Chapter 9

3.1K 128 1
                                        

Malam ini Anggara bersama sang mama sedang menikmati makan malam di meja makan. Olive yang melihat Anggara hanya diam saja memilih untuk memecah keheningan.

"Anggara?" Panggil Olive membuat Anggara mengangkat kepala nya.

"Kenapa, ma?" Tanya Anggara.

"Habis makan temenin mama nonton TV ya!" Ajak Olive membuat Anggara tersenyum lalu mengangguk.

Sekitar 10 menit setelah Olive mencuci bekas piring kotor. Mereka kini sedang duduk di ruang Keluarga. Anggara menemani sang mama yang sedang menonton TV.

Hingga tak lama, Olive menatap Anggara yang asik memainkan ponsel nya.

"Anggara?" Panggil Olive membuat Anggara mendongak'kan kepala nya menatap sang mama.

"Kamu kenapa benci banget sama Amel?" Tanya Olive.

"Mama sendiri juga benci dia kan?" Tanya Anggara balik membuat Olive terdiam.

"Mama benci dia karena ada alasan nya" Balas Olive.

"Anggara benci dia juga ada alasan nya" Ucap Anggara menghembus nafas panjang.

"Ma, aku benci dia karena aku nggak mau mama kenapa-kenapa! Aku pengen jaga'in mama dari iblis titisan setan itu" Sambung Anggara terdengar lembut tapi menusuk.

"Amel nggak salah! Keluarga nya yang salah" Ucap Olive.

"Mama sebener nya nggak benci sama Amel hanya saja mama sedikit kecewa karena dia juga terlibat dalam masalah ini" Sambung Olive membuat Anggara mengernyit.

"Keluarga nya yang jadi api dalam masalah ini?" Tanya Anggara dan dibalas anggukan oleh Olive.

"Anggara nggak akan pernah maaf'in keluarga mereka! Sampai mereka mau berlutut di depan mama atau Anggara, Anggara tetep nggak akan maaf'in mereka!!" Ucap Anggara lalu berdiri dan meninggalkan Olive seorang diri.

Olive menghela nafas pelan, mata nya tak lepas dari punggung tegap Anggara yang terlihat menjauh dari pandangan nya "Sampai kapan kita seperti ini! Terutama kamu, Anggara!" Batin Olive.

**

Lenata baru saja bangun dari tidur nya. Selepas shalat maghrib, Lenata langsung tepar di atas tempat tidur. Entah mengapa hari ini sangat melelahkan bagi nya.

Cia yang baru saja masuk ke dalam kamar, ketika melihat Lenata yang sibuk mengucek mata menggeleng-gelengkan kepala nya.

"Bangun! Cuci muka!" Titah Cia lalu duduk di kursi belajar nya.

"Mau mandi" Ucap Lenata lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Cukup lama Lenata berada di dalam kamar mandi, akhirnya perempuan itu keluar dengan baju kaos pendek dan celana pendek selutut. Ia menuju meja rias lalu mengeringkan rambut nya terlebih dahulu, baru lah memoles wajah nya dengan sedikit bedak.

"Ci?"Panggil Lenata membuat Cia yang sedang belajar menolehkan kepala nya.

"Apa?" Tanya Cia.

"Besok males sekolah" Ucap Lenata asal membuat Cia melempar pensil nya kearah Lenata.

"Mau ngapa'in loe pantat kecebong kalau nggak sekolah??!" Tanya Cia dengan aura yang menakutkan.

"Ketemu dia!" Balas Lenata dengan nada pelan takut jika Cia murka.

"Dia?" Cia membeo dengan mimik wajah seperti sedang mengingat seseorang itu.

"Ohhh.. gue inget!" Ada sedikit jeda untuk Cia menghela nafas.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang