Chapter 11

3K 128 1
                                    

Anggara membawa Lenata keluar dari ruangan itu meninggalkan Regan yang meringkuk bagaikan bayi yang baru lahir.

Lenata tidak lagi menangis sesenggukan, ia hanya merasa takut karena kejadian yang menimpa nya tadi. Masih di papah oleh Anggara dan selalu memilin ujung jaket kulit milik Anggara.

Anggara membawa nya menjauh dari bangunan itu, ia melajukan motor nya dan berhenti di sebuah taman yang hanya terlihat beberapa orang saja.

Lenata duduk di salah satu kursi taman dan Anggara pergi untuk membeli minuman yang bisa membuat Lenata lebih baik. Cukup lama Lenata menunggu, Anggara datang dengan membawa sebotol air mineral dan ada obat merah, kapas beserta alkohol.

"Minum!" Titah Anggara memberikan botol itu ke hadapan Lenata.

Lenata mengambil nya dan meminum nya hingga beberapa tegukkan "Makasih" Ucap Lenata membuat Anggara tersenyum tipis.

"Mana tangan lo" Ucap Anggara membuat Lenata mengernyit bingung.

Melihat wajah Lenata yang terlihat kebingungan, Anggara menarik tangan Lenata yang terlihat lah darah yang sudah mengering. Ia sedikit meringis ketika melihat goresan-goresan yang mengerikan di tangan Lenata. Anggara mengusap goresan itu dengan ibu jari nya pelan tapi mampu membuat Lenata meringis kesakitan.

"Sakit banget, ya?" Tanya Anggara dan di balas anggukan oleh Lenata.

Anggara menuangkan alkohol ke kapas untuk membersihkan darah kering itu.Dengan hati-hati Anggara membersihkan nya sesekali ia tiup ketika melihat Lenata menggigit bibir nya menahan perih.

Anggara memberikan obat merah di bagian yang terkena goresan. Setelah cukup ia mengobati Lenata, laki-laki ini menatap mata Lenata tepat di manik mata nya.

"Berhasil! Lo berhasil bikin gua khawatir dan peduli kayak gini sama perempuan keculi nyokap gua!!" Ucap Anggara lirih menggengam tangan Lenata.

Lenata hanya diam bibir nya kelu untuk mengucapkan sepatah atau dua kata dari mulut nya. Ia hanya bisa menatap mata Anggara yang membuat ia merasa nyaman.

"Jangan kayak gini! Gua nggak suka"Sambung Anggara lalu menarik tubuh Lenata mendekat dengan nya dan memeluk perempuan itu.

Lenata menjauhkan diri nya dari Anggara, bisa-bisa ia kehilangan oksigen jika terus-terus'an berdekatan dengan Anggara.

"Lo tahu gua di sana dari siapa?" Tanya Lenata yang sudah mulai lebih baik.

"Dhirga yang kasih tahu gua!" Balas Anggara.

"Tadi Regan ngapa'in lo?" Tanya Anggara.

"Gua takut sama dia! Psychopath bisa gambarin tingkah laku dia tadi" Cicit Lenata pelan.

"Dia ada nyakitin lo lebih dari ini?" Tanya Anggara dan dibalas gelengan oleh Lenata.

"Gua takut" Ucap Lenata lirih lalu kembali menjatuhkan air mata nya membuat Anggara merasa tak tega.

"Jangan takut! Gua ada disini! Selalu jaga'in lo" Balas Anggara menarik dagu Lenata lalu menghapus air mata perempuan itu.

"Pulang?" Tanya Anggara.

"Iya" Balas Lenata singkat membuat Anggara berjongkok membelakangi Lenata.

"Naik!" Titah Anggara dan hanya dibalas oleh keterdiaman Lenata.

"Gua bisa jalan" Balas Lenata selang beberapa detik kemudian.

"Buruan naik! Nggak ada penolakan" Ucap Anggara membuat Lenata naik keatas punggung Anggara dan mengalungkan tangan nya ke leher laki-laki itu.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang