Aku sekarang berada di cafe gembira. Aku sudah menunggu Heven sejak pukul 7 malam tadi. Terhitung sudah setengah jam aku di sini. Seharusnya ia yang menungguku karena mengundangku. Bukan seperti sekarang yang malah sebaliknya.
Tadi sore Heven menelponku dan mengajak bertemu malam ini. Yang kudengar tadi ia ingin meluruskan permasalahku dengannya. Entah apa yang direncanakannya aku tak tahu.
Aku bangkit ingin kembali pulang. Namun, tiba-tiba Heven datang dan mengajakku kembali duduk.
"Sorry, Mir. Tadi nunggu Clara makanya agak lama." Ucapnya tenang.
"Clara?" tanyaku.
"Iya. Dia masih di depan. Ada urusan. Nanti ke sini."
Aku hanya diam. Yang pernah kudengar Clara adalah selingkuhan Heven denganku.
Ah, mengingatnya saja seperti merobek luka keringku. Sangat perih dan sakit. Bagaimana tidak? Orang yang kucintai selama kurang lebih empat tahun malah mengkhianatiku seperti itu?
"Sorry Hev, tadi mama telpon." Ucap seorang gadis seumuranku dengan terengah-engah sambil duduk di samping Heven.
"Iya. Mir, kenalin ini Clara. Pacarku sekarang. Dan Ra, kenalin ini Mira. Mantanku dulu." Ucap Heven bergantian menghadapku dan menghadap Clara.
Rasanya aku ingin menghilang sekarang juga. Apa ada seorang mantan pacar dikenalkan pada pacar hasil selingkuhannya? Muak sekali.
"Hev, katanya ada hal yang ingin dibicarakan. Apa emangnya?" tanyaku to the point.
"Ha? Langsung nih?"
"Iya. Gue mau pulang. Gue nggak mau jadi obat nyamuk di sini."
Bukannya menanggapi, Heven justru tersenyum.
Ah, melihat senyum itu rasanya aku ingin menangis. Senyum itu kini bukan untukku lagi. Untuk Clara, pacar barunya.
"Gue mau akhir kita baik. Gue mau kita jadi teman. Bukannya sebelum jadian kita juga temenan? Lo mau kan temenan sama gue?" tanyanya serius.
Aku membuang napas kesal.
"Iya." Tanpa basa-basi, aku langsung berdiri dan membawa diriku untuk pulang.
Di luar cafe ternyata hujan deras. Bersamaan dengan hujan, tangisku mulai muncul. Aku segera naik Grab mobil pesananku. Mulai malam ini, aku bertekad ingin menghilangkan kepingan-kepingan rasa terhadap Heven. Pasti bisa. Semoga saja.
**********
Setiap akhir bukanlah baik. Namun, dengan berakhirnya itu adalah hal terbaik.
—JAM
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA |Completed| ✔️
Teen Fiction[KEJORA] : |KEtika JOdoh bermuaRA| Ini bukanlah kisah duniaku. Tapi sepenggal cerita tentang hidupku. Ini cerita tentang aku yang tak mau terus-terusan berurusan dengan permainan hati yang terkunci. Aku ingin mencoba membuka hati itu dengan kunci ya...