Terkadang dia yang di jaga bisa hilang
Dia yang di pertahankan bisa pergi
Bahkan dia yang seharusnya tidak diharapkan bisa datang
❣️❣️❣️Lenata menatap langit sore dari jendela kamar nya. Langit yang semula berwarna biru berubah menjadi jingga. Burung-burung yang semula mencari makan dengan bebas kini berterbangan untuk kembali ke sarang nya dengan bersenandung melalui kicauan-kicauan merdunya.
Jakarta sore ini terlihat macet, mungkin bukan hanya sore ini tapi bahkan setiap hari, setiap saat, dan setiap waktu akan selalu seperti ini.
Lenata mengulum senyum ketika melihat seorang anak kecil yang sedang berlari-lari hingga tiba-tiba ia menabrak seorang perempuan yang usianya terpaut lebih muda 2 tahun. Mereka saling beradu pendapat dan pembelaan diri masing-masing.
Lenata berdiri lalu membuka jendela kamar nya. Ingin menyaksikan lebih jelas perdebatan antara dua bocah cilik yang menggemaskan itu. Tapi seperti nya seseorang yang memencet bel rumah nya ini tidak tau jika ia sedang ingin bersantai tanpa ingin di ganggu.
Dengan langkah gontai, Lenata berjalan keluar dari kamar nya dan menuruni anak tangga satu persatu. Setelah tiba di lantai bawah, Lenata harus berlari karena bel terus menerus di bunyikan membuat ia menggeram kesal.
Tak ada kah sopan santun orang itu?
Tangan nya bergerak membuka pintu, lalu sedetik kemudian ia diam mematung setelah melihat siapa sosok yang terus-terusan memencet bel rumah nya ini.
Bukan Cia atau pun Anggun, melainkan perempuan yang selama ini Lenata rindukan tapi juga mengecewakan diri nya.
"Apa kabar sayang?" Tanya perempuan itu menatap Lenata dengan wajah yang terlihat bahagia.
Abriana Pratista!
Ibu dari gadis yang saat ini sedang berdiri dengan tatapan datar. Lenata menatap sang mama dengan raut wajah yang menggambarkan bahwa ia tak menginginkan kehadiran Abriana.
"Ada perlu apa anda kemari?" Tanya Lenata.
Abriana tersenyum tipis "Mama mau ketemu sama kamu! Mama tiba-tiba kangen sama kamu" Balas Abriana.
Lenata berdecih "Tiba-tiba kangen?? Apa setelah kangen anda terobati, anda kembali pergi?Menyedihkan!" Ucap Lenata.
"Lenata"Panggil Abriana.
"Pergi dari sini nyonya Abriana yang terhormat! Keluarga kecil anda lebih menginginkan anda dari pada saya" Usir Lenata dengan nada halus.
Abriana tetap berdiri di tempat nya, kaki nya kaku untuk di gerakan melangkah mendekati Lenata. Ia merindukan putri kecil nya ini, merindukan kemanjaan sang putri yang sekarang telah menjadi gadis pintar nan cantik.
"Bolehin mama peluk kamu sekali saja" Pinta Abriana.
Lenata mundur "Anda harus ingat! Dulu sewaktu saya ingin memeluk anda, apa yang anda lakukan kepada saya?" Tanya Lenata.
Abriana tertohok dengan ucapan Lenata, ia diajak untuk berkeliling mengelilingi pikiran masa lalu nya kembali. Bersalah? Pasti dirasakan oleh Abriana saat ini. Menyesal? Sangat lah ia rasakan!.
"Menendang saya seolah saya adalah barang yang sudah tak dibutuhkan kembali!! Dan saat ini anda memohon untuk memeluk saya? Saya tidak sudi jika saya di peluk oleh perempuan seperti anda!! Yang tak punya hati nurani sedikit pun!!" Bentak Lenata dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Hati nya sakit ketika mengatakan ucapan tersebut, tapi mulut nya seolah senang dan puas akan apa yang ia ucapkan ini. Air mata keluar dengan mulus setelah ia memejamkan mata nya sesaat.

KAMU SEDANG MEMBACA
GaraNata (TAMAT)
Dla nastolatków"Tuhan, jika nanti aku jatuh pada cinta yang baik. Tolong jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya"~GaraNata 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Anggara adalah sosok yang mampu membuat Lenata tersenyum, terluka, bahkan menangis. Aneh nya Lenata masih mencintai laki-l...