FL.14

940 33 17
                                    

Kedatangan Dirla dengan Davian di perusahaan Mr.Hacsen dapat sorotan dari semua pasang mata yang berada di sana. Bahkan tak banyak dari mereka yang mengambil gambar keduanya. Dan ada juga yang berbisik tentang Dirla yang sudak memakai kalung keluarga Axton.

"Kehormatan bagi saya kedatangan pasangan yang fenomenal di perusahaan saya" sapa Mr Hacsen.

"Istri saya ada pertemuan kan dengan anda? Jadi saya harus menemaninya, dimana ruang meetingnya? Agar meetingnya bisa di mulai" saut Davian dengan tegas dan sedikit tersenyum.

"Mari ikut saya" semua pasang mata iri melihat Davian dan Dirla. Davian berjalan dengan melingkarkan tangannya di pinggang Dirla.

Davian masuk kedalam ruang meeting, dia sesekali memberikan pendapat atau usulan. Tapi wajah Dirla tetap sama, tidak tersenyum atau bahagia ada di dekat Davian.

"Mr.Davian, hidung anda" ujar Mr.Hacsen. Refleks Davian memegang hidungnya, dan benar dugaannya. Hidungnya mengeluarkan darah lagi. "Saya permisi dulu. Aku tunggu di luar ya sayang". Davian mengusap kepala Dirla sebelum dia meninggalkan ruang meeting.

"Kayanya ada yang di sembunyiin dari Mr.Davian Dir" bisik Cleo di tengah-tengah meeting. "Bukan urusan aku, serius sama meeting Cle" jawab Dirla dengan juteknya.
.
"Belum sampai tahap mual, tapi sering banget mimisan dan sakitnya luar biasa. Yaaa,,, aku akan kesana. Obat? Buat apa minum obat kalo gak bisa nyembuhin, tapi Nes,,"

"Davian" panggil Dirla. "Nanti aku telfon lagi, bay" Davian langsung mematikan sambungan telfonnya dan memasukan handphone ke dalam jasnya.

"Why baby?" tanya balik Davian dengan wajah yang cerah, senyuman yang mengembang. Membuat semua wanita yang melihatnya jatuh cinta, kecuali Dirla.

"You oke?" tanya Dirla dengan wajah biasa aja, tidak khawatir atau semacamnya. "Ya,, im fine. Udah selesai? Ayo aku anter pulang, abis ini aku masih ada meeting". Davian merangkul Dirla berjalan keluar.

"Aku mau ke suatu tempat dulu, kamu langsung aja ke tempat meeting. Lagi juga, aku udah di kawal banyak orang, bersenjata pula. Key gak akan berani deketin aku" Davian terdiam mendengar ucapan Dirla. Dia bingung, mau ngijinin dia pergi atau tidak.

"Okey, Sean, kasih kabar tentang Dirla setiap satu jam sekali, dan Cle, tolong jaga Dirla. Aku pergi dulu" Davian mengecup kening Dirla sebelum pergi dengan mobilnya.

"Dir, kamu blushing"  ledek Cleo. Tapi Dirla tetap tidak mengeluarkan senyumannya. "Ayo kita berangkat sekarang" Dirla masuk ke dalam mobil di ikuti Cleo dan pengawal lainnya.

Selama di perjalanan, Dirla terus memikirkan ucapan Davian dengan seseorang di telfon. Sebenarnya, Dirla mendengar semua yang di bicarakan Davian. Tapi dia diam sejenak untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan, karna ekspresi Davian terlihat marah.

                             ➰➰➰

Davian masuk ke ruang perawat, dia sedang di melakukan tahap-tahap pengobatan. "Dav, kamu harus kemotrapi dan kita akan melakukan oprasi secepatnya Dav. Kanker otak kamu masuk stadium akhir. Kamu gak bisa terus-terusan begini".

Davian hanya tersenyum sambil melihat figura di meja kerja Nesya, foto kebersamaan Nesya dan semua saudara perempuannya, termasuk Dirla. "Gak usah Nes, aku akan ngejalanin hidup aku bersama Dirla, aku gak butuh semua penyembuhan itu. Percuma aku sembuh, kalo nantinya Dirla bakalan ninggalin aku".

"Maksud kamu Dav? Tanya Nesya, dia bingung sama maksud ucapan Davian yang Dirla akan ninggalin dia. "Pernikahan ini, cuma pernikahan sandiwara Nes, aku yang cinta sama dia, dia enggak. Semua ini cuma untuk ngejauhi dia dari Key".

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang