Chapter 22

2.6K 96 3
                                    

Semoga mimpiku malam ini lebih
Indah dari kisah cintaku
Hari ini
❣️❣️❣️

Anggara membalikan badan nya menatap Regan kembali dan mendekati laki-laki itu. Dengan cepat ia menendang perut Regan membuat sang empu langsung jatuh tersungkur. Bukan hanya disitu, Anggara juga menendang kaki Regan lalu tanpa ampun ia memukuli wajah Regan berkali-kali hingga wajah laki-laki itu terlihat biru.

Lenata yang berdiri tak jauh dari sana langsung menarik Anggara agar berhenti memukuli Regan. Dengan tenaga yang sebisa mungkin ia keluarkan, akhirnya Lenata dapat menarik Anggara menjauh.

"ULANG OMONGAN LO!!" Teriak Anggara walaupun sudah ditarik oleh Lenata.

Lenata mengusap bahu laki-laki di hadapan nya ini.

"Udah nggak usah di dengerin!!" Ucap Lenata mencoba menenangkan Anggara. Anggara menatap Lenata sekilas lalu kembali menatap tajam Regan yang belum juga bergeming dari tempat nya.

"Sekali lagi gua denger lo ngomong kayak gitu!! Habis lo sama gua!!" Ucap Anggara lalu menarik tangan Lenata agar keluar dari sana.

Lenata mengajak Anggara untuk pulang tapi laki-laki itu masih ingin menghajar Regan kembali.

"Aku belum puas, ta!" Ucap Anggara.

"Anggara udah!! Kamu dapet hasil setelah hajar Regan habis-habis'an?" Tanya Lenata membuat Anggara diam.

"Nggak kan?? Ya udah kita pulang! Nggak usah dengerin ucapan dia"Ajak Lenata.

"Kamu tahu soal itu?" Tanya Anggara menatap Lenata.

"Nggak" Balas Lenata.

Anggara menggenggam tangan Lenata membuat perempuan itu menolehkan kepala nya menatap Anggara dari samping.

"Beneran?" Tanya Anggara memastikan.

"Beneran, ga! Aku nggak tahu soal itu nanti aku tanya sama mama" Balas Lenata tersenyum kearah Anggara.

Anggara membalas senyuman Lenata lalu mengajak perempuan itu untuk pulang kerumah.

**

Setelah ia mengantarkan Lenata pulang kini Anggara bukan pulang kerumah nya tapi ia mampir ke toko bunga. Ditengah perjalanan pulang tadi ia baru ingat jika ia belum membelikan Lenata bunga padahal diri nya sudah berjanji.

Buket berukuran besar itu kini berada di tangan Anggara. Ia mengecek ponsel nya sesaat takut jika Lenata mengirimkan nya pesan dan ternyata tidak. Ia menaiki motor ninja nya kembali dan meleset pergi dari sana.

Jarum jam di pergelangan tangan nya menunjuk'kan pukul 18:55. Hampir jam tujuh tapi ia masih terjebak dalam lingkup kemacetan Jakarta membuat ia sesekali mengumpat kesal. Angin malam berhembus menusuk sampai ke tulang nya walaupun tubuh nya sudah ia lapisi dengan jaket kulit. Langit malam yang terlihat gelap serta sesekali terlihat kilatan-kilatan cahaya yang berasal dari langit.

Dan akhirnya ia bisa terbebas dari kemacetan itu hingga kini ia sudah berdiri di depan pintu rumah Cia. Mengetuk nya beberapa kali hingga terlihat lah gadis mungil yang baru tadi ia temui dan kini ia menemui nya kembali.

"Anggara!! Kamu kenapa kesini lagi??" Tanya Lenata setengah kaget.

Anggara tersenyum lalu ia mengeluarkan buket dari balik punggung besar nya membuat Lenata mengembangkan senyum nya antara malu dan bahagia.

"Astaga!!" Ucap Lenata lirih sambil menutup mulut nya dengan telapak tangan nya.

"Tadi aku lupa padahal udah janji! Untung aku inget makanya balik lagi kesini" Ucap Anggara.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang