan memohon. "Gak lupa kan sama perjanjian kita? Kalau gak di rumah, atau gak ada bunda, ayah, Kea atau keluarga yang lain, gak ada panggilan kakak. Biar lebih sopan, aku akan manggil kakak queen".

Dirla memutar bola matanya malas mendengar ucapan Key. Keynan memberikan obat ke Dirla dan setelah meminumnya Keynan mengusap lembut kepala Dirla. "Anda Mrs.Dirla?" tanya beberapa polisi yang menghampiri tempat Dirla, Keynan dan Cleo duduk.

"Iya, ada apa ya?" tanya Dirla, dia bingung dengan keberadaan beberapa polisi ke kantornya. Perasaan dia juga tidak pernah menghubungi polisi. "Adik anda yang bernama Keananta Akifa Arkan, sedang berada di rumah sakit. Karna ada seseorang yang mencoba membunuhnya".

Terkejut, Dirla sangat terkejut mendengar apa yang polisi itu bicarakan. Dia hampir saja pingsan kalau Key tidak dengan cepat memegang lengannya. "Kamu yang tenang ya queen. Kita akan kesana, terimakasih dengan kerjasamanya". Polisi itu pergi, meninggalkan Dirla yang sedang menangis.

Key yang melihat kakaknya menangis, langsung memeluk Dirla mencoba untuk menenangkannya. "Jangan nangis ya, kita kesana sekarang. Cleo, tolong batalin meeting hari ini, kita pergi dulu". Dengan sigap Key mendorong kursi roda Dirla menuju mobil.

Ternyata dari tadi, Davian memerhatikan mereka. "Kenapa aku merasa sakit hati melihat kamu sama pria itu?". Davianpun mengikuti mobil yang Dirla gunakan.

                            ➰➰➰

Setelah mendapatkan info, kalau Kea berada di ruang operasi, Keynan langsung mendorong kursi roda Dirla menuju ruang operasi. Dirla terus membayangkan kalau yang di dalam ruang operasi itu Kea, dia terus saja menangis membayangkan itu.

"Kea" panggil Dirla saat melihat Kea sedang mondar-mandir di depan ruang operasa. Kea yang melihat kedatangan kedua kakaknya itu langsung memeluk Dirla, dia menumpahkan seluruh rasa takut dan khawatir di pelukan Dirla, dengan cara menangis.

"Dia nolongin aku kak, dia ngasih jaket anti pelurunya ke aku, tapi malah dia yang ketembak". Dirla mengusap kepala Kea, dia tau pasti adiknya ini sangat terpukul, melihat seseorang yang telah menolongnya tertembak tepat di hadapannya.

"Tapi kamu gak pa-pa kan Kea?" kali ini Keynan yang bicara. Dia juga sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya ini. Keynan itu, tipe pria yang sangat menyayangi keluarganya.

"Kea, kamu baik-baik aja kan sayang?" tanya Natha yang baru saja tiba di rumah sakit dengan Ken. Kea mengangguk menjawab pertanyaan bundanya ini. Ken mengusap lembut kepala Kea dan mencium kening Kea dan Dirla bergantian. "Semua akan baik-baik saja" ujar Ken dengan nada tegasnya. Dia sangat mengkhawatirkan kedua putrinya ini.

"Aku akan mengurus orang yang hampir ngebunuh Kea, aku janji, dia akan mati di tangan aku beberapa jam lagi" Keynan langsung berjalan meninggalkan keluarganya, tapi dengan cepat, Ken menghalangi jalan Key.

"Jangan pake emosi Key, selesaiin baik-baik, dan tanya siapa yang ada di balik semua ini. Kita selesaikan dengan hukum". Key mengiyakan ucapan ayahnya dan berlalu meninggalkan rumah sakit.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang