FL.31

522 16 17
                                    

Dirla merebahkan dirinya di atas kasur sambil melihat beberapa foto dirinya dan Davian saat melakukan pemotretan di handphonenya, itu juga Kea yang mengiriminya dulu. "Bagaimana keadaan kamu Dav? Maaf ya aku meninggalkanmu jauh di London, aku janji akan kembali setelah semuanya selesai".

Tanpa terasa dia tertidur sambil memeluk kemeja Davian yang sengaja dia bawa, entah kenapa semenjak Davian di rawat di rumah sakit, Dirla jadi tidak bisa tidur sebelum memeluk baju-baju Davian.

Keesokan paginya Dirla merasa tubuhnya sedikit panas dan kepalanya pusing. Dengan perlahan dia menuju dapur untuk membuat susu hamil, setelah membuatnya dia meminum susu itu sambil mengusap perutnya. "Yang sehat ya nak".

Saat dia ingin kembali menuju kamarnya, handphone yang ada di tangannya berbunyi, terlihat nama Rahezal di sana. Dirlapun menerima panggilan itu.

"Kamu dimana? Udah hampir tiga hari kamu ga nemuin kakak. Kamu marah sama kakak?"

Dirla tersenyum mendengar ucapan Rahezal, dia sangat merindukan kakaknya itu, ingin sekali rasanya dia memeluk pria itu.

"Aku di Jepang, ada masalah sama cabang perusahaan Davian di Jepang. Kakak mau aku bawain apa?"

"Dirlaa,,, ya Tuhan,,, kamu lagi hamil sayang. Kan kamu bisa nyuruh Sean yang kesana, kenapa harus kamu?? Dimana Sean, kakak mau ngomong sama dia"

Dia sangat yakin kalau kakaknya sedang menahan marah di sana sambil mengepalkan tangannya.

"Jangan ganggu Sean kak, dia sedang bersama keluarganya, aku yang menyuruh dia untuk menemui kekuarganya dan aku ga mau dia nantinya menyesal setelah keluarganya pergi".

"Kapan kamu pulang? Kakak akan jemput kamu atau kakak akan samper kamu kesana".

"Jangan, kakak abis oprasi. Setelah masalahnya selesai aku akan pulang. Udah dulu ya kak, aku mau siap-siap ke kantor. Kakak lanjut tidur ya bay,,,,"

Dirla langsung mematikan sambungan telfonnya, dan bergegas ke kamar untuk siap-siap berangkat ke kantor. Walau badannya tidak sehat, dia harus tetap menyelesaikan masalah di kantor agar dia cepat pulang ke London.

                  ➰➰➰

Rahezal merasakan kepalanya berdenyut setelah menelfon Dirla, dia tidak habis fikir dengan adiknya itu, dia sedang hamil tapi dia malah melakukan perjalanan jauh demi bisnis. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Kea yang baru saja masuk keruang inap Rahezal.

"Im oke. Gimana kondisi Davian?" tanya Rahezal, sedangkan yang di tanya seperti tidak mendengar ucapan Rahezal, dia sibuk menyiapkan makanan untuk Rahezal tanpa berniat menjawab ucapan pria itu. "Aku tanya gimana kondisi Davian?" notasi suara Rahezal sedikit meningkat.

Kea melihat kearah Rahezal. "Kamu istirahat aja, aku mau keluar dulu". Rahezal tersenyum getir melihat Kea yang selalu menghindar saat dia bertanya tentang Dirla atau Davian. "Mau sampai kapan kamu seperti ini Keananta?" Kea menghentikan langkahnya tanpa berbalik untuk melihat wajah Rahezal. "Aku ga ngerti maksud kamu?" jawab Kea singkat dan kembali melanjutkan jalannya.

"Aku tau semua Kea, pertengkaran kalian aku tau" Tangan Kea mengapal dan membalikkan badan kearah Rahezal. "Trus kalo kamu tau, kenapa kamu terus nanya keadaan Davian? Aku tuh hampir mati saat tau kamu pendonor itu Hezal,,,".

"Aku ngelakuin semua itu untuk Dirla, untuk kebahagiaan adik aku dan kamu tau itu Kea". Kea menghampiri Rahezal dan berdiri tepat di sampingnya. "Apa kamu ga pernah mikirin kebahagiaan aku? Aku tunangan kamu,, Kenapa semua orang selalu ingin kak Dirla bahagia". Rahezal memegang tangan Kea untuk menenangkannya, dia tau kalau dirinya sudah kelewatan dengan Kea.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang