Chapter 42

1.8K 85 5
                                    

Tuhan, peluk aku sebentar saja disaat semua tak mampu mengerti
❣️❣️❣️

M

alam ini langit seolah berkata bahwa hujan akan turun persis seperti air mata kesedihan mu. Langit seolah berkata bahwa kegelapan malam tak akan pernah bisa kau lewati, hari-hari mu nanti akan selalu di isi dengan kegelapan malam gulita yang mencekam.

Hidup itu sebuah pilihan. Kau ingin bertahan atau menyerah begitu saja.

Hidup itu wacana semesta, di dalam nya banyak teori yang belum sempat terselesaikan.

Akan ada masa nya di mana manusia terjatuh bahkan tumbang ketika badai menerpa kehidupan nya.

Akan ada masa nya, manusia tersadar dari semua nya.

Dan itu ntah kapan

Lenata? Perempuan ini sedang duduk menyudut di dekat jendela kamar nya. Tatapan nya kosong! Seperti sedang menerawang jauh menembus dunia yang fana.

Tak ada lagi semangat yang tersisa di kehidupan nya. Ia kini lebih banyak merenung bahkan melamun dan berdiam diri dalam waktu cukup lama hanya untuk berimajinasi dengan pikiran-pikiran nya.

Hingga pintu kamar nya di buka oleh seseorang dan sosok itu adalah Abriana, sang mama.

Lenata terlonjak kaget, ia dengan sigap langsung berdiri ke posisi awal.

Abriana tersenyum menatap Lenata yang terlihat kaget. Ia berjalan mendekati Lenata dengan membawa sebuah amplop berwarna merah muda.

"Mama ganggu kamu?" Tanya Abriana.

Lenata diam membisu, ia malah berjalan hendak meninggalkan Abriana tapi buru-buru Abriana menahan tangan putri nya.

"Mama ke sini cuma mau kasih amplop ini ke kamu. Di baca ya, sayang! Mama pulang dulu" Ucap Abriana lalu berbalik berjalan ke arah pintu kamar Lenata.

Tapi tiba-tiba ia berhenti "Tadi mama udah pencet bel tapi kayak nya kamu gak denger! Terus gak sengaja pintu kamu kebuka dikit, ya udah mama masuk" Ucap Abriana.

Lenata diam, ia seakan menganggap ucapan sang mama hanyalah angin lewat.

Setelah Abriana pergi, Lenata memandang sebuah amplop yang berada di atas nakas. Tangan nya perlahan bergerak meraih amplop tersebut, kini amplop itu telah beralih ke tangan nya.

Untuk Lenata:)
Gadis cilik yang selalu riang

Di depan amplop tertera tulisan tersebut membuat Lenata semakin mengernyit bingung.

Ia lalu duduk di pinggir ranjang nya dan membuka secara perlahan amplop tersebut.

Jakarta, Indonesia

Hai anak mama yang paling cantik. Apa kabar sayang? Semoga kamu sedang dalam keadaan baik, ya. Kenapa mama kirim kamu surat ini? Kenapa mama gak bilang langsung sama kamu? Jawaban nya, karena Mama gak akan kuat buat ngomong sama kamu tentang semua nya. Kalau Lenata capek baca nya, di jeda gak apa-apa kok😂.

Mama ada sebuah cerita yang selama ini mama sembunyikan dari kamu. Sebenarnya kamu itu bukan anak kandung mama sayang! Kamu anak angkat mama yang dulu pernah mama angkat dari panti asuhan. Maaf! Maaf'in mama kalau mama baru jujur sama kamu. Di umur kamu yang udah 17 tahun ini, mama rasa kamu sudah cukup dewasa untuk nerima semua nya. Mama sama Papa sebenar nya hanya menikah siri waktu itu. Waktu itu..

Mama sama Papa ngelakuin sesuatu hal yang membuat kita menyesal di akhir kisah remaja kita berdua. Mama hamil di luar nikah waktu itu dan Papa kamu mau bertanggung jawab tapi hanya menikahi mama secara siri. Anak yang Mama kandung dulu bukan kamu, sayang:). Anak yang mama kandung waktu dulu, anak mama yang sekarang udah gak ada. Dia udah ikut sama Tuhan. Saat Mama tau kenyataan ini, mama sakit, mama kecewa. Kecewa karena belum bisa jadi seorang ibu yang bisa jaga'in anak nya.

Karena Papa, Mama bertahan sampai mama sepakat untuk mengadopsi salah satu anak di panti asuhan dan itu kamu:). Mama rawat kamu sama seperti anak kandung mama. Papa kamu juga sama nya kayak mama waktu dulu tapi setelah 2 tahun dari Mama mengadosi kamu, semua nya berubah sayang. Dari mulai Papa kamu yang gak peduli sama kamu terutama mama, Papa kamu selalu pergi pagi-pagi dan pulang larut malam. Setiap hari nya, Papa kamu selalu sibuk sama pekerjaan dia sampai dia lupa kalau dia ada kita berdua.

Dan puncak masalah nya, pada saat kamu SMP lalu. Di mana Mama sama Papa memilih untuk saling melepas. Padahal waktu itu Mama dan Papa sudah resmi menjadi suami-istri di mata hukum dan agama tapi takdir mengubah semua nya. Kebahagiaan Mama di ambil oleh Tuhan:) Mama bercerai dengan papa kamu di saat kamu SMP. Dan Mama harus meninggalkan kamu sendiri karena keegoisan mama ini. Maaf'in Mama sayang!! Maaf karena Mama, Hidup kamu sangat-sangat suram. Karena keegoisan mama, kamu harus menanggung semua nya.

Jangan benci Papa mu karena dia gak salah apa-apa. Mama!! Mama yang seharusnya kamu benci! Karena Mama terlalu egois untuk pisah dengan papa mu dan meninggalkan mu demi seorang laki-laki yang saat ini menjadi suami baru mama.

Lenata harus janji sama mama lewat surat ini, kalau Lenata akan selalu jenguk Papa di lapas dan tersenyum sampai dunia Lenata benar-benar nyata.

Jangan bersedih, nak! Mama akan selalu ada di belakang kamu, selalu jaga'in kamu walau dari jauh. Buktikan sama Mama dan Papa kalau Lenata anak yang kuat!! Gak boleh cengeng lagi!! Harus strong dong💪!

Jangan hanya karena kamu tau kenyataan yang sebenarnya ini, kamu jadi mengganggap kalau Mama selama ini gak bener-bener sayang sama kamu. Apa pun keadaan nya, kamu tetap anak Mama!! Gadis cilik Mama! Matahari bagi Mama! Dan peri kecil di kehidupan Mama:)

I love you❤️Mama Sayang Sama Lenata! Akan selalu sayang🤗
Pasti udah nangis nih:) Buruan hapus air mata nya! Kan Mama bilang Lenata gak boleh nangis:).

Sehat selalu sayang! Doakan Mama dan juga Papa semoga bisa selalu ada di belakang kamu untuk menjaga mu.

Salam peluk dari Mama Abriana
Untuk Lenata yang sekarang punya hobi baru, yaitu Nangis😂💪❤️

Lenata meremas kertas itu kuat-kuat. Hati nya hancur, sangat hancur saat mengetahui kenyataan ini. Ia menjatuhkan kertas yang telah berubah wujud menjadi bola. Ia meremaa dada nya menggunakan tangan sebelah kanan nya.

Air mata yang sedari tadi tak bisa ia tahan sampai sekarang masih mengalir begitu deras di kedua pipi nya

Lenata benci dengan semua nya. Kenapa di saat ia remaja masalah nya selalu saja muncul secara tiba-tiba dan terus-menerus. Ia tau jika ini adalah takdir hidup nya yang harus ia terima, tapi bisakah Tuhan memberitahukan nya lewat sesuatu yang lebih baik lagi. Bukan melewati sepucuk surat tanpa seorang pun yang berada di samping nya untuk ia jadikan tempat bersandar atas kesedihan yang ia rasakan.

Ia masih menangis sampai mata nya terlihat bengkak. Kemudian Lenata meraih ponsel yang berada di atas nakas.

Ia mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang dan itu ntah siapa. Hanya Lenata yang tau akan semua nya.

Setelah mengirimkan sebuah pesan itu, Lenata membaringkan tubuh nya ke atas ranjang. Ia sungguh lelah, ia hanya ingin mengistirahatkan pikiran nya sementara saja sampai ia benar-benar melupakan.

Bahwa seorang Lenata tak memiliki keluarga yang sebenar nya.

Jangan lupa vote & coment
Anggara-Lenata
Salam sayang untuk kalian semua❤️

1 kata untuk Lenata?

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang