Chapter 20

2.6K 106 2
                                        

Selangkah menuju hancur namun masih bisa ditahan dan berharap agar utuh kembali
❣️❣️❣️

Regan menaiki tangga yang menghubungkan rooftop sekolah. Kaki nya satu persatu menapaki anak tangga lalu saat ia berada di ujung anak tangga paling atas, mata tajam nya melihat Anggara yang sedang bercanda ria dengan Lenata. Ia melangkah mendekati mereka berdua dengan sekali hentakan ia menarik tangan Lenata hingga perempuan itu memekik kaget.

Lenata ditarik paksa oleh Regan untuk pergi dari rooftop.Hingga Anggara yang melihat itu langsung mengejar Regan yang menarik Lenata. Ia menendang punggung Regan membuat laki-laki itu jatuh tersungkur.

Lalu Anggara menarik Lenata agar mendekati nya dan bersembunyi dibalik punggung besar nya. Tanpa rasa takut Anggara menatap Regan yang kini sudah berdiri dengan mata yang tersorot kemarahan.

Regan mendekati Anggara lalu dengan tiba-tiba memukul wajah laki-laki itu. Anggara tak jatuh hanya saja wajah nya terpaling ke arah samping. Regan kembali memukuli wajah Anggara dengan berutal. Akibat pukulan bertubi-tubi itu darah segar keluar dari hidung Anggara. Ntah kenapa laki-laki itu tak melawan perlakuan Regan kepada diri nya.

Lenata yang hanya diam sedari tadi langsung mendorong bahu Regan agar menjauh dari Anggara. Dengan berani ia menampar pipi Regan meninggalkan bekas merah di pipi laki-laki tersebut.

"APA YANG UDAH LO LAKUIN?? PERGI DARI HADAPAN GUA! KARENA GUA BENCI SAMA LO!!" Teriak Lenata menatap ke arah Regan dengan mata yang berkaca-kaca. Ia menahan tangis karena laki-laki di depan nya ini dengan brutal memukuli Anggara yang sedari tadi hanya diam tak melawan.

"Lenata dengerin gua dulu!" Ucap Regan mendekati Lenata tapi perempuan itu langsung mendorong Regan agar menjauh.

"GUA BILANG PERGI!" Teriak Lenata membuat Regan mau tak mau pergi dari hadapan perempuan itu. Sebelum nya ia menatap Anggara yang sedang menatap nya juga.

Setelah Regan pergi, Lenata mendekati Anggara. Hidung laki-laki itu masih mengeluarkan darah.

"Bersihin pakai tisu dulu!" Ucap Lenata memberikan tisu kepada Anggara dan diterima oleh laki-laki itu.

Lenata menarik tangan Anggara agar ikut dengan diri nya tapi Anggara hanya diam tak ingin bergerak.

"Kenapa? Ayo ke UKS! Hidung lo harus segera dibersihin" Ucap Lenata.

"Nggak usah! Nanti darah nya berhenti sendiri" Balas Anggara dengan nada santai.

"Anggara jangan batu! Nanti kalau hidung lo infeksi karena darah nya keluar terus gimana?? Nanti kalau ada benjolan di dalam hidung lo gimana??" Ucap Lenata dengan nada yang menyiratkan kekhawatiran.

Anggara masih membersihkan hidung nya lalu kini tangan nya beralih mengelus rambut Lenata "Nggak apa-apa! Jangan khawatir! Ini udah biasa bagi gua" Ucap Anggara tapi Lenata menggeleng tanda ia tak setuju dengan ucapan Anggara.

"Lo naik lagi ke atas! Gua pergi dulu" Ucap Lenata.

"Mau kemana?" Tanya Anggara.

"Nggak usah banyak tanya! Ke atas lagi! Jangan kemana-mana sebelum gua balik" Ucap Lenata lalu berlari meninggalkan Anggara.

Anggara menatap punggung Lenata yang sudah tak terlihat. Ia memutuskan untuk kembali ke rooftop. Karena tiba-tiba kepala nya terasa pusing.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang