FL.3

2.7K 74 18
                                    

Dirla sangat marah saat dia sampai kantor. Karena dia tidak dapat konfrimasi dari Cleo kalau Davian akan datang kerumahnya.

"Apa Cleo sudah datang?" tanya Dirla dengan muka datarnya di tambah menahan marah. Bahkan orang yang berpapasan dengan Dirla sangat takut melihat wajah kemarahan Dirla.

"Sudah, dia sedang di kantin. Apa perlu saya panggilkan?" tanya Hansel, yang sebenarnya dia sedikit ngeri mendengar nada suara Dirla.

"Ya, panggil dia dan suruh langsung keruangan saya. Sekarang juga!" setelah memberikan perintah ke Hansel, Dirlapun langsung masuk kedalam lift dan menekan angka dua puluh lima.

Dirla sedang menggambar beberapa konsep untuk acara ponakannya Davian, sampai terdengar suara ketukan.

"Maaf Mrs, ada apa anda memanggil saya?" tanya Cleo yang dengan sengaja mengeluarkan sikap yang sangat ramahnya.

"Cleo, apa-apaan kamu gak ngasih tau aku kalo Davian akan datang kerumah?" oceh Dirla, tapi ocehan Dirla tak di hiraukan oleh Cleo, dia malah duduk di bangku untuk tamu dan memakan cemilan yang tersedia di sana.

"Cleo, kamu denger perkataan aku gak sih!" bentak Dirla, mungkin saat ini suaranya sudah terdengar sampai luar ruangannya.

"Duduk dulu ya buk boss, kemana handphone kamu? Apa kamu pulang ke rumah bawa handphone? Terus kenapa kalo ada bunyi telfon tuh males banget ngangkat telfon?". Kali ini Cleo yang berbicara dengan muka kesalnya.

"Oiyaya, kamana ya handphone aku? Apa ilang? Kamu liat handphone aku gak Cle?" tanya Dirla yang meraba kantongnya untuk mencari handphone. Dia baru sadar, kalau dari kemarin dia tidak memegang handphonenya.

Cleo mengeluarkan handphone Dirla dari dalam tasnya. "Nih,,, cerobohnya kebangetan sih, aku tuh nelfonin kamu berkali-kali tapi gak kamu angkat. Besok kalo ketinggalan lagi, nih handphone bakalan aku jual, ngerti?" Cleo mempelototi Dirla, sedangkan Dirla hanya mengeluarkan senyumnya sambil memeluk Cleo.

"Maaf ya Cle, kamu pasti bingung banget deh kemaren?" tanya Dirla dengan sedikit ada nada manja ke Cleo.

"Nah,,, sadar kan kalo sahabat kamu satu ini khawatir? Kamu tuh jadi bahan perbincangan pagi ini tau gak? Besok-besok kalo mau berangkat kerja, senyum dan sapa semua karyawan" Ujar Cleo yang masih di dalam pelukan Dirla.

Dirla melepas pelukan dan menatap Cleo bingung. "Cle, aku tuh selalu nyapa semua karyawan yang lewat di dekat aku, karena bunda aku ngajarin sopan satun dan tatakrama, you know?".

"I know Mrs. Dirla Akifa Arkan. Tapi seenggaknya kamu keluarin senyuman kamu itu, jangan cuma kamu keluarin pas ada aku dan keluarga kamu". Saat bunyi ketukan pintu, Dirla langsung bangkit dari duduknya dan kembali memasang wajah datarnya.

"Ya masuk" Terlihat Davian masuk ke dalam ruangan Dirla. "Selamat pagi Dirla" sapa Davian sambil berjalan masuk menghampiri Dirla.

"Pagi,,, Cleo, tolong kamu siapkan semua berkas Mr. Axton, dan bawa keruangan saya sekarang". Setelah mendapatkan perintah, Cleo langsung keluar dari ruangan Dirla.

"Silahkan duduk Mr.Axton" Dirlapun mempersilahkan Davian untuk duduk di bangku yang berada di depan mejanya, sedangkan Dirla duduk di bangku kebesarannya.

"Jadi, mau seperti apa konsepnya Mr.Axton? Dan umur berapa ponakan anda?". Tanya Dirla, yang terlihat sangat profesional, bahkan dia tidak membahas kejadian kemarin saat Davian berkunjung ke rumah Dirla.

"Unicorn, dia berumur empat tahun. Anda sudah punya konsepnya?". Tanya Davian.

Dirla mengeluarkan sebuah buku yang cukup besar dari laci mejanya. "Kebetulan tadi saya menggambar beberapa konsep Unicorn, anda bisa coba liat?".

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang