Chapter 59

1.3K 81 19
                                    

Tim gercep mana suaranya?


Lenata meraih ponsel yang berada di atas nakas.Ia baru saja keluar dari kamar mandi. Langkah kaki nya berjalan pelan membuka jendela kamar dengan tangan yang memegang ponsel milik nya.

Ia mengecek ponsel nya,siapa tau ada yang mengirimkan nya pesan.

Dan di layar nya,ada sebuah notifikasi masuk dari Tama. Laki-laki mengirimkan pesan singkat kepada dirinya,bahwa lusa nanti Tama akan pergi ke Jakarta menyusul Helena.

Lenata menghela nafas pelan. Apakah dirinya juga harus seperti Tama? Memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milik nya.

Lenata duduk di pinggir ranjang nya,ia tak membalas pesan Tama tapi ia memikirkan apa yang Tama katakan pada diri nya. Jujur bahwa Lenata masih mengharapkan Anggara tapi bahkan laki-laki itu tak bergerak untuk memperjuangkan nya. Hampir satu bulan Lenata berada di Bali,pesan yang dikirim oleh Anggara kepada nya hanyalah ucapan ulang tahun.

Lenata tersenyum,lebih terlihat seperti senyum yang mengejek.Ia mengejek diri nya sendiri yang tak bisa melupakan setiap masalah nya.

Cukup lama Lenata diam dengan pandangan lurus menatap kearah luar jendela. Ia membuka ponsel nya kembali dan jari tangan nya bergerak untuk mengetikan sesuatu.Entah itu apa dan untuk siapa.

~~

Dilain tempat,Cia dan Ara sedang duduk berdua di sebuah kedai kopi.Mereka sedang menunggu kedatangan Hilda yang sejak 30 menit yang lalu belum juga tiba.

Ara mengaduk-aduk gelas minuman nya dengan ekspresi cemberut sedangkan Cia asik memainkan ponsel nya tanpa peduli dengan Hilda yang belum juga datang.

"Lama banget sih Hilda!! Kesel gue lama-lama! Tau gini mending gue cuci mobil dulu"Gerutu Ara kesal.

"Gue tau nih! Pasti Hilda lagi pacaran sama Putra!! Emang ya,kalau itu cewek dateng langsung gue cakar muka nya!"Ucap Ara kembali.

"Udah setengah jam kita tunggu dia tapi dia malah ngaret kayak gini!! Besok-besok gue gak mau lagi dateng paling awal! Bikin kesel aja!"Sambung Ara lagi.

Cia hanya diam,ia mendengarkan setiap ucapan Ara tapi perempuan itu tak ingin menanggapi nya.

"Lo denger gue gak sih,Ci!!"Ucap Ara bertambah kesal.

"Denger"

"Kalau denger kenapa diem aja!! Lo gak mau ikut kesel kayak gue gini??"Tanya Ara dan dibalas gelengan polos oleh Cia

"Bodo ah! Tambah kesel gue!"

Lima menit sudah berlalu,Ara berdiri dari kursi nya membuat Cia mengalihkan pandangan nya kearah Ara.

"Mau kemana?"Tanya Cia.

"Pulang! Males gue disini"Balas Ara.

Cia menarik tangan Ara agar perempuan itu tak pergi "Lo jangan pergi!! Nanti kalau Lo pergi,Hilda malah dateng".

Dan benar saja,dari arah pintu masuk lah Hilda dengan rambut yang ia cepol asal. Perempuan itu berjalan mendekati bangku Ara dan Cia.

"Sorry-sorry gue telat!! Nyokap gue ke rumah sakit makanya gue harus anterin dia dulu"Ucap Hilda menjelaskan.

Ara kembali duduk di kursi nya,pandangan nya menatap tajam kearah Hilda.

"Lama tau gak!! Gue baru aja mau pulang!! Gue pikir Lo pacaran dulu sama Putra"Ucap Ara.

"Dihhh apa'an sih Lo!"Balas Hilda dengan nada sewot

"Jadi gimana?"Tanya Cia menengahi pertengkaran antara Ara dan Hilda.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang