Chapter 3

4.1K 151 3
                                    

21:00

Di jalan raya yang terlihat sepi dengan pengendara motor, Anggara dan Regan bersiap untuk bertarung. Motor ninja mereka telah terparkir bersampingan, dengan menggunakan helm full face nya Anggara menatap tajam Regan begitu pula Regan.

Hingga waktu yang di tunggu-tunggu, Bendera dengan corak hitam putih pun di jatuhkan tanda bahwa lomba di mulai.

Anggara langsung menancap gas sehingga bisa mendahului Regan yang tertinggal cukup jauh.

Pada saat Anggara sudah ingin tiba di garis finish tiba-tiba ada seseorang yang menyeberang jalan secara tiba-tiba membuat Anggara hilang kendali dan langsung membanting stir ke arah kanan tepat didepan pohon besar dan tinggi.

Anggara mengumpat kesal karena diri nya sudah pasti kalah dari Regan. Anggara berdiri dari tempat semula nya, ia menatap seorang perempuan yang berada dipinggir jalan sedang mengusap lengan tangan kiri nya. Dengan emosi yang memuncak, Anggara menemui perempuan itu

"BUTA YA LO! NGGAK PERNAH BELAJAR GIMANA CARA NYA NYEBERANG YANG BENER??!" Teriak Anggara marah membuat perempuan itu mendongakkan kepala nya.

"Lo!!" Tunjuk Perempuan itu yang ternyata adalah Lenata.

"Setiap gue ketemu sama lo pasti selalu aja sial!!" Ucap Anggara mengacak rambut nya kasar dan menatap Lenata tajam.

"Heh! Lo mikir dong!! Yang salah itu lo, siapa suruh buat balapan di jalan raya kayak gini!! Kalau lo masih salahin gue, gue nggak akan segan-segan buat laporin semua nya ke polisi!!" Ucap Lenata menggebu-gebu.

"Ka..." Ucapan Anggara terpotong karena Lenata.

"Dan lo lihat!! Tangan gue lecet, semuanya ini karena lo!! Kelakuan lo hari ini bikin masyarakat resah, lo tuh ganggu kenyamanan masyarakat disini!! Walaupun ini udah hampir malem tapi tetep aja lo udah ngelanggar aturan!!" Sambung Lenata.

"Lo lihat besok, gue akan kasih tahu semua nya sama polisi!!! Biar lo nggak bisa lagi balapan liar kayak gini bila perlu lo di penjara sekalian!!" Ucap Lenata dengan sorot mata yang tajam.

Lenata berjalan meninggalkan Anggara dengan memegangi lengan kiri nya yang sedikit mengeluarkan darah akibat tergores dengan aspal ketika ia jatuh karena kaget. Anggara mengusap wajahnya dan mengumpat dalam hati, ia menatap punggung Lenata yang terlihat menjauh. Langsung saja, Anggara menaiki motornya kembali dan mengejar Lenata yang sudah berlari menjauh.

Di persimpangan Anggara melihat Lenata yang sedang diganggu oleh beberapa preman berbadan besar. Anggara dapat melihat wajah ketakutan Lenata yang bahkan ingin menangis tapi perempuan itu tahan. Karena Anggara tak tega, laki-laki itu langsung menepikan motornya tak jauh dari preman-preman itu berada dan melepas helm fullface nya, sedikit demi sedikit berjalan mendekati Lenata.

"Cewekk!! Main sama abang-abang mau nggak?? Seru kok!" Ucap salah satu laki-laki berbadan besar dan berotot dengan tato yang berada di mana-mana.

Anggara langsung menghajar salah satu preman itu dan menarik Lenata agar mendekati nya. Ia menarik Lenata ke belakang punggung nya berusaha melindungi perempuan itu

"Heh!! Lo siapa?? Ikut campur urusan kita sama itu cewek!!" Gertak salah satu preman.

"Mending lo semua nggak usah ganggu'in temen gue!! Dia nggak ganggu'in loe semua!! Kenapa lo semua malah ganggu'in dia?!!" Ucap Anggara dengan nada santai tapi terdengar tegas.

Lenata yang berdiri dibelakang Anggara menarik ujung kaos yang dipakai laki-laki itu.

"Seterah kita mau ngapa'in tuh cewek!! Sekarang lo minggir atau mau kita semua hajar?!!" Ancam preman itu.

"Lo semua pergi atau gue panggilin polisi??" Ancam Anggara balik lalu mengeluarkan ponsel nya.

Preman itu langsung saling menatap dan sedetik kemudian mereka pergi meninggalkan Lenata dan Anggara.

Lenata bernafas lega sedangkan Anggara tersenyum miring.

"Dasar penakut!!" Gumam Anggara lalu berbalik menghadap Lenata.

"Makasih!" Ucap Lenata menunduk takut melihat wajah Anggara yang pasti akan memarahi nya karena selalu saja menyusahkan.

"Gue anterin! Dimana rumah lo?" Tanya Anggara membuat Lenata mendongak.

"Hah?? Nggak usah! Gue bisa jalan lagian sebentar lagi sampai!" Ucap Lenata menolak.

Anggara tersenyum mengejek "Beneran mau sendiri? Nggak takut sama preman-preman tadi??? Kalau mereka masih ngincer lo, siap-siap aja lo! Dijadi'in..!" Anggara menjeda ucapan nya dan tersenyum jenaka kearah Lenata.

"Nggak apa-apa! Gue permisi!" Ucap Lenata lalu berjalan meninggalkan Anggara yang menghela nafas kasar.

Dengan gentle nya, Anggara mengikuti Lenata dari jarak yang cukup dekat agar bisa mengawasi dan melindungi perempuan itu dari jauh. Lenata berhenti tepat di rumah yang terlihat sepi dengan pagar berwarna hitam yang menjulang tinggi. Saat Lenata ingin mengunci pagar rumah nya, mata nya tak sengaja melihat motor Anggara yang ingin melaju pergi.

"Dia ngikutin gue?" Tanya Lenata bermonolog.

°°°
Pagi ini, Lenata bangun kesiangan sehingga ia harus telat 5 menit dari jam masuk sekolah. Tepat saat ia membungkuk'kan badan nya di tengah koridor guna mengatur nafas karena berlari ada seseorang yang berdiri di depan nya.

"Telat?" Tanya seseorang itu

Sontak membuat Lenata mendongakkan wajahnya dan berdiri tegak.

"Anggara!! " Ucap Lenata menatap kaget sosok di depan nya ini.

"Ck! Tumben lo telat?" Tanya Anggara.

"Kesiangan" Balas Lenata.

"Terus sekarang mau ke kelas?" Tanya Anggara menatap mata Lenata.

"Iya lah!" Balas Lenata terdengar ketus.

"Ibu Fera udah ada di dalem kelas lo! Seriusan mau nekat buat masuk, saran gue sih lo titip absen aja sama temen lo daripada lo harus masuk terus ujung-ujung nya lo bakalan di hukum" Ucap Anggara yang tau betul dengan keadaan kelas Lenata.

"Kok lo tau kalau Ibu Fera udah masuk?" Tanya Lenata mengernyit bingung.

Anggara langsung terlihat kaget tapi rasa kaget nya ia tutupi dengan bersikap cuek "Nggak sengaja lewat kelas lo!" Ucap Anggara.

"Terus gue kemana sekarang?" Tanya Lenata mendengus kesal.

"Ikut gue yuk!!" Ajak Anggara menarik tangan Lenata lembut.

Ditengah jalan, Lenata sempat bertanya dengan Anggara tapi tak di jawab oleh laki-laki itu.

"Angga!! Mau kemana?" Tanya Lenata yang mulai jengah dengan Anggara.

Anggara menggenggam tangan Lenata bukan lagi menarik nya,sekilas ia melirik kearah Lenata "Angga?? Kenapa lo bisa panggil gue dengan sebutan itu sedangkan temen-temen gue semuanya panggil gue Anggara?" Tanya Anggara tersenyum jenaka kearah Lenata.

"Biar nggak kepanjangan! Lagian kalau gue panggil lo ga ntar dikira Dhirga" Alibi Lenata.

Anggara membawa Lenata ke rooftop tempat dimana biasa nya Anggara dan yang lain nya membolos. Ia mengajak Lenata duduk di pinggir rooftop.

"Ngapa'in sih?" Tanya Lenata terdengar ketus.

"Duduk!" Balas Anggara membuat Lenata mendengus kesal.

"Ya gue tau! Maksud gue kenapa kita kesini?" Tanya Lenata.

"Gue mau cerita!" Balas Anggara membuat Lenata mengernyit bingung.

"Mau cerita apa?" Tanya Lenata.

"Hati" Balas Anggara.

"Maksud lo?" Tanya Lenata semakin bingung.

"Soal hati" Ucap Anggara menatap Lenata yang juga sedang menatap nya.

"Lo lagi suka sama cewek?" Tanya Lenata.

"Gue rasa iya" Balas Anggara santai tapi sukses membuat Lenata langsung membuang muka ke sembarang arah.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang