Chapter 44

1.8K 77 2
                                    

Maafkan semua nya sampai keadaan kembali baik-baik saja
️❣️❣️

Olive sedang menunggu kesadaran Anggara seorang diri. Tadi pagi ia telah mengirim pesan kepada Lenata untuk menemani nya menjaga Anggara tapi perempuan itu mungkin masih di sekolah hingga siang hari ini.

Olive tak tau sampai kapan putra nya itu terbaring lemah di brankar rumah sakit. Tapi satu doa yang selalu ia panjat kan kepada Tuhan, agar Anggara segera sadar dan pulih kembali. Dapat menemani nya hingga ajal menjemput nya suatu saat nanti, dapat menjadi pelindung bagi nya, dapat menjadi teman bercanda saat di rumah.

Olive berharap semoga Tuhan masih menyayangi diri nya saat ini untuk tidak mengambil Anggara dari hidup nya.

Dan tanpa Olive sadari, air mata nya turun melewati kedua pipi nya.

"Tante jangan nangis!" Suara itu membuat Olive segera menghapus air mata nya dan menolehkan kepala nya.

"Helena?" Beo Olive saat melihat siapa pemilik suara yang menegur nya untuk tidak menangis.

Helena tersenyum lalu duduk di samping Olive. Ia mengeluarkan tisu dari dalam tas sekolah nya dan memberikan nya kepada Olive.

"Tante hapus air mata nya. Kalau Anggara tau tante nangis kayak gini, dia pasti ikut sedih" Ucap Helena menyerahkan selembar tisu pada Olive.

Olive mengambil nya seraya mengucapkan terimakasih.

"Kamu udah pulang sekolah?" Tanya Olive.

"Udah tante" Balas Helena.

"Gimana keadaan Anggara, tan?" Tanya Helena.

"Kamu bantu doa, ya! Semoga Anggara cepet sadar" Ucap Olive dan di "amin" kan oleh Helena.

Helena menatap ke sekeliling nya seolah sedang mencari sesuatu.

"Lenata gak kesini, tan?" Tanya Helena.

"Gak tau! Tante udah kirim dia pesan, cuma belum dia bales. Mungkin masih di sekolah" Balas Olive.

Helena mengangguk tanda mengerti.

"Kamu tolong jaga'in Anggara dulu, ya! Tante mau ke kantin dari tadi tante belum makan" Ucap Olive.

"Ya udah tante. Tante makan dulu aja. Helena jaga'in kok" Balas Helena.

Olive pun akhirnya pergi meninggalkan Helena yang saat ini bingung ingin melakukan apa. Karena tidak ada teman untuk menemani Anggara, Helena memilih untuk membuka ponsel nya.

~~

Putra dan Hilda saat ini tengah berjalan beriringan menuju parkiran motor. Di tengah jalan, tak sengaja Cia dan Ara melihat mereka berdua.

2 perempuan itu mengernyit bingung saat melihat Putra dan Hilda yang terlihat dekat.

"Cia!" Panggil Ara dan hanya di balas deheman oleh Cia.

"Itu beneran Putra sama Hilda??" Tanya Ara tak percaya.

Cia mengangguk "Ya iya lah. Kan gak mungkin lo lagi halu!" Balas Cia.

Ara mendengus kesal mendengar jawaban dari Cia.

"Samperin yuk! Mau gue sindiri tu bocah!!" Ajak Ara.

Cia ingin mencegah nya tapi Ara lebih dulu berlari mendekati Hilda dan Putra. Melihat itu, Cia tak tinggal diam. Ia juga mengikuti Ara agar tak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

"WOII HILDA!!" Teriakan Ara membuat Hilda dan Putra sama-sama menghentikan langkah nya.

"Lo tu gak sadar-sadar ya!! Berasa paling bener di dunia ini! Ngerasa kalau hidup lo gak ada dosa sama sekali! Ihh jijik gue liat nya" Ucap Ara ketus.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang