FL.52

367 15 6
                                    

Saat sampai rumah Darrel langsung berlari ke Arysty tanpa memperdulikan orang yang berada di ruang tamu. "Yaya,, yaya,,, momy is Cry, kata baba el buatin teh momy" Darrel langsung kedapur dan mengambil gelas, "Yaya, help me" Arystypun membantu Darrel membuatkan teh untuk Dirla. "Darrel, kenapa momy nangis? Darrel nakal?" Darrel menggelengkan kepalanya dengan kuat. "No yaya, papous, el ga nakal?".

"Baba and momy home" teriak Barend yang berjalan masuk sambil merangkul Dirla, Darrel yang mendengar suara Barend langsung menghampiri mereka sambil membawa segelas teh dengan hati-hati. "For you momy" Dirla mengambil gelas itu dan meminumnya. "Hanya momy? Baba ga kamu bikinin? Jadi Darrel sayang momy doang baba enggak? Momy, Darrel ga sayang aku" ledek Barend, dia sengaja membuat wajahnya sedih dan mendekat ke Dirla.

Darrel yang melihat wajah sedih Barend langsung menarik tangan Barend. "El tayang baba, tunggu ya el bikinin" saat Darrel ingin kembali berlari kedapur Barend langsung menggendong anak itu dan menggelitik perutnya. "hahahaj,,,Baba geli,,, momy tolong el".

"Dirla,,," suara yang sangat asing membuat Darrel dan Barend menghentikan canda mereka. "Aunty, uncle, Rolan. Kenapa? Kenapa kalian ada disini" Barend menurunkan Darrel dan melihat kearah tamu mereka. "Kalian saling kenal? Dir, dia kolega aku yang aku ceritain ke kamu,dia itu,," perkataan Barend terpotong karna Woonsen langsung memeluk Barend. "Dirga,,, kakak kangen kamu" mereka yang mendengar membulatkan matanya, bahkan Dirla tidak menyadari kalau mereka mirip. "Mah, dia Barend bukan Dirga" Woonsen melepaskan pelukannya dan memegang wajah Barend.

"Jangan peluk baba el,,," teriakan suara Darrel membuat Woonsen tersadar. "Dady Dirga? Barend?" Dirla merhatikan lekat-lekat wajah Barend dan dia langsung menangkup bibirnya karna dia baru sadar, kalau Barend benar-benar mirip. "Apaan sih kamu Dear?" tanya Barend yang melihat keterkejutan di wajah Dirla. Sedangkan Rolan berjalan menghampiri Dirla dan memeluk wanita itu. "Aku cari kamu Queen, aku keliling dunia buat cari kamu dan semua mencari kamu. I miss you, i realy miss you queen". terlihat wajah Rolan sangat bahagia bertemu Dirla, dia tidak ingin melepas pelukannya sampai dia mendapat pukulan kecil di kakinya oleh Darrel. "Jangan peluk momy el".

Rolan melepaskan pelukannya dan mengsejajarkan tubuhnya dengan Darrel "Ini pasti ponakan uncle, hay baby boy. Nama uncle Rolan, bagaimana kabar kamu?" tanya Rolan yang sudah mengulurkan tangannya kearah Darrel. "Im sorry, kata baba tidak boleh bicara tama olang asing. Iya kan baba?" Darrel menengadah ke Barend untuk meminta persetujuan dan Barend mengangguk mengiyakan perkataan Darrel. "Lebih baik kita duduk dulu, bicarakan semua ini dengan tenang" pinta Geo, karna dia sebagai tuan rumah merasa tidak enak kalau tamu hanya berdiri dan mereka kembali keruang tamu.

"Kamu beneran bukan Dirga? tapi, wajah kalian sangat mirip. Pah, mereka, wajah dia sama Dirga" Renhard mengusap punggung Woonsen dan menenangkan wanitanya. "Mereka orang yang berbeda, kamu sendirikan yang ikut mengantarnya. Dia Barend Clementius bukan Dirga Atmadeva" Woonsen terlisat sedih, tapi dia berusaha tegar di depan Dirla dan Darrel yang tengah memerhatikanya.

"Dirla sayang, kita kembali ya ke London" pinta Woonsen, dia tak sabar melihat kebahagiaan di wajah Natha saat melihat Dirla. "Tidak bisa, ini rumah aku sekarang aunty, aku bahagia disini. Kita semua memang tidak sekaya ayah atau uncle aku yang lain, tapi dengan kesedeharnaan ini aku bahagia" Woonsen menitihkan air mata mendengar perkataan Dirla sedangkan Rolan menatap cincin yang melingkar di jari manis Dirla. "Kamu ga rindu bunda dan ayah kamu? Kamu ga mau tau kabar si kembar? Kalau kamu terus disini namanya kamu egois, kamu enggak memikirkan keadaan bunda kamu yang hampir sekarat memikirkan kamu Dirla".

Dirla menitihkan air matanya mendengar pernyataan Renhard "Kamu jahat bikin momy nangis,,, baba masukkan meleka kepenjala dia buat momy nangis" teriak Darrel saat melihat Dirla menangis, dia seperti pria dewasa yang siap siaga melindungi orang tercintanya. "Darrel dengerin baba ya, ini masalah orang dewasa. Jadi lebih baik Darrel ke kamar dan bermain ya nanti baba nyusul, oiya cookiesnya jangan lupa di makan, tenang aja baba akan jagain momy, Oke captain?" dengan ragu Darrel menganggukkan kepalanya dan Darrel meninta Barend mendekatkan telinganya karna dia ingin membisikkan sesuatu.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang