Chapter 41

2.1K 88 3
                                    

Kini Anggara dkk sedang berkumpul di depan pagar sekolah. Kejadian yang menimpa Nilo dan Anggara tadi sudah mereka selesaikan. Jam pulang sekolah telah tertanda setengah jam yang lalu tapi mereka belum ada satu pun yang berniat untuk pulang ke rumah.

"Besok libur ye kan?! Gimana kalau kita nongkrong?" Ajak Alan.

Dhirga mengernyit "Tumben" Balas Dhirga.

Alan langsung menolehkan kepala nya ke arah Dhirga.

"Gua ada firasat kalau kita gak bisa kumpul-kumpul bareng lagi" Ucap Alan asal.

"Mati dong! Sorry ya, gua gak nampung temen yang punya pemikiran kayak gitu!" Ucap Nilo yang duduk di atas motor ninja nya.

"Yang bilang mati siapa, sukijah!!" Geram Alan.

Anggara menolehkan kepala nya ke samping kiri dan kanan secara bergantian. Ntah apa yang sedang ia cari.

Hingga dari ujung halaman sekolah, terlihat seorang wanita sedang berjalan menuju luar pagar.

Hingga saat tiba di depan pagar, Anggara turun dari motor nya dan menghampiri perempuan itu.

"Dari mana?" Tanya Anggara secara tiba-tiba membuat perempuan itu terlonjak kaget.

"Kaget, ya! Maaf aku gak ber..." Ucapan Anggara terhenti.

"Permisi gua mau lewat!" Suara bernada dingin dan ketus itu membuat pendengaran Anggara tuli.

"Aku Anter" Ucap Anggara.

Lenata langsung menerobos tubuh tegap Anggara, ia buru-buru pergi dari hadapan Anggara.

"Ta!! Mau kemana?" Suara Alan menghentikan langkah Lenata.

"Pulang"

"Sendiri? Naik apa?" Tanya Alan.

"Taxi"

"Biar di anter Anggara aja, ta! Kan lumayan ongkos taxi lo bisa lo tabung" Balas Alan.

Anggara menghampiri Lenata, lalu ia menarik tas perempuan itu. Alhasil membuat tubuh Lenata berhadapan dengan tubuh tegap nya. Mata mereka saling bertemu pada satu titik.

"Aku gak bisa pergi jauh dari kamu" Suara berat Anggara membuat Lenata tersadar.

Lenata langsung mundur beberapa langkah "Tapi gua bisa lupa'in lo!" Balas Lenata.

Ia berbalik ingin pergi tapi Anggara menahan nya.

"Ta.."

"jangan pernah halangin gua buat pergi!!" Ucap Lenata lalu melepaskan dengan kasar genggaman Anggara.

Lenata berlari meninggalkan Anggara yang diam di posisi yang sama.

"Kejar bego!!" Seruan dari belakang membuat Anggara buru-buru menolehkan kepala nya.

"BURUAN KEJAR!!! Atau gua aja yang kejar Lenata!!"

Regan!

Laki-laki itu yang memberikan aba-aba kepada Anggara untuk mengejar Lenata. Tanpa membuang waktu Anggara langsung mengejar Lenata.

Semuanya terlihat biasa saja, tapi di saat Anggara ingin menyebrang jalan yang terlihat sepi tiba-tiba dari ujung jalan ada sebuah mobil melaju dengan kencang.

"Arghhh!!!"

Ringisan itu membuat mata semua orang yang berada di sekitar jalanan menolehkan kepala nya tak terkecuali Lenata yang sudah berada di seberang jalan.

GaraNata (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang