FL.66

189 13 9
                                    

Sesampai di kediaman Samantha, Dirla langsung mengetuk pintu berulang-ulang sampai seseorang membukakan pintunya. "Ah, princes here. Aku tau maksud kamu kesini untuk apa, berlututlah dan aku akan memberitahu dimana keberadaan Davian". Barend membulatkan matanya mendengar perkataan Samantha, sedangkan Dirla langsung berlutut di hadapan Samantha. "Cium kaki aku" Samantha menatap Dirla dengan penuh kepuasan.

"Stop, biar aku yang menggantikan Dirla" Barend tidak terima dengan perlakuan Samantha ke Dirla. "Sejak awalkan aku bilang, dia harus menuruti semua kemauan aku untuk tau keberadaan suaminya". Tiba-tiba saja Samantha tertarik kebelakang oleh seseorang "Bangunlah" dia memegang kedua bahu Dirla dan membangunkannya "kamu ga boleh seperti itu Sam, kita balas kejahatan daddy kamu dengan kebaikan, kita harus menjadi orang baik".

"Tapi Samantha belum terima kalau__" Wanita itu langsung menggenggam tangan samantha lembut. "Kita harus belajar menerimanya Sam, pergilah ke perternakan kuda daerah xxx di pinggir kota London, dia akan kesana untuk menenangkan dirinya" air mata Dirla sudah tak bisa di bendung dan dia langsung memeluk wanita itu. "Terimakasih, aku akan membalas kebaikan kalian".

Dirla langsung menarik tangan Barend agar mereka bisa langsung menuju desa pinggir kota, ada perasaan senang saat dia tau keberadaan Davian di sana. Mereka cukup lama menempuh jarak ke desa tempat persembunyian Davian, butuh waktu berjam-jam agar mereka sampai di sana. Dan sekarang sudah pukul tujuh malam, dengan perlahan Barend mengendarai mobilnya masuk daerah desa yang gelap karna minim penerangan.

"Kamu tunggu di mobil, aku akan keluar untuk bertanya" Barendpun langsung keluar mobil karna dia belum menemukan perternakan yang dibilang mamahnya Samantha. "Di depan itu perternakannya Dir" ucap Barend setelah bertanya dan kembali melajukan mobilnya.

Tapi ada pemandangan yang aneh saat mereka sampai di depan perternakan itu, semua orang berpakaian hitam. Dengan perlahan Dirla dan Barend keluar dari mobil, perasaan Dirla sudah tidak bisa di jelaskan lagi, dia takut dengan kenyataan yang akan terjadi. "Ada apa ini?" tanya Barend kesalah satu pelayat yang hadir. "Seorang pria meninggal sore tadi, sepertinya dia depresi berat".

Detik itu juga Dirla langsung menangis dan berlari kearah peti mati yang sudah di kelilingi banyak orang. "Ini ga mungkin kamu kan Dav? Aku mohon bangun dan aku minta maaf atas sikap bodoh aku ke kamu Dav" Dirla terus menangis sambil memeluk peti yang tertutup rapat. "Sudah Dir, kita bawa Davian pulang ke London dan kita makamkan disana". Dirla menepis tangan Bareng dan menangis dengan sangat kencang.

"Enggak, enggak. Davian ga boleh mati, aku cinta sama dia. Aku cinta sama kamu Dav, aku bilang apa ke Darrel kalo dia nanya daddynya, aku minta maaf Dav, aku mohon bangun. Jangan tinggalin aku Dav, aku mohon ba,,ngun" Dirla langsung pingsan karna terlalu terkejut dan menangis histeris sambil memeluk peti mati itu. "Dirlaa,,," Barend dengan sigap menggendong Dirla dan beberapa orang mengarahkan Barend untuk membawanya ke kamar tamu yang berada disana.

"Bangun Dir, kamu ga boleh seperti ini" Barend mengusap kening Dirla lembut agar dia tersadar dari pingsannya. "Bar,, Davian, Davian ninggalin aku. Dia nurutin perkataan aku, aku ga sungguh-sungguh bicara itu, aku takut di tinggal dia Bar. Aku harus bagaimana? aku cinta dia Bar, aku mau Davian,,," Barend memeluk Dirla yang terus menangis.

"Aku ga kan pergi ninggalin kamu, aku disini" Dirla yang mendengar suara prianya langsung melihat kearah suara, ada Davian disana berdiri di depan pintu kamar. Dirlapun melepaskan pelukannya dan berlari menghampiri Davian, di peluk tubuh kekar prianya dan di hirup dalam-dalam aroma tubuhnya. "Kamu masih hidup sayang? jangan tinggalin aku, aku minta maaf, aku minta maaf Dav, aku minta maaf".

Dirla terus mengulang perkataan maaf kepada Davian, Davian melepas pelukannya dan menghapus air mata Dirla. "Kamu ga salah, stop minta maaf sayang. Aku sangat mencintai kamu" Mereka berdua larut dalam kebahagiaan walau ada air mata disana. Barend yang tak ingin mengganggu keduanyapun pergi keluar dari kamar itu. Dia berdiri di depan pintu dengan perasaan yang bahagia tapi ada sakit disana.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang