Keesokan hari nya, Lenata berangkat ke sekolah dengan perasaan yang bercampur aduk. Lingkaran hitam di mata nya terlihat jelas, menandakan ia semalam kurang tidur. Kini ia memasuki pekarangan sekolah nya yang sudah terlihat ramai.
Ada saja bisikan-bisikan untuk nya selama ia berjalan menyusuri koridor panjang sekolah nya itu.
"Ohh ini yang udah jadi badgirl norak!"
"Dih!! Cewek bar-bar!!"
"Tampang nya dulu kayak anak baik-baik eh ternyata gini aslinya!"
"Sumpah ya! Gue kok jijik sih liat spesies kayak gini di sekolah!!"
Lenata menghela nafas pelan, masa bodo dengan apa yang ia dengar. Percuma ia menanggapi omongan orang-orang itu karena pada akhirnya tak ada yang mengerti dengan tujuan nya berubah.
Ia masih tetap berjalan menyusuri koridor, bukan kelas nya yang ia tuju tapi sebuah ruangan yang pintu nya masih tertutup. Ia membuka secara perlahan, lalu segera masuk ke dalam ruang itu.
~~
Putra berdiri di hadapan Hilda. Saat ini mereka berdua tengah berada di rooftop sekolah nya.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo!" Ucap Putra dan di balas anggukan Hilda.
"Lo beneran suka sama gue?" Tanya Putra yang malah membuat Hilda merasa malu.
"Kalau iya! Kenapa gak bilang dari dulu" Sambung Putra yang membuat Hilda mengangkat kepalanya menatap Putra.
"Maksud lo?" Tanya Hilda.
Putra tersenyum tipis hampir tak terlihat "Kenapa dari dulu lo gak deket'in gue aja! Kenapa lo gak bantu'in gue buat sadar'in semua kenyataan yang ada saat ini" Balas Putra.
"Bantu gue buat sadar'in diri gue kalau ada sesuatu yang gak seharusnya gue kejar! Dan sadar'in gue kalau ada seseorang yang harus nya gue pertahanin dari awal" Sambung Putra.
Hilda tersenyum "Asalkan lo udah sadar aja sekarang" Balas Hilda.
Putra terkekeh "Mau maaf'in gue kan?" Tanya Putra sedikit menunduk agar dapat melihat wajah Hilda yang menunduk.
Hilda mengangguk, diam-diam ia tersenyum.
Putra bernafas lega, ia mengacak rambut Hilda "Makasih calon pacar" Ucap Putra membuat Hilda terkejut mendengar nya.
"Mau nya sih gue tembak sekarang tapi..."
"PDKT dulu aja kali, ya! Siapa tau tiba-tiba bisa jadi taaruf" Sambung Putra tersenyum jahil ke arah Hilda yang mampu membuat ia tersipu malu.
~~
Lenata saat ini telah kembali ke kelas nya. Kini ia tengah duduk di bangku nya di temani Cia dan Ara. Tatapan nya kosong, mulut nya terlihat merah akibat liptint yang masih ia gunakan dan juga rambut yang ia cepol asal.
"Pulang sekolah nanti, lo gak ada niatan buat jenguk Anggara, ta?" Tanya Ara.
Lenata menggeleng.
Kemarin adalah hari terakhir ia bertemu dengan Anggara. Setelah itu, ia tak akan menemui bahkan bertemu dengan laki-laki itu lagi. Ia akan belajar melupakan sosok laki-laki yang pernah menjadi kekasih nya itu.
"Lo beneran??" Tanya Ara tak percaya dengan jawaban Lenata.
Lenata mengangguk
"Gue cabut ya! Titip absen buat hari ini" Ucap Lenata menggendong tas kecil nya.
"Mau kemana anjir? Masih pagi ini,ta!! " Tanya Cia menatap ke arah Lenata dengan tajam.
"Pulang" Balas Lenata lalu berjalan keluar kelas tanpa memperdulikan tatapan teman-teman kelas nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GaraNata (TAMAT)
Novela Juvenil"Tuhan, jika nanti aku jatuh pada cinta yang baik. Tolong jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya"~GaraNata 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Anggara adalah sosok yang mampu membuat Lenata tersenyum, terluka, bahkan menangis. Aneh nya Lenata masih mencintai laki-l...