Chapter 32

2.2K 118 21
                                    

Terkadang
Janji adalah kebohongan termanis
❣️❣️❣️

Anggara menatap wajah Lenata yang putih pucat. Ia masih setia menggenggam tangan perempuan yang saat ini tengah menutup mata nya selama beberapa jam ini. Mata nya terus menatap wajah Lenata berharap perempuan itu bangun dari tidur lama nya. Hingga ponselnya bergetar menandakan jika ada sebuah pesan masuk.

Mama💖:Anggara dimana?

Anggara berdecak sesaat, diri nya lupa mengabarkan kepada Olive tentang keberadaan nya saat ini.

Anggara: maaf ma! Anggara lagi ada di klinik!

Setelah itu, ia kembali memasuk'kan ponselnya kedalam saku celana nya. Saat dirinya hendak keluar dari ruangan, tiba-tiba lenguhan kecil terdengar di telinga Anggara. Ia sontak menatap ke belakang tepat Lenata berada. Dan disana, perempuan itu mengerjapkan mata nya sesekali memegangi kepala nya yang mungkin terasa sakit.

"Ta! Kamu udah siuman! Aku panggil dokter dulu ya!" Ucap Anggara lalu ia pergi meninggalkan Lenata untuk memanggil dokter.

10 menit berlalu akhirnya Anggara kembali dengan di ikuti seorang dokter di belakang punggung nya.

Dokter tersebut langsung memeriksa Lenata. Sedetik kemudian ia tersenyum menatap Anggara.

"Gimana dok keadaan pacar saya?" Tanya Anggara.

"Dia baik-baik saja! Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Hanya saja dia butuh istirahat yang cukup! Setelah ini saya akan memberikan resep obat untuk anda tebus" Ucap dokter tersebut membuat Anggara mengangguk lalu mengucapkan terimakasih.

"Saya permisi!" Pamit dokter tersebut lalu berjalan keluar dari ruangan.

Setelah kepergian sang dokter, Anggara kembali menatap Lenata yang memejamkan mata nya sesekali meringis saat ia menyentuh kepala nya

"Kepala kamu masih sakit?" Tanya Anggara dan dibalas anggukan kecil oleh Lenata.

Tangan kekarnya terulur mengusap rambut Lenata lembut. Setelah itu tangan satu nya ia gunakan untuk menggenggam sebelah tangan Lenata.

"Jangan bikin aku khawatir! Cukup saat kamu sakit karena Regan dulu! Jangan di tambah dan di ulang!" Ucap Anggara menatap wajah Lenata.

Lenata diam, ia enggan untuk melihat wajah Anggara. Karena itu lah, Lenata memalingkan wajahnya kesamping untuk menghindari tatapan teduh Anggara. Hati nya kembali sakit ketika mengingat kenyataan tentang hubungan nya.

"Kamu mau makan? Aku beli makanan dulu ya!" Ucap Anggara.

Lenata diam masih memalingkan wajahnya "Gua capek! Mau pulang terus istirahat di rumah!" Ucap Lenata lalu berdiri dengan sesekali memegangi kepala nya.

Dengan sigap, Anggara memegangi pundak Lenata dan membantu perempuan itu turun dari brankar nya.

"Aku anter! Ayo naik!!" Titah Anggara yang sudah berjongkok membelakangi Lenata.

"Nggak usah! Gua bisa sendiri" Tolak Lenata lalu ia berjalan tertatih-tatih keluar ruangan.

Anggara tetap mengawasi Lenata dari belakang, ia tau walaupun ia tidak bisa menjaga perempuan itu dari samping tapi ia bisa menjaga dan mengawasi nya dari belakang.

Lenata berjalan keluar dari klinik, lalu ia berhentu sejenak memandangi langit yang cerah. Ia mengucek mata nya sesaat lalu langkah nya berjalan mendekati pinggir trotoar untuk menunggu taxi lewat.

"Aku anter! Ini cuaca nya panas! Nanti kepala kamu pusing kalau lama-lama berdiri" Ucap Anggara memegang tangan Lenata.

Lenata menggeleng pelan lalu perlahan melepaskan genggaman Anggara membuat laki-laki itu mendesah pelan.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang