Chapter 46

1.9K 85 1
                                    

Wajar jika kamu terlalu sakit, itu artinya cinta mu tidak bercanda
❣️❣️❣️

Hari ini, Lenata lebih suka menyendiri di bandingkan berbaur dengan teman-teman nya. Hari keberangkatan nya tinggal beberapa hari lagi. Ntah kenapa ia seperti tidak ingin mencari sebuah kenangan yang mungkin dapat ia ingat ketika ia sudah tidak ada di sini lagi.

Lenata memilih untuk diam, memendam semua rasa sakit, sedih bahkan takut. Ia tak ingin semua orang tau bagaimana sakit nya berada di kehidupan nya.

Ia melirik jam di pergelangan tangan nya lalu setelah itu berdiri dari posisi duduk nya.

Menghembuskan nafas nya pelan sebelum beranjak dari tempat itu.

"LENATA!!" Teriakan itu membuat Lenata seketika menghentikan langkah nya.

Ia menolehkan kepala nya kebelakang dan kini dapat ia lihat siapa yang menyebut nama nya itu.

"Lo mau kemana?" Suara Cia membuat Lenata menghembusan nafas nya kembali.

"Ke kantin" Balas Lenata.

"Ikut!!" Ucap Cia dan di balas anggukan oleh Lenata sebelum perempuan itu benar-benar meninggalkan Cia.

~~

Saat mereka telah tiba di kantin sekolah. Lenata memilih untuk duduk di bangku belakang pojok dengan di ikuti Cia di belakang nya.

"Lo mau makan?" Tanya Cia.

"Jus Mangga satu" Balas Lenata.

Cia mengangguk lalu segera memesan pesanan nya dan juga Lenata.

Tak butuh waktu lama, Cia datang dengan membawa 2 gelas yang berisi jus.

"Kenapa lagi, Ta? Ada masalah lagi?" Tanya Cia.

Cia tau pasti perempuan di hadapan nya ini sedang ada masalah kembali. Pasal nya Lenata sedari pagi lebih banyak diam tidak seperti biasa nya yang terkadang sifat cerewet nya bisa melebihi Cia.

"Gak ada kok" Balas Lenata.

Cia tersenyum remeh "Lo mau bohong gimana lagi sih? Mau lo bohong gini, gue gak akan pernah percaya karena gue udah tau gimana sikap lo di saat lo lagi ada masalah" Ucap Cia membuat Lenata diam.

"Cerita! Lo anggep gue bukan manusia yang gak ada telinga buat denger'in suara lo dan otak yang gak bisa di pakai buat bantu'in lo mikir gimana cara nya buat keluar dari semua masalah lo itu??" Ucap Cia.

Lenata menatap wajah Cia yang juga sedang menatap nya.

"Gue belum bisa cerita" Balas Lenata membuat Cia mendengus kesal.

"Emang kenapa? Lo masih mau nunggu'in siapa?? Mau nunggu Ara dulu terus baru mau cerita? Ya udah gue chat Ara dulu biar dia kesini" Ucap Cia hendak mengeluarkan ponselnya dari saku baju nya tapi Lenata segera menahan nya.

"Bukan gitu" Ucap Lenata pada akhirnya membuat Cia menaikan sebelah alis nya.

"Terus??" Tanya Cia.

"Gak semua masalah, gue harus cerita sama lo atau yang lain" Balas Lenata.

Cia cukup memahami semua nya, ia tak ingin bertanya lebih jauh karena ia sadar. Ia tak ada hak untuk memaksa Lenata jujur kepada nya tentang masalah perempuan itu.

"Pulang sekolah nanti, gue sama yang lain mau jenguk Anggara. Gue denger dari Dhirga, Anggara udah siuman dari 3 hari yang lalu" Ucap Cia dengan maksud agar Lenata ikut dengan mereka.

Lenata diam tapi sedetik kemudian ia bersuara "Gue gak bisa! Ada urusan yang harus gue selesai'in" Balas Lenata.

"Sebentar aja gak bisa, ta? Lo gak kangen sama Anggara?" Tanya Cia masih membujuk Lenata.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang