Chapter 38

2.1K 86 5
                                    

Mempertahankan mu seperti melukis untuk orang buta, secara teori indah,tapi itu benar sia-sia
❣️❣️❣️

20:30

Dentuman musik terdengar begitu nyaring di telinga para manusia yang berkumpul menjadi satu dalam ruangan yang sama. Tak jauh dari perkumpulan orang-orang yang sedang berjoget ria, ada seorang perempuan sedang menidurkan kepala nya ke atas meja. Tapi beberapa menit kemudian ia kembali mengangkat kepalanya serta menyodorkan gelas kosong kepada pemuda yang berada di hadapan nya.

Perempuan itu meminum minuman yang diberikan pemuda itu dengan sekali tegukan. Hingga seorang laki-laki datang menghampiri nya dengan merangkul bahu perempuan itu.

"Mau lanjut??" Tanya laki-laki tersebut dan dibalas anggukan lemah oleh perempuan itu.

~~

Kamar yang berwarna abu-abu itu di huni oleh seorang laki-laki yang saat ini sedang duduk di balkon kamar nya. Anggara menatap langit malam yang di penuhi oleh kerlap-kerlip bintang serta cahaya terang yang berasal dari bulan.

Tiba-tiba saja ia kepikiran tentang Lenata. Dimana perempuan itu saat ini? Apa dia dapat beristirahat dengan tenang? Pikiran-pikiran itu muncul secara tiba-tiba di dalam otak nya. Hingga secara sadar, Anggara berdiri menyambar jaket hitam yang tergeletak di atas tempat tidur nya serta merampas kunci motor ninja nya yang berada di atas nakas.

Langkah nya turun secara perlahan menapaki anak tangga. Setelah itu berjalan dengan langkah lebar mendekati pintu rumah nya. Tiba di pekarangan rumah nya, ia langsung menaiki motor ninja milik nya dan melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan rumah nya.

Deruman motor milik nya membuat orang-orang yang berada di jalanan langsung menolehkan kepala menatap diri nya. Ada juga yang sudah mengumpat kesal ke arah Anggara sebab laki-laki itu membawa motor nya dengan laju yang terbilang cukup kencang.

21:15

Anggara berdiri tepat di depan pintu rumah Lenata yang terlihat sepi. Ia mengetuk pintu hingga beberapa kali tapi tak ada sahutan sama sekali. Hingga ia berinisiatif untuk menanyakan kepada tetangga.

"Pak permisi!" Ucap Anggara kepada seorang pria berumur sekitar 40'an tahun.

"Iya ada apa?" Tanya pria tersebut.

"Mau numpang nanya! Pemilik rumah sebelah ini ke mana ya?" Tanya Anggara membuat pria tersebut tersenyum tipis.

"Ohh Lenata! Udah dari jam 8 tadi dia pergi ke luar rumah" Balaa pria tersebut membuat Anggara mengernyit bingung.

"Pergi? Sama siapa, pak?" Tanya Anggara.

"Laki-laki seumuran kayak kamu" Balas pria tersebut membuat Anggara bertambah bingung.

"Kalau gak salah! Bapak tadi denger kalau Lenata mau ke cafe atau kemana ya tadi!! Kurang jelas soalnya" Ucap pria itu kembali.

"Kalau gitu makasih, pak! Saya permisi" Pamit Anggara lalu kembali menaiki motor ninja nya dan melaju pergi.

Di jalan, pikiran Anggara tertuju pada keberadaan Lenata. Ia masih bingung dimanakah perempuan itu pergi. Hingga saat melewati sebuah club di daerah tersebut. Ia melihat Andro berjalan dengan lunglai kearah parkiran mobil membuat rasa penasaran pada diri Anggara muncul. Ia dengan segera menepikan motor ninja nya di parkiran motor depan club tersebut.

Saat Anggara ingin mendekati Andro,langkah nya terhenti akibat ia mendengar gumaman tak jelas dari Andro.

"Lenata!! Lenata!! Selamat bersenang-senang di dalem sana!!"

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang