Chapter 31

2.1K 113 7
                                    

"Aku mau putus" 3 kata yang di lontarkan dari mulut Anggara sontak membuat Lenata diam dengan pandangan kosong.

"Kk... Kamu serius?" Tanya Lenata.

Anggara mengangguk membuat Lenata rapuh seketika. Air mata nya tak dapat ia bendung lagi, bahkan ia sudah berdiri hendak pergi dari hadapan Anggara tapi dengan sigap, Anggara menahan nya.

"Dengerin aku dulu" Ucap Anggara.

Lenata menggeleng pelan "Apa lagi?? Mau jelasin kalau kamu bosen sama aku?? Iya??" Tanya Lenata.

"Ta!! Dengerin aku" Ucap Anggara lembut berusaha memberi penjelasan kepada Lenata.

"Apa lagi?? Mau bilang apa?? Jelas-jelas kamu yang putusin aku!" Ucap Lenata sedikit berteriak.

"Lenata dengerin aku!!!" Bentak Anggara reflek membuat Lenata terjengkit kaget.

Lenata menggeleng lalu ia berjalan pelan meninggalkan Anggara, tak mau mendengarkan penjelasan laki-laki tersebut.

Anggara mendesah pelan "Aku dijodohin!" Balas Anggara membuat Lenata berhenti melangkah.

"Aku minta maaf, ta! Bukan mama yang jodohkan aku sama cewek lain tapi nenek aku! Ibu dari Almarhum papa!" Ucap Anggara masih diam di tempat nya.

"K.. kamu tt... terima?" Tanya Lenata dengan suara yang terdengar bergetar.

"Iya" Balas Anggara singkat sedikit menundukkan kepala nya.

Runtuh sudah harapan Lenata saat ini. Cinta pertama nya tak akan bisa menjadi cinta terakhir nya. Mata nya sungguh perih, hati nya terasa sakit, dan dengan sekejap tubuh nya terasa mati rasa. Bukan hanya raga tapi jiwa dan pikiran nya ikut hilang.

"Aku pergi!" Dua kata itu adalah kalimat dari keruntuhan Lenata saat ini.

Ia fikir, setelah ia bertemu dengan Anggara tadi. Masalah nya tentang sang mama akan ia lupakan tapi nyata nya tidak, bahkan diri nya bertambah rapuh. Tuhan memang sayang kepada nya.

Anggara hanya diam saat melihat Lenata berjalan sangat pelan meninggalkan nya. Siang ini diri nya benar-benar redup saat melihat perempuan yang ia cintai berjalan pergi. Mulut nya ingin berteriak memanggil nama perempuan itu tapi kerongkongan nya seperti tercekat. Sulit sekali jika ia harus menahan Lenata untuk pergi saat ini.

Berbeda dengan Lenata, perempuan itu sangat rapuh dibandingkan dengan Anggara. Jika Anggara di jodohkan dengan pilihan sang nenek. Sedangkan diri nya harus menahan beribu kepahitan di hidup nya, dari mulai masalah keluarga dan cinta. Ia mungkin tak sehebat perempuan yang akan di jodohkan oleh Anggara tapi ia masih yakin jika hati nya dan Anggara masih saling terikat.

Pandangan Anggara masih menatap ke depan dengan tatapan kosong. Punggung perempuan itu sudah tak terlihat lagi. Bodoh!! Diri nya bodoh dalam urusan cinta.

Tersadar dari lamunannya, Anggara langsung berlari mengejar sosok perempuan yang ia sakiti saat ini. Fikiran nya kosong bahkan sudah buntu.

Ia berhenti dengan nafas yang terputus-putus. Sedikit membungkukan tubuhnya sembari mata nya melirik ke arah kanan dan kiri mencari sosok yang ia harapkan.

"Lenata maafin aku!!" Ucap Anggara pelan dengan sorot mata yang menggambarkan penyesalan.

Ia menghela nafas panjang, diri nya menyerah?. Pria yang telah menyakiti wanita seperti itu patut jika dikatakan 'Pecundang'. Hidup Anggara sekarang tak terbentuk, antara masih ada atau sudah hancur berantakan.

~~

Gadis yang tengah berjalan dengan pelan hampir terlihat seperti sedang menyeret kaki nya ke aspal tempat ia berpijak saat ini, sesekali menghapus kasar cairan bening yang tanpa di minta keluar dari mata indah nya.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang