FL.51

307 13 2
                                    

*Nyalain yukk vidio diatas, biar bisa nyanyi barend barend*

Rolan sangat kesal karna dia dan ayahnya harus kembali ke Indonesia karna ada problem disana. Dia ingin menemui Dirla secepatnya, dia ingin memeluk wanita itu dan Darrel. "Aku akan menemui Dirla secepatnya" Rolan sedikit marah kepada Renhard yang melarangnya menghampiri Dirla. "Kamu ga bisa menghancurkan kebahagiaan orang Rolan, kamu lihat senyuman Dirla kan? Kamu ga bisa bertindak seenaknya tanpa berfikir terlebih dulu. Masalah ini biar papah yang urus, papah harap kamu tidak memberitau siapapun kalau kita ketemu mereka".

Rolan hanya terdiam tanpa menjawab ucapan papahnya. Tapi tiba-tiba saja dia menyeringai dan mengetik sesuatu dalam ponselnya, Renhard yang menyadari itu langsung merampas ponsel milik Rolan. "Kalau kamu sampai memberitau yang lain, kamu tak akan pernah menjadi pilot lagi Rolan. Beri papah waktu untuk mengklarifikasi hubungan di antara mereka" Rolan kesal saat melihat ponselnya masuk kedalam saku celana Renhard. "Jangan terlalu lama, atau aku yang akan menculik mereka" Rolanpun langsung pergi meninggalkan Renhatd.

                         ➰➰➰

Dirla sangat suka hari-harinya selama dia berada di cafe, banyak orang yang memuji cafenya dan juga rasa cake and cookiesnya. Melihat semua pelanggannya tersenyum bahagia saat memakan cakenya, itu membuat Dirla ikut bahagia. Walaupun sedikit lelah karna pelanggan yang banyak dan juga dia harus membuat cake sambil mengurus Darrel, tapi itu semua bukan alasan untuk Dirla tidak bahagia. Dia membuka restaurantnya sangat pagi karna dia datang bersama Barend dan pulang saat Barend pulang kerja.

"Bagaimana pelanggan hari ini?" tanya Barend saat mereka dalam perjalanan pulang. "Rame banget Bar dan besok aku ada pesanan cake ulang tahun jadi nanti malam aku harus bergadang untuk membuatnya. Ah,,, aku suka banget berada di sana, bahkan Darrel ga nangis, dia pinter banget ya Bar. Ga terasa udah berbulan-bulan aku diriin Dear cake&cafe" Dirla sangat antusias menceritakan harinya selama di restaurant, setiap pulang dan dalam perjalanan Barend akan selalu menanyakan pertanyaan yang sama dan Dirlapun menceritakaannya karna setiap hari selalu ada cerita yang berbeda.

Saat mereka tiba di rumah, Dirla dan Darrel sudah tertidur sangat lelap dan Alhasih Barend memasukkan Darrel terlebih dulu kekamarnya, setelah itu dia menggendong Dirla dan menaruhnya di kamarnya Dirla. "Kalian baru pulang?" tanya Arysty saat Barend baru saja keluar dari kamar Dirla. "Iya Mom. Hari ini aku banyak kasus jadi aku telat jemput Dirla dan Darrel" Barend mengeluarkan wajah lelahnya, karna dia benar-benar lelah. "Mandilah setelah itu tidur, kamu perlu istirahat. Moma kembali ke kamar dulu".

"Mom, ini pesenan moma" saat Arysty ingin kembali ke kamar, Barend memberikan majalah yang sengaja dia pesan khusus dari London. Majalah yang menceritakan tentang Davian, pengusaha muda yang sedang di incar seluruh jurnalis tentang kehidupan cintanya. "Thanks Bar, maaf temen moma ngerepotin kamu" Arysty mengambil majalah itu dan langsung masuk kedalam kamar, Barendpun tidak pernah mencugai itu.

Dirla terbangun dengan alarm yang berbunyi dan dia langsung membersihkan diri bersiap untuk kedapur. Dia membuat pesanan cake ulang tahun setelah itu dia membuat cookies untuk Darrel dan keluarganya. "Momy,,,, I want school" Dirla yang sedang menyiapkan sarapan terkejut mendengar suara khas anak kecil yang meminta untuk kesekolah. "Are you serious?" tanya Dirla yang kini  mengsejajarkan tubuhnya dengan Darrel dan anak itu mengangguk yakin. "Panggil baba terlebih dulu, kita sarapan bersama".

Dengan langkah kecilnya Darrel langsung berlari kekamar Barend, dia memukul-mukul pintu kamarnya sambil berteriak. "Baba,,, baba,,, I have cookies, baba,,,," Barendpun membuka pintu kamarnya dan langsung nenggendong Darrel. "Kamu belum mandi? Ayuk kita mandi dulu" Barend membawa Darrel untuk mandi terlebih dulu baru bergabung sarapan. "Moma, papa. Darrel ingin kesekolah, menurut kalian bagaimana?" Dirla selalu bertanya ke orang tua Barend mengenai Darrel. "Jangan, papa ga mau Darrel terluka nanti, lagi juga dia masih terlalu kecil".

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang