[18] : |Dedek Gemes|

619 19 7
                                    

"Makasih, Dy!"

Aku melambaikan tangan pada Reddy setelah menjemputku berangkat sekolah bersama. Sebenarnya ia ingin mengantarkanku ke kelas, namun Pak Hadi—pembina OSIS—memanggil Reddy dan membuat rencana itu gagal.

Aku mengerucutkan bibir melihat punggung itu menjauh mengikuti Pak Hadi. Tapi suara sebuah motor yang baru datang membuatku terkejut.

Prisma memarkirkan motornya tepat di samping motor Reddy. Aku tetap diam di tempat. Pasalnya Prisma dengan seorang gadis yang merupakan adik kelas. Aku mengenali dia adik kelas karena melihat bet seragamnya.

"Makasih ya, Kak." Ucapnya malu-malu sambil turun dari jok belakang.

"Iya. Maaf ya tadi Kakak agak siang jemputnya, soalnya Kakak belum benerin jam bekernya." Jawab Prisma sambil melepas pengait helm yang berada di kepala adik kelas.

Aku berjalan pelan menuju koridor. Percuma menunggu Prisma jika ia saja tak melihatku.

"Kakak anter kamu ke kelas, ya?"

Percakapan itu semakin berlanjut di belakangku.

"Nggak usah, Kak. Rima sendiri aja."

"Hih! Gemesin banget kamu, dek!" Prisma mengucapkan hal tersebut seraya merusak tatanan rambut yang tergurai rapi. Aku tahu karena Rima kesal dengan Prisma karena merusak tatanan rambutnya.

Aku semakin cepat melangkah menuju kelas. Entah kenapa tidak suka saja melihat Prisma manis dengan adik kelas. Beberapa menit kemudian Prisma masuk kelas.

"Baby you light up my world like nobody else
The way that you flip your hair gets me overwhelmed
But when you smile at the ground it ain't hard to tell
You don't know, oh oh
You don't know you're beautiful."

Prisma masuk kelas berdendang ria sembari membenarkan earphone yang akan dipakainya.

Bahkan saat melewatiku hingga ia terduduk tak menyapaku. Padahal bangkuku berada di depannya. Aku langsung berdiri dan menarik earphone Prisma.

"Pris!"

"Eh, apaan?"

"Panggil gue!"

Endah dan beberapa siswa yang berada di kelas tertawa menanggapiku. Malu? Sangat.

"Mira...."

"Ish, nyebelin!"

Aku kembali duduk dan bermain ponsel sesukaku.

"Mir, lo kenapa sih?"

"Tauk! Bete gue!"

Prisma lalu memilih duduk di sampingku dan menatapku lekat-lekat.

"Gue tahu. Pasti lo cemburu ya lihat gue sama dedek gemes?" tebaknya sambil tersenyum jahil.

"Eh siapa juga?" balasku.

Jorgy datang di tengah-tengah keributan yang aku buat dengan Prisma. Ia duduk di atas meja dan mengeluarkan setumpuk roti sandwich di depanku.

"Mau?" tawarnya padaku dan Prisma.

"Lo nggak bisa lihat situasi ya?" omel Prisma.

"Justru itu gue tawarin kalian roti. Lo pasti belum sarapan kan Pris? Dan lo Mira bukannya lo emang doyan roti?" Setelah berkata seperti itu, Jorgy kembali ke bangkunya.

Aku langsung mengambil dua bungkus. Dan satu bungkusnya kuberikan pada Prisma. Namun Prisma menolak.

"Buat lo aja."

"Kenapa?"

Ia mendekat dan berbisik pelan di telingaku.

"Karena cemburu juga butuh asupan."

"Siapa juga?! Ngeselin deh!" aku berdiri dan keluar dari kelas. Mencari udara segar adalah pilihanku saat itu guna memperlancar degub jantungku.

**********

Bolehkan aku merutuki kebodohanku? Yang tak pernah melihatmu diam-diam membuatku cemburu.

—JAM

TBC

Aloo muanya!
Gimana kejoranya?
Btw, ceritanya keg gimana sih? Minta saran dongg  😁

Kalian dipihak mana nih???

1. Prisma—Mira

2. Reddy—Mira

3. Heven—Mira

Next part? Coming soon....

Awokawokawok  😂😂😂

KEJORA |Completed| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang