FL.69

248 9 2
                                    

Arysty tak pernah pergi dari sisi Barend, dia selalu di sisi anaknya sambil menggenggam tangan Barend yang di balut perban. "Kalo Barend ninggalin aku gimana pa? kalo Barend ga bangun lagi gimana?" Air mata Arysty mengalir memandang wajah putranya. "Sudahlah, dia akan sadar. Kamu tau kalau anak kamu ini kuat, dia akan melewatinya dengan cepat, besok dia akan bangun". ujar Geo yang terus berusaha menguatkan istrinya.

Pintu ruangan Barend terbuka, memperlihatkan Conor dan Theo disana. "Mr.Clementius, sebaiknya anda istirahat di rumah, Saya dan Theo akan menjaga Barend, Kita akan melaporkan perkembangan terbaru Barend". Geo memandang Arysty yang terlihat lelah karna terus menangis. "Arysty, kita ambil pakaian ganti untuk Barend. Nanti kita balik lagi kesini". Arysty mengguk mengiyakan perkataan sumianya.

"Tolong jaga Barend" hati Arysty sangat berat meninggalkan Barend. "Saya akan menjaganya" ujar Conor sebelum orang tua barend keluar ruangan. "Foto itu, kamu udah lacak siapa mereka?" tanya Conor saat mengingat foto yang di lempar pelaku. "Dia keluarga dari pelaku, mereka kelilit banyak hutang karna pelaku di tipu investasi yang banyak tapi semua uangnya di bawa kabur".

Theo mendudukkan dirinya di sofa tak jauh dari ranjang Barend. "Aku rindu celotehan Darrel, dia selalu bilang mau jadi polisi seperti baba" ucapnya sambil melihat foto Darrel di Nistagram miliknya. "Dia udah bahagia sama keluarga barunya, sudah Theo jangan bahas Darrel dan aku juga rindu anak itu, dia selalu teriak baba baba".

"Baba,,," mereka berdua memijat kepalanya yang sedikit pening. "Bahkan aku berhalusinasi mendengar suaranya" ujar Theo yang kini sudah merebahkan badannya di shofa. "Baba,,,, El Here" Theo dan Conor langsung berdiri dan mencari sumber suara. Pintu terbuka sangat lebar, Darrel berlari menghampiri Barend. "Uncle, baba tidur ya?".

Sontak Conor dan Theo langsung memeluk Darrel. "Darrel, uncle miss you. Darrel ga nakal kan selama di London?" tanya Conor yang masih berada di hadapan Darrel. "Darrel punya temen ga di sana? trus Darrel kangen uncle ga?" kali ini Theo yang berbicara, mereka berdua sangat merindukan Darrel karna Barend sangat sering mengajaknya ke kantor. Suasana yang tegang akan cair kalau ada Darrel disana.

"El rindu uncle, El ga nakal, El main sama Kav sama baby akaya. Mainan El banyak banget uncle, daddy punya tempat bermain yang gedeeee banget. Trus El suka di beliin es krim sama aunty Kea, trus El suka main juga sama uncle Niko" Mata Theo dan Conor memanas mendengar cerita Darrel yang terdengar sangat senang berada di London. "Uncle seneng kalo kamu bahagia di sana". Conor mengusap lembut kepala Darrel.

"Gimana keadaan Barend?" tanya Dirla yang sudah berada di dekat mereka bersama Davian. Conor bangkit dari posisinya dan menatap Davian tak suka "Aku sudah melarangmu untuk datang dan kenapa kamu malah datang kesini sama Suami kamu?". ada penekanan di akhir kalimat Conor. "Aku khawatir sama Barend".

"Dia baik-baik saja" Conor menghampiri Dirla dan memegang pundak wanita itu. "Aku bukannya jahat melarang kamu untuk datang, tapi Barend ga mau kamu khawatir sama kondisinya selama dia pulang dari London" Dirla sudah menguatkan dirinya agar tidak menangis saat sampai di rumah sakit, dia tidak ingin Darrel melihatnya lagi menangis.

Dirla menggendong Darrel dan langsung berjalan kesisi ranjang Barend. "Bar, El disini. Dia kangen kamu, kamu yang kuat ya Bar" di usap lembut wajah Barend yang terlihat luka-luka. "Momy,, penjahatnya buat baba sakit ya, uncle ayo tangkep penjahatnya, kasian baba El sakit" ujarnya dengan mata yang kesal melihat babanya terbaring di ranjang rumah sakit. "Momy,, El mau cium baba".

Dirlapun mendekatkan tubuh Darrel ke wajah Barend untuk di kecup. "Baba, cepet sembuh ya, nanti El yang ganti baba tangkep penjahatnya. Momy, El mau tiduran di samping baba, momy,, El mau peluk baba" rengeknya yang ingin terus di dekat barend. "Aku akan mindahin Barend ke ruangan yang lebih nyaman". Davian langsung keluar dari ruangan untuk mengurus kepindahan kamar Barend.

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang