Lenata mengetuk pintu rumah nya lalu setelah itu keluarlah Cia yang menatap nya dengan tatapan khawatir.
"Lo darimana??" Tanya Cia dan dibalas gelengan oleh Lenata.
Lenata berjalan masuk menghiraukan Cia yang khawatir pada nya.
"Ta?" Panggil Cia dengan nada lembut.
Lenata masih diam, berjalan pelan menapaki satu persatu anak tangga yang menghubungkan kamar nya. Setelah ia berdiri di depan pintu kamar nya, ia menghela nafas sejenak lalu memutar knop pintu nya.
"Definisi bahagia?" Tanya Lenata dengan suara lirih.
"Sampah!!" Setelah mengucapkan kata itu, ia membanting pintu kamar nya dengan kasar lalu mengunci nya.
Lenata berjalan mendekati tempat tidur nya,tangan nya menyentuh sebuah benda panjang yang tak asing lagi bagi setiap orang. Mata nya merah menahan air mata. Hingga suara ponselnya bergetar membuat ia mengalihkan tatapan nya.
Mama: Sayang! Sebenernya mama tadi juga mau bilang kalau besok kakak kamu ulang tahun! Dia undang kamu buat ke acara ulang tahun nya:) mama harap kamu datang ya, sayang:) Maaf karena mama, mood kamu jadi buruk. Mama sayang Lenata❤️
Lenata diam, tangan nya begitu erat menggenggam ponsel. Ia terduduk lemah di pinggir tempat tidur nya. Beginikah kehidupan nya? Pisah dari kedua orang tua, kakak kandung dan harus memiliki saudara tiri.
Ia mencengkram kuat guling yang berada di samping nya. Mata nya berubah menjadi merah dan perih ketika tak sengaja menatap foto yang berada di atas nakas. Hingga saat ia memejamkan mata nya, air mata keluar begitu saja melewati pipi mulusnya.
"Gua capek!!" Gumam Lenata pelan.
"Mati aja gua!! Kebahagiaan gua udah hilang semua, buat apa gua hidup?!" Ucap Lenata pada diri nya sendiri.
"Pa!!" Kali ini Lenata membatin.
"Gua benci semuanya!!" Teriak Lenata lalu melempar guling yang sedari tadi ia cengkram.
Lenata berjalan mendekati meja rias nya, dengan sekali hentakan ia sapu bersih meja rias nya yang penuh dengan beberapa alat kosmetik. Ia menjerit lalu melangkah mundur.
~~
Anggara saat ini tengah sibuk mondar-mandir di dalam kamar nya. Pikiran nya hanya tertuju pada Lenata yang ntah bagaimana kabar nya saat ini. Hingga pintu kamar nya di buka oleh seseorang dan tak lama setelah itu munculah Olive tersenyum menatap Anggara.
"Mama boleh masuk?" Izin Olive.
"Masuk aja, ma" Balas Anggara membuat Olive berjalan dengan langkah pelan mendekati Anggara.
Tangan nya terulur mengusap rambut Anggara dengan lembut.
"Mama tau gimana perasaan kamu sekarang! Untuk bertahan itu memang butuh perjuangan" Ucap Olive.
"Tapi untuk bertahan juga butuh pengorbanan. Iya kan, ma?" Tanya Anggara dan di balas anggukan oleh Olive.
"Kamu masih suka sama Helena?" Tanya Olive.
Anggara hanya diam, ntah kata apa yang harus ia lontarkan untuk membalas pertanyaan sang mama.
"Mama ingin dalam kondisi seperti ini, kamu tetap menjadi pria bertanggung jawab atas perasaan diri kamu terhadap perempuan yang kamu sayang! Bukan menjadi pria pengecut yang tak tau bagaimana keadaan hati nya saat ini" Ucap Olive.
"Mama tau kalau kamu pria sejati! Putra mama adalah pria yang bertanggung jawab" Sambung Olive.
"Jangan pernah sekali pun kamu mengecewakan mama atau pun Lenata yang saat ini status nya masih menjadi pacar kamu" Ucap Olive.

KAMU SEDANG MEMBACA
GaraNata (TAMAT)
Teen Fiction"Tuhan, jika nanti aku jatuh pada cinta yang baik. Tolong jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya"~GaraNata 💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛 Anggara adalah sosok yang mampu membuat Lenata tersenyum, terluka, bahkan menangis. Aneh nya Lenata masih mencintai laki-l...