FL.53

300 15 8
                                    

Setelah mereka sarapan, mereka semua sedang menikmati pemandangan indah Ticino dari taman villa yang mengarah ke danau. "Barend, aku mau buat cookies. Bisa anterin aku ke mini market?" tanya Dirla, biasanya setiap pagi dia selalu buat cookies untuk Darrel atau membuatkan Barend. "Aku ingin ke kota, biar aku aja yang beli" Barend mendekat ke Dirla dan memegang kedua lengan wanita itu. "Luangkan waktu sama keluarga kamu, mereka pasti butuh banyak penjelasan dari kamu. Jangan pernah menghindar lagi dan hadapi apa yang ada di hadapan kamu, aku akan selalu ada di sisi kamu" Barend mengecup kening Dirla dan berjalan keluar.

"Baba,,,," teriak Darrel dari dalam dan mengejar Barend. "Baba,,,, ikutt,,,," Barend langsung menangkap Darrel dan membawanya kedalam gendongan. "Darrel jangan nakal ya, turutin perkataan baba" teriak Dirla saat mobil hendak berjalan. Mereka seperti ayah dan anak yang sangat sulit di pisahkan. "Dia sangat menyayangi Darrel" Dirla terkejut mendengar perkataan Arga yang berada di belakangnya.

"Dia memiliki wajah seperti Dirga dady kamu dan pasti dia sangat menjaga kamu dan Darrel" Dirla yang sudah menghadap Arga di pegang tangannya oleh pria paruh baya itu. "Uncle seneng banget ngeliat kamu sangat sehat seperti ini, melihat senyum kamu kepada Darrel dan Barend itu pemandangan terindah buat uncle. Apapun keputusan kamu nanti, uncle akan mendukung kamu dan berada di sisi kamu sayang" Dirla terharu mendengar perkataan tulus dari Arga, tapi dia juga belum tau kedepannya akan seperti apa.

            ➰➰➰

Setelah menempuh jarak yang lumayan, Darrel dan Barend tiba di mall yang cukup besar di sana. Barend menggenggam tangan Darrel dengan erat sambil melihat beberapa daftar menu yang ingin dia beli. "Baba,,, ice cleam coklat boleh?" tanya Darrel sambil memasang wajah memohon, sedangkan Barend masih sibuk melihat daftar belanjaan yang ingin dia beli. "Baba,,, baba,,," Darrel menarik ujung baju Barend agar pria itu melihat kearahnya. "Iya jagoannya baba, ada apa? Kamu mau apa?" tanya Barend yang kini sudah berjongkok di hadapan Darrel.

"Ice cleam,,, baba,,, mau ice cleam coklat" Barend berdiri dan melihat seberapa jauh jarak tempat ice cream dan ternyata tidak telalu jauh dan masih dapat terpantau oleh Barend tempat ice cream itu. "Oke, ketempat ice cream lebih dulu, jangan pergi kemanapun sebelum baba datang dan ini card untuk kamu beli ice cream oke?" Barend memberikan cardnya, Darrel mengambil card itu dan langsung pergi meninggalkan Barend.

Darrel terlihat kesal karna mengantri ice cream dan saat giliran dia ingin membeli, ice creamnya sudah habis. Dengan wajah sedih Darrel berjalan meninggalkan tempat ice cream itu, saat dia ingin kembali ke Barend dia melihat toko cake yang tempatnya cukup jauh dari Barend berada, Darrel langsung berlari dan masuk ke toko itu. Dia berjinjit untuk melihat deretan cake yang sangat menggoda baginya. "Hey boyy,,, bisa aku bantu?" tanya seorang pria yang menghampiri Darrel yang terlihat kesulihat melihat beberapa cake.

"Mau liat cake" Pria itu langsung menggendong Darrel agar dia leluasa melihat cake yang ada disana. "Aku mau ini, ini dan ini. Tuan, kata baba aku bayal make ini" Darrelpun memberikan cardnya kepegawai toko. "Kamu kesini sendirian? Mana dady kamu?" tanya pria itu yang masih menggendong Darrel. "Ini pesanannya dan ini cardny" pria pegawai itu memberikan bungkusan cake ke Darrel.

"Terimakasih, tolong tulunin el, aku mau ke baba" pinta Darrel dan pria itu menurunkan Darrel dari gendongannya. "Oke, baba itu dady kamu?" Darrel mengangguk menjawab perkataan pria baik itu. Darrel cukup kesulitan bembawa cake yang dia beli, jadi pria itu mengambil alihnya dan menggandeng tangan Darrel. "Aku akan mengantar kamu menemui baba kamu".

Sedangkan Barend sangat panik melihat Darrel tidak ada di tempat ice cream, bahkan dia mencari ke beberapa tempat dan tidak lupa dia meminta bagian informasi untuk mencari Darrel. "Ya Tuhan, Darrel kamu kemana. Darrel,,,," teriak Barend sambil terus mencari anak itu, perasaannya benar-benar tak karuan saat ini. "Baba,,,,," Barend langsung berbalik dan berlari menghampiri anak kecil yang berlari kearahnya, di peluk Darrel dengan kuat dan hampir saja air mata Barend keluar. "Baba cry?" tanya Darrel yang sudah tidak memeluk Barend.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang